Celebrity
Menemukan Cinta Di Tulehu

17 Sep 2014

Kulit gelap, rambut ikal, dan tubuh semampai, membuat Shafira Umm (29) terlihat berbeda dari kebanyakan presenter televisi lainnya. Dengan modal penampilan yang unik tersebut, kiprahnya di dunia hiburan pun kian terbuka lebar. Tapi, bukan hanya soal penampilan, di luar kemampuan presenting, ia juga punya bakat akting yang layak diperhitungkan.  

Menemukan Cinta Di Tulehu
Hapsa, seorang wanita Ambon bertubuh kurus, tengah memandang lekat pada sosok pria yang sedang sibuk melatih anak-anak bermain sepak bola. Gurat kecewa tampak di wajah Hapsa kala menatap pria yang tak lain adalah suaminya itu. Kerusuhan yang terjadi akibat konflik agama di tanah Maluku, memang telah membuat suaminya kehilangan pekerjaan sebagai tukang ojek. Hingga akhirnya memilih menjadi pelatih sepak bola.
Bisa dibayangkan, bukannya menambah penghasilan, pekerjaan sebagai pelatih sepak bola justru memperburuk kondisi keuangan mereka. Tapi, sebagai istri dan ibu dari 2 anak, Hapsa berusaha menerima keadaan dan berupaya menyadarkan suaminya demi mempertahankan keutuhan keluarga.
   
Itulah sepenggal lakon Hapsa dalam film Cahaya Dari Timur: Beta Maluku yang diperankan dengan apik oleh Shafira. Meski baru pertama kali bermain film, akting wanita kelahiran 2 Desember 1984 ini sebagai Hapsa, istri pelatih sepak bola Sani Tawainella, tak bisa dipandang sebelah mata. Akting Safira pun dianggap mampu mengimbangi Chicco Jerikho, lawan mainnya yang lebih senior dalam berakting.

Bermodal warna kulitnya yang gelap dengan rambut panjang keriting tergerai, Shafira memang merepresentasikan penampilan wanita asli Maluku. Meski begitu, Shafira tak ingin main-main saat terlibat dalam film garapan Angga Dwimas Sasongko ini. Sebagai pendatang baru, ia melakukan persiapan total sebelum proses syuting. Mulai dari belajar akting selama 4 bulan di bawah bimbingan para acting coach, sulung dari dua bersaudara ini juga menetap selama satu bulan di Tulehu, Maluku dan membaur dengan warga. Ia juga belajar langsung  bahasa dan dialek Tulehu dari masyarakat setempat.
“Karena ini film biopic, saya harus mengenal sosok Hapsa terlebih dahulu. Makanya, sebelum syuting dimulai saya terlebih dahulu melakukan.observasi dan mendalami karakter tokoh aslinya,” terang wanita yang mengaku banyak mendapat masukan soal akting dari aktris senior Jajang C. Noer.
   
Mendalami peran sebagai Hapsa, Shafira mengaku terinspirasi dengan karakternya sebagai wanita yang tangguh dan pemberani. Meski tinggal di daerah rawan konflik agama dan harus mendampingi suami yang keras kepala, Hapsa tetap bersikeras menomorsatukan keluarga. Sekalipun sang suami sempat mengabaikan dirinya dan anak-anak mereka, Hapsa tak putus asa dan melakukan beragam cara agar keluarganya tetap utuh.

“Suami Hapsa ‘kan ngotot banget menjadikan sepakbola sebagai alat perdamaian antaragama di Ambon, hingga ia sibuk sendiri mengurus anak orang lain dan agak melalaikan keluarga. Sebagai istri, Hapsa tak pernah lelah mengingatkan suaminya agar fokus juga dengan keluarga, sekalipun harus mengurusi kesebelasan sepakbola. Di situlah mental dan ketangguhan Hapsa sebagai wanita diuji,” ungkap wanita yang mengaku sangat dekat dengan keluarganya ini.
   
Selama satu bulan menetap di Tulehu dan menjalani kehidupan layaknya masyarakat setempat, Shafira mengaku menemukan kedamaian sesungguhnya. Di luar kegiatan syuting, wanita supel ini lebih senang menghabiskan waktunya untuk ngobrol santai dengan masyarakat. Dan, hal inilah yang membuat dirinya makin jatuh hati pada Maluku.
“Bukan hanya tempatnya yang indah, masyarakat Maluku juga sangat terbuka, bertoleransi tinggi, dan tulus dalam berteman. Saya menemukan kebahagiaan yang sederhana di sana,” katanya, antusias.  

Usai membintangi film yang diproduseri Glenn Fredly itu, sosok Shafira kian identik dengan Ambon. Tak sedikit pula orang yang menyangka wanita kelahiran Jakarta ini punya darah Maluku. “Jujur saja, ayah dan ibu saya orang Arab. Tak ada darah Maluku sama sekali. Tapi, karena seringkali dikira orang Ambon, saya sekarang suka bercanda mengaku sebagai orang Tulehu,” ujar wanita yang dianugerahi gelar Duta Pariwisata Ambon oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, sejak Juni lalu.

“Suatu kehormatan bagi saya dan Chicco dipilih jadi Duta Pariwisata kota Ambon. Tugas kami menjadi Nyong dan Nona Ambon yang mempromosikan aktivitas sosial, pemerintahan, dan potensi wisata Ambon, melalui film yang kami bintangi,” tambah wanita yang menyempatkan diri menjadi guru baca – tulis untuk anak-anak Tulehu di sela-sela kegiatan syutingnya ini, bangga.

RIZKA AZIZAH




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?