Celebrity
Mila Kunis, Turun 10 Kilo Demi Jadi Balerina

22 Jun 2011

Mila Kunis. Namanya saja bisa membuat orang penasaran. Rasa penasaran yang sepadan bila kita melihat sosoknya. Tubuhnya tak terlalu tinggi, namun wajahnya tak terlupakan.

Keindahan gadis 27 tahun ini tidak berhenti pada ragawinya. Tanpa banyak basa-basi, aktingnya sebagai Lily, balerina berkarakter bebas dalam Black Swan, membuatnya melejit ke jajaran artis kelas atas Hollywood. Peran itu juga mengantarnya sebagai nomine Golden Globe.

Mungkin tak banyak yang tahu, peran sebagai Lily itu didapatnya tanpa audisi. Sutradara Black Swan, Darren Aronofsky, memintanya bergabung dalam proyek besar itu hanya lewat Skype.

“Saya benar-benar shocked. Ini pertama kalinya bermain film tanpa ikut audisi,” kata Mila. Namun, karena takut Darren akan berpikir ulang, Mila tak berani menanyakan alasan di balik keputusan itu.

“Saya bukan penari. Saya tidak menyangka, menjadi penari balet sangat menguras energi dan emosi,” katanya. Selama 6 bulan sebelum produksi film dimulai, Mila dan Natalie memang harus bekerja ekstra keras untuk belajar menari. “Kami harus masuk kelas latihan tari setiap hari selama 4-5 jam nonstop. Untuk melatih stamina, kami latihan renang. Kemudian, kurang lebih 2 bulan sebelum syuting dimulai, latihan kami ditambah dengan koreografi. Kalau dihitung-hitung, setiap hari kami berlatih selama 8 jam,” katanya.

Agar tubuh indahnya terbentuk bak tubuh ideal penari yang superlangsing, Mila harus menjalani diet ketat. Setidaknya, sebelum syuting dimulai, 10 kg lemak tubuhnya harus dikikis habis.

“Saya menjalani diet 1.200 kalori per hari. Tidak ada pantangan jenis makanan, sih. Asal sehari jumlahnya tak melebihi takaran yang ditentukan,” katanya. Selain harus rela kelaparan, ia juga tidak bisa hang out dengan teman-temannya serta harus menjauhi alkohol.

Meski sering tersiksa karena harus kelaparan di tengah latihan berat, Mila tak merasa sengsara. “Hari-hari itu memang sangat berat, tapi saya tidak akan mau menukarnya dengan apa pun. Kapan lagi saya bisa turun 10 kg dan bisa bekerja sama dengan orang-orang brilian dalam sebuah film keren?” katanya, dengan binar mata memesona.

Selama menjalani produksi film ini, Mila tersadar, menjadi balerina berarti harus berani menghadapi tuntutan keras secara fisik dan mental. Di atas panggung, balet terlihat seksi, namun ada keringat yang terperas habis. “Selama 3 bulan saya harus berdiri tegak. Sungguh tak mudah, karena bentuk sepatu balet yang sangat datar. Saya harus belajar menempatkan posisi lengan yang memungkinkan jemari bisa terus bergerak selama menari.”

Hal-hal detail itu menyadarkan Mila mengapa balerina sering menderita eating disorders dan obsessive behavior, seperti yang dialami si tokoh utama, Nina. “Balet menuntut banyak ritual yang mesti dijalankan, seperti menjalankan perintah agama. Yang paling menyedihkan, di berbagai industri, wanita selalu didorong tampil sempurna. Entah itu menjadi kurus atau harus cantik. Itulah yang terjadi di masyarakat kita saat ini,” katanya.

Fatimah Mahdi





 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?