Celebrity
Penasaran Aimee Berbuah Manis

12 Mar 2014


Rasa penasaran membuat Aimee Saras (30) kembali ke Indonesia. Padahal, total 13 tahun ia berdiam di negeri orang. Sejak usia 3 tahun, Aimee diboyong orang tuanya ke New York, USA. Sempat pulang saat masuk usia SD, namun ketika SMP, ayahnya, Prianto Tirto Prodjo, seorang bankir, kembali ditugaskan ke kota megapolitan itu. Masa remaja hingga kuliah pun ia habiskan di kota ini.

“Keputusan untuk kembali ke Indonesia itu mengejutkan banyak orang yang mengenal saya, bahkan saya sendiri. Sejujurnya, dulu memang tak pernah terpikir untuk kembali ke Indonesia. Saya sudah bisa hidup independen di sana. Merasa nyaman juga, apalagi saya sudah menjadi resident di sana,” aku Aimee.
   
Di kota ini pula Aimee menemukan dan menumbuhkan kecintaannya pada dunia musik dan teater musikal. Jika anak-anak lain didorong ikut pelajaran melukis atau craft, Aimee justru didorong ibunya, Krisdinah Prianto, ikut kelas paduan suara dan drama. Gayung bersambut, karena Aimee kecil memang terpukau teater musikal gara-gara menonton pertunjukan musikal Phantom of The Opera dan Wizard of Oz.

Kesenangan Aimee tampil juga didukung guru-guru di sekolahnya. Sehingga, boleh dibilang tak ada pertunjukan sekolah tanpa kehadiran dirinya. Ia pun ikut pertunjukan di luar sekolah, seperti Forest Hills Big Band Orchestra, Harlem Gospel Choir serta Kantor Kedutaan dan Konsulat Indonesia di New York.
   
Namun, untuk kuliah, musik dan teater ternyata bukan favorit orang tuanya. “Ironis memang. Saya didorong  giat berkesenian, tapi dukungan mandek jika kuliah di area kesenian,” ujar Aimee. Namun, Aimee memahami pemikiran orang tuanya. Kebetulan dia pun menyukai dunia media.
   
Maka, ketika kewajiban kuliahnya usai, barulah Aimee menuntaskan ambisi pribadinya untuk berkesenian. Ia mengambil program intensif teater musikal di Marymount Manhattan College di New York. Di tempat itu juga, Jane Lynch, pemeran Sue Sylvester dalam seri musikal Glee, melatih diri.

Orang tuanya tak menentang keinginan itu, meski bukan berarti mendukung. Aimee pun berupaya sendiri menutup biaya kursusnya yang tergolong mahal. “Saya menjadi  bartender, waitress dan apa pun pekerjaan yang memberikan uang cepat, tapi bisa memberikan waktu fleksibel untuk kursus. Demi penghematan, menu makan saya tergolong ‘asal’ waktu itu. Yang penting kenyang,” ujarnya.

Di saat ikut kursus inilah Aimee menyadari teater musikal bukan hal mudah. “Kita harus perfect untuk menari, akting dan menyanyi. Tak hanya itu, kita pun harus menarik perhatian audiensi. Ini pekerjaan multitasking paling menantang,” ujarnya.
   
Tantangan di teater musikal justru mendorongnya untuk ikut audisi teater musikal off Broadway, Miss Saigon, yang pernah diperankan Lea Solonga di Richard Perry Theater, off-Broadway production. Off Broadway merupakan sebutan yang merujuk pada arena pertunjukan di New York dengan kapasitas penonton yang lebih kecil ketimbang Broadway. Meski demikian, peminat audisi ini cukup tinggi. Aimee beruntung, ia berhasil lolos, bahkan menjadi understudy (pemeran cadangan bagi pemeran utama) Gigi.

Dalam lima hari pementasan, ia sempat satu kali pentas sebagai Gigi, sementara sisanya bermain dance ensemble. Selain Miss Saigon, bersama murid-murid Marymount Manhattan College lainnya, ia turut mementaskan If You Really Knew Me.
   
Bukannya berjuang menembus Broadway, Aimee justru pulang kampung. Bujukan sepupunya, Fitri Krisnawati, menggiring Aimee pulang, selain faktor kangen kepada keluarga. Memang, sejak usia 17, Aimee sudah tinggal sendiri di AS, karena ayahnya selesai bertugas. Ia pun jarang pulang ke Indonesia.  

Fitrilah yang meyakinkan Aimee bahwa dunia seni di Indonesia sudah berbeda. Jauh lebih menarik dan menantang. Akhirnya, Aimee pulang ke tanah air. “Saya gambling saja. Jika mendapat pekerjaan yang disuka, saya akan stay. Jika tidak, ya, saya balik lagi,” ujarnya, santai.
   
Walaupun tanpa harapan muluk, gadis yang selalu mengatakan leave it to the universe untuk apa pun langkah kehidupannya ini justru menemukan banyak peluang pekerjaan. “Awalnya memang tak mudah, karena saya mengalami kesulitan bahasa dan pergaulan. Tapi kemudian saya bisa eksis di radio. Lalu, dari iseng daftar lewat Twitter, saya bisa menjadi pemeran utama Onrop!. Selanjutnya, semua pun bergulir. Thanks to the universe,” katanya. (f) 



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?