Celebrity
Martha Dan Sang Sutradara

18 Dec 2014


Selama dua dekade ini, dunia hiburan seolah tidak diberi waktu ‘istirahat’ dari kejayaan para wanita Olsen, Mary-Kate dan Ashley, yang menjadi idola jutaan gadis-gadis remaja dunia sejak akhir ‘80-an hingga awal 2000. Sama-sama memiliki ambisi untuk menunjukkan prestasi seperti kedua kakaknya, Elizabeth Olsen (25) mulai memantapkan kariernya di Hollywood di usia yang lebih dewasa. Salah satu yang sedang ditunggu-tunggu adalah perannya sebagai Scarlett Witch di The Avengers: Age of Ultron (2015).

MARTHA DAN SANG SUTRADARA
Tadinya, tidak banyak yang mengetahui keberadaan gadis cantik bernama lengkap Elizabeth Chase Olsen ini. Hingga akhirnya, ia bermain di salah satu film fantasi terbesar tahun ini, yaitu Godzilla. Di sana ia bermain sebagai seorang perawat yang cemas akan keterlibatan suaminya dalam penyelidikan sang monster legendaris itu. Kebetulan, yang bermain menjadi suaminya adalah lawan main Elizabeth di tiga film berbeda, yaitu Aaron Taylor-Johnson.

Seolah ingin membentuk jati dirinya sendiri, Elizabeth tadinya cenderung memilih film independen sebagai debutnya di dunia hiburan, dan strateginya tidak sia-sia. Mata kritikus film tertuju kepadanya ketika berakting dalam Martha Marcy May Marlene (2011), sebuah film yang menceritakan seorang wanita penderita trauma dan paranoia setelah melepaskan diri dari sebuah kelompok rahasia yang sadis dan kembali ke keluarganya.
Film ini adalah debut Sean Durkin sebagai sutradara dan penulis film features. Untuk memberikan kesan segar, ia menginginkan seorang aktris yang belum terkenal untuk memerankan sang tokoh utama. Ketika sedang mengadakan audisi terbuka, ia melihat kemampuan akting Elizabeth dan langsung ‘jatuh cinta’.

“Saya melihat seorang gadis yang berakting tanpa berusaha keras, seolah semua dilakukannya secara alami. Ketika ia mulai membaca dialognya, saya bisa melihat emosi yang saya inginkan untuk Martha melalui caranya membaca dan ekspresi yang sesuai di matanya yang indah,” puji Sean.

Film drama thriller ini meraih banyak pujian di berbagai festival film independen bergengsi tahun itu, seperti di Sundance, Cannes, dan Toronto. Tak hanya sang sutradara yang dipuji oleh para kritikus film, sang leading lady pun menuai banyak nominasi berbagai penghargaan film atas debutnya sebagai Martha di film ini, dan tak sedikit pula yang dimenangkannya.

Kontras dengan perannya yang kompleks dan berani di Martha, Elizabeth, atau yang biasa dipanggil Lizzie, bukan tipe aktris muda yang memuja dunia gemerlap selebritas. Ketika menyaksikan premier film debutnya, ia sempat merasa kurang nyaman dan malah grogi.
“Ketika pertama kali menyaksikan Martha di dalam satu studio dengan banyak penonton, saya hanya bisa duduk serendah mungkin di kursi saya, berharap penonton yang lain tidak mengenali saya,” kata Lizzie, menceritakan pengalaman pertamanya di Sundance. “Memang terasa aneh melihat diri sendiri di film. Tetapi, jujur saja, saya tidak tahu seperti apa karier saya sekarang tanpa Martha.” (f)




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?