Celebrity
Penulis Hingga Sutradara

6 Feb 2015

Mindy memulai kariernya pada tahun 2003 dengan menulis naskah drama komedi teater Matt & Ben yang menceritakan persahabatan aktor Matt Damon dan Ben Affleck. Dalam pementasannya di New York, Mindy memerankan aktor tampan Ben.

Banyak yang mengkritisi penampilannya dengan mengatakan bahwa kesuksesannya hanyalah dikarenakan ia aktris berwajah Asia yang memerankan tokoh pria kulit putih, sehingga penonton otomatis akan menganggapnya lucu. Meski begitu, tak sedikit pula yang mengapresiasinya. Majalah Time bahkan menjuluki drama tersebut sebagai Top Ten Theatrical Events of The Year. 

Di tahun yang sama, ia hijrah ke Los Angeles dan diterima sebagai satu dari 8 staf penulis serial The Office. Kecerdasan dan kelucuannya yang alamiah tercermin tak hanya lewat tulisannya, tapi juga perilakunya sehari-hari. Tak heran jika kemudian ia diberi peran sebagai Kelly Kapoor.

    Sejak saat itu, kariernya di industri televisi dan film, baik itu sebagai penulis naskah, produser, maupun aktris, terus menanjak. Setelah sempat menyutradarai beberapa episode The Office, Universal Television mempromosikannya sebagai executive producer di season ke-8 serial tersebut. Namun, ia harus meninggalkan serial yang membesarkan namanya tersebut pada tahun 2012 untuk mengembangkan The Mindy Project.

    Memang, Hollywood memiliki banyak wanita yang menjadi kepala studio. Tapi, tak banyak yang memiliki dan menjalankan show-nya sendiri. Sayangnya, menjadi sama-sama wanita tak memberinya kemudahan ketika harus bernegosiasi dengan mereka.

    Namun, ia tidak menemui masalah itu ketika bekerja untuk The Office, di mana ia merupakan satu-satunya wanita di antara tujuh penulis pria. “Tapi, pria-pria ini sangat manis, berjiwa emansipasi, dan lebih feminis dibandingkan banyak teman wanita saya lainnya,” ujarnya. Karena itu, ketika ia memiliki kuasa penuh untuk rekrutmen di The Mindy Project, ia mempekerjakan banyak feminis seperti dirinya.

    Mindy merasa gusar jika ada orang yang merasa terintimidasi dengan keminoritasan atau ketidaksempurnaannya. Apalagi jika hal tersebut membuat mereka merasa bahwa mereka tidak bisa menjadi role model dan orang tidak pantas menjadikan mereka panutan.

    Menurutnya, itu adalah sikap yang tidak tepat. “Sangat penting bagi saya untuk menjadi panutan banyak orang. Khususnya gadis-gadis minoritas yang ingin melakukan apa yang ingin saya lakukan. Mungkin ini kesannya narsistik, tapi saya merasa ini sangat penting,” paparnya, lugas.

    Wanita yang pemikirannya sering disandingkan dengan Lena Dunham ini memang optimistis. Ia merasa, karakternya ini tumbuh berkat didikan kedua orang tuanya yang sangat mendukung ambisinya terhadap dunia komedi. “Saya datang dari keluarga ilmuwan, arsitek, dan dokter. Orang tua saya mengizinkan saya untuk melakukan hal yang tak seorang pun dalam keluarga saya selama beberapa generasi pernah lakukan,” jelas wanita yang pernah menikah dengan rekan kerjanya di The Office, BJ Novak, ini.

    Kedekatannya dengan orang tuanya, terutama almarhumah ibunya yang meninggal karena kanker pada tahun 2012, memang memberi pengaruh besar terhadap dirinya. Bahkan, profesi Mindy di The Mindy Project terinspirasi oleh mendiang ibunya yang juga seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi.

    Ia sadar betul, dunia hiburan bukanlah dunia penuh gemerlap yang hanya bisa menghadiahi popularitas dan kekayaan. Jika dilakukan dengan sepenuh hati, dunia ini bisa mengubah kehidupan banyak orang. Bagaimana seorang wanita minoritas bisa ‘terbang’ setinggi ini di panggung Hollywood?

     “Kunci utamanya adalah kepercayaan diri yang tinggi,” ujarnya singkat, dalam wawancara dengan Associated Press, di Sundance Festival, Januari lalu.

EKA


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?