Celebrity
Paduan Solid Cinta Instan

11 Mar 2012

Prabunindya Revta Revolusi (31), sosok ganteng anchor news Metro TV ini tidak menyangka, gadis impiannya untuk dijadikan pasangan seumur hidup, bisa datang begitu cepat. Berawal dari melihat sosok aktris sinetron Zee zee Fauziah Shahab (23), di sinetron Mariam Mikrolet, hatinya langsung terpikat. Tapi, butuh waktu baginya untuk berkenalan dan bertemu. Meski tersendat di awal, cinta mereka berkembang cepat dan berujung pada pernikahan.

Makanan pembuka perkenalan

Butuh waktu bagi Prabu untuk berkenalan dengan Zee. Peluang berkenalan terbuka, gara-gara ia diundang bergabung di sebuah grup blackberry messenger (BBM) dengan Zee salah satu anggotanya. Tak menyia-nyiakan kesempatan, Prabu pun mengajukan permintaan untuk berteman dengan Zee di BBM. Langsung diterimakah? Ternyata, Prabu harus gemas menunggu beberapa hari agar request ini diterima oleh Zee.
“Saya tidak biasa asal menerima request blackberry dari orang yang tidak betul-betul saya kenal. Saya tahu Prabu seorang presenter Metro TV, tapi kami tidak pernah berkenalan langsung,” ungkap Zee, beralasan. Lambatnya respons Zee  membuat Prabu gelisah dan nyaris geram. “Saya sempat cerita kepada rekan siaran saya, Tommy Tjokro, bahwa request saya untuk Zee di-pending terus. ‘Jual mahal banget dia,’ keluh saya, waktu itu,” katanya. Ketika akhirnya di-approved setelah 3 hari kemudian, Prabu tak bisa menutup rasa senangnya. ”Saya sontak laporan kepada Tommy, padahal saat itu sedang siaran,” lanjut Prabu,  berbinar-binar.
Namun, perkenalan keduanya tidak bermula  di situ. Setelah nama Zee ada di contact list-nya, Prabu gencar mencari tahu soal Zee. Ia akhirnya mengetahui, ternyata Zee sering tampil sebagai salah satu host di acara Democrazy di Metro TV juga. Ia pun googling soal Zee. Semasa mengumpulkan informasi ini Prabu menahan diri untuk tidak mengirim BBM kepada Zee. Setelah info terkumpul beberapa hari kemudian, barulah ia menegur Zee, dan dibalas singkat: “Hi, Kak!”
Prabu selalu membuka pembicaraan dengan menyapa selamat pagi, atau menanyakan menu sarapan atau makan siang. Jawaban Zee konsisten, singkat dan terkesan dingin. Geregetan dengan sikap acuh tak acuh Zee, Prabu ganti taktik: ia mendiamkannya. Strategi berhasil. Setelah 3 hari tak ditegur, Zee menegurnya lebih dulu, “Hi, Kak. Lunch apa?”
Sapaan singkat itu seolah amunisi bagi Prabu untuk melancarkan serangan baru. Dari pembicaraan hobi kuliner dan info jajanan, pembicaraan mengalir ke soal cerita keseharian mereka. Namun, baru sebulan kemudian mereka bertemu. Itu pun tidak direncanakan. Hari itu, di 811 show, acara yang menjadikan dirinya host, Prabu demo membuat pancake. Tak dinyana, Zee menonton acara ini dan mengirim BBM: “Mau, dong, pancake-nya!”
Ia pun tak menolak ketika Prabu ingin mengantarkan pancake ke kampus Zee di Trisakti. Usai siaran, Prabu bergegas ke kampus Zee. Menyadari ini pertemuan pertama mereka,  Prabu mempersiapkan segalanya. Bukan hanya pancake dibungkus cantik, ia pun menyiapkan lagu pilihan di mobilnya. Mengantar pancake ternyata memang berujung pada makan di sebuah restoran. Selama 2 jam di pertemuan pertama itu, mereka langsung klop. Sesudahnya, mereka mampir ke toko buku, dan Prabu membelikan Zee buku The Secret, yang jadi salah satu pokok pembicaraan mereka.
    Keesokan hari, tak disangka, giliran Zee memberi perhatian ekstra. “Saya mau ke kantormu, mau bawain makan siang,” begitu BBM Zee, yang jelas saja membuat hati Prabu berbunga-bunga. Saling mengirim BBM yang kian menjurus  pada  perasaan satu sama lain pun terjadi. Bahkan, empat hari kemudian, Zee mengenalkan Prabu kepada ibu dan adiknya di sebuah resto di Ancol. “Ibu dan adik Zee, orangnya   asyik banget. Mereka juga tampaknya langsung menerima saya,” tutur Prabu.

Omelette berujung lamaran
Lampu hijau dari ibunda Zee membuat Prabu  makin gamblang mengungkapkan rasa sayangnya kepada Zee. Namun, ungkapan itu tak dibalas spontan oleh Zee.  “Tidak mudah bagi saya mengucapkan kata sayang atau kangen. Jadi, saya hanya membalas dengan senyum,” papar Zee.  Menyadari sifat lempeng dari Zee, Prabu tidak berkecil hati. “Biarkan tugas saya untuk mengungkapkan isi hati. Jika Zee sudah merasakan hal yang sama, ia tinggal membalasnya.”
Resminya hubungan mereka juga tidak ditandai dengan hari jadi atau pernyataan cinta. “Saya bukan wanita yang senang dirayu. Lebih baik mencoba menjalani saja hubungan yang ada,” papar mahasiswi fakultas hukum ini. Sementara itu, kebiasaan Prabu mengirimkan foto   hasil masakannya via BBM, terus berlanjut.
Suatu pagi, Prabu mengirimkan foto masakan omelette. “Mau, dong, omelette-nya,” respons Zee pada foto itu. Lantas Prabu membalas, ”Nanti kalau kamu sudah jadi istri, pasti saya masak untukmu setiap hari!”
Tak dinyana, jawaban ringan dari Prabu itu dibalas lebih serius oleh Zee, “Ya sudah, kalau begitu lamar saya!” Tentu saja Prabu terperangah atas jawaban tersebut, dan menantangnya untuk meminta keseriusan kekasihnya itu. Apa jawaban Zee? “Siapa takut!”  
‘Insiden’ omelette menjadi awal pembahasan detail rencana lamaran, pernikahan, dan saling mencocokkan visi misi untuk membangun rumah tangga mereka. Nyatanya, bayangan tentang kehidupan pernikahan Zee dan Prabu nyambung. Kalaupun ada perbedaan, justru melengkapi. “Saya tidak terlalu memikirkan latar belakang keluarga Prabu, ataupun masa lalu Prabu. Yang saya yakin, saya ingin membina rumah tangga dengannya, untuk membangun masa depan bersama-sama. Kedekatan yang hanya hitungan bulan juga tak masalah. Apalagi keluarga, terutama Mama, mendukung,” kata Zee, tegas.

Nyaman di tengah keluarga istri
Usia Zee yang terhitung muda juga tak jadi halangan untuk menikah. Sebagian besar keluarganya, bahkan sang ibu, menikah di usia 21. “Mama begitu bahagia hingga matanya berkaca-kaca ketika Prabu mengungkapkan rencana kami untuk menikah,” ungkap Zee.
Keduanya pun resmi menikah di Hotel Akmani, Jakarta, pada 11November 2011. Bila  pengantin baru banyak menemukan konflik dalam menyesuaikan beberapa sifat asli setelah menikah, tidak demikian dengan  Zee dan Prabu. “Selama pacaran, saya meminta izin kepada Prabu untuk memperlihatkan sisi jelek sifat saya, seperti cuek, tidak romantis dan pelupa,” ungkap Zee.  
Sementara bagi Prabu, sosok Zee sebagai istri melebihi ekspektasinya. “Saya tipe pria yang senang melayani wanita. Saya senang memasak untuk istri saya, mengambilkan minum, dan membawakan barangnya. Tapi, Zee meminta saya untuk tidak melakukan itu, karena ia ingin melayani saya,” tutur Prabu, sambil  menatap mesra istrinya. Prabu pun terkesan atas kerelaan Zee bangun lebih awal untuk menyediakan teh manis di pagi hari, menyiapkan baju kerja, hingga menyemir sepatu kantor. Jika Prabu terlambat pulang kantor, Zee rela menunggunya untuk makan malam bersama. Padahal, Prabu tidak pernah memintanya. “Zee bahkan selalu tidur di sofa, jika saya lembur. Begitu saya pulang, ia baru pindah ke kamar. Hal-hal kecil seperti itu membuat saya merasa ditinggikan,” kata Prabu, bangga.
“Semua kebiasaan itu saya tiru dari pengabdian Mama kepada  Papa. Sadar bahwa saya tidak bisa memberikan kejutan romantis, atau perhatian supermanis, maka saya mengupayakan kebiasaan tersebut setiap hari. Harapannya, Prabu akan selalu  rindu, jika saya tidak mengerjakannya,” ungkap Zee, tersenyum.
Tinggal di rumah orang tua Zee  tidak membuat hubungan pernikahan Prabu dan Zee terganggu. “Ketiga adik saya, Sarah (20), Ayu (19), dan Anisa (17) justru sekarang lebih dekat dengan Prabu, dan lebih sering membelanya, jika kami bercanda di meja makan,” tutur Zee, anak pertama dari 4 bersaudara. Prabu pun tidak merasa ruang geraknya jadi terbatas. Justru ia bersyukur, di tengah masa kehamilan Zee yang memasuki minggu ke-9, ada keluarga Zee setiap harinya. “Anak kami merupakan cucu pertama dari kedua belah pihak. Karenanya, saya ingin ia memperoleh perhatian spesial dengan berada di tengah keluarga besarnya,” ungkap Prabu.
Soal karier, Prabu mengaku sejak pacaran dulu ia ingin Zee menjadi sosok yang lebih baik dan lebih istimewa lagi. Karenanya, tidak ada pembatasan karier, bahkan setelah nanti anak mereka lahir. “Zee seorang wanita yang dewasa. Ia pasti tahu cara membagi waktu untuk kebaikan dirinya, saya,  dan anak kami kelak,” kata Prabu yakin, sambil menatap sayang istrinya.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?