Celebrity
LINDSAY LOHAN: MENATAP MASA DEPAN

27 Dec 2013

Dahulu, bintangnya luar biasa terang. Di usia belia, Lindsay Lohan (27) telah mencicipi popularitas Hollywood. Namun, di usia kurang dari 20, dia tertangkap basah menyimpan kokain di mobilnya. Sejak itu, drama hidupnya menjadi ‘santapan’ paparazzi. Enam kali masuk rehabilitasi, dua kali mendekam di penjara membuat ia ‘kaya’ pengalaman hidup. Setelah keluar dari rehabilitasi yang ke-6, gadis extraordinary ini siap menyambut hidup baru. 

MENATAP MASA DEPAN
Sebenarnya, di tahun 2008, sejak keluar dari rehabilitasi kedua, Lindsay sudah ingin bertobat dan memulai hidup baru. Ia terlihat aktif menulis blog. Dengan cerdas menulis beberapa topik seperti profil Sarah Palin, hak-hak wanita untuk aborsi, hak-hak kaum gay, dan dukungannya kepada Presiden Obama. Aktris yang pernah meraih MTV Movie Award for Best Breakthrough Female ingin kembali ‘hadir’ di dunia dengan aktif di ranah online.

“Saya juga memiliki perasaan dan pemikiran, termasuk tentang politik. Menulis blog adalah cara untuk tetap berhubungan dengan dunia luar. Saya tak ingin orang berpikir otak saya ‘kosong’,” jelas penggemar aktris Merryl Streep ini.

Kini, setelah melewati rehabilitasi ke-6, gadis pirang ini pun memutuskan berdamai dengan masa lalunya dan berani melihat masa depan. Dalam wawancara bersama Pier Morgan ia secara jujur mengatakan, “Saya tidak pernah menyesal. Segala hal yang sudah saya lakukan, termasuk kesalahan yang saya perbuat, saya akan mengubahnya. Jujur, saya tidak pernah menyesalinya, karena saya belajar dari kesalahan tersebut,” jelas wanita yang mengawali karier sebagai model iklan Pizza Hut ini.     

Lindsay menuturkan, popularitas yang selama ini diraih sama memabukkannya dengan pengaruh obat-obatan. Ia kemudian terus terang membuka alasan, bahwa ketergantungannya pada alkohol dan narkoba sangat dipengaruhi oleh tindakan ayahnya. “Ayah pecandu alkohol dan kokain, ia tak pernah berubah. Saya tetap harus menerimanya sebagai ayah saya. Namun, ia selalu membuat segala hal kacau dan terus memanfaatkan saya. Ia membuat hidup saya gila,” terangnya.

Diakui Lindsay, ayahnya tidak pernah melakukan kekerasan kepadanya. Namun, suatu ketika, ia pernah melihat ayahnya melempar remote TV ke kepala adiknya, Dakota Lohan, di depan matanya. Kejadian tersebut membekas di ingatannya.

Lindsay makin membenci sang ayah ketika ia mengetahui perselingkuhan ayahnya dengan wanita lain. Saat itu, ayahnya menghilang selama lima hari. Ketika Lindsay pergi ke rumah neneknya, ia melihat ayahnya berada di kolam renang bersama wanita lain. Ia marah, namun dipendamnya. Ia tak berani memberi tahu kejadian itu kepada ibunya.

“Saya sangat depresi, hidup saya tak pernah tenang. Ini membuat saya harus menjalani terapi di umur 13 tahun. Saya hanya ingin bicara dengan orang lain, namun tak ingin membebani Ibu,” jelasnya.

Lindsay sangat marah kepada ayahnya ketika ayahnya merekam pertengkaran Lindsay dan ibunya, dan menjualnya kepada media. “Ibu dan saya tak pernah bertengkar, itu hanya perdebatan anak dan ibu. Namun, dengan kejadian Ayah merekam perdebatan itu dan memberikannya kepada media, ini sangat menyakitkan hati saya,”  ujar wanita berambut pirang ini. 

Meski  hal terburuk dalam hidupnya justru berawal dari ayahnya, Lindsay anak pemaaf. Ia tidak menyalahkan ayahnya atas kejadian yang menimpanya. “Saya tidak menyalahkan siapa pun kecuali saya sendiri. Saya hanya tidak ingin dia ada di kehidupan saya, karena ia selalu menyebabkan kekacauan,” jelasnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Lindsay dalam wawancara dengan Oprah Winfrey, awal Agustus lalu. “Banyak pihak menyalahkan orang tua saya, namun saya paham orang tua ingin anaknya mandiri. Orang tua tidak bertanggung jawab atas pilihan buruk anaknya,” ungkapnya, bijak.

Ia menyebutkan bahwa masuk penjara dan rehabilitasi sudah menjadi bagian dari hidupnya. “Dikelilingi masalah seperti ini justru membuat saya nyaman. Terkadang saya memang merasa ingin masuk penjara,” ujar Lindsay kepada Oprah.  

Bagi Lindsay, syuting filmlah yang membuat hidupnya bahagia. “Ini semacam terapi untuk saya Saya," ungkap perain Young Artist Award in Feature Film di film Parent Trap ini.

"Saya siap fokus dan berkerja keras. Saya ingin membuktikan saya bisa! Saya harus mendapatkan kembali kepercayaan publik dan membangun karier saya lagi,” ungkapnya, bersemangat.

Keseriusannya berakting diungkapkan dalam karya. Bulan Agustus lalu, ia merilis film barunya, The Canyons, yang disutradarai Paul Schrader. Di film erotic drama ini ia tak hanya berakting, namun bertindak sebagai co-producer.

Film low-budget ini dibuat dengan sistem crowdfunding. Dari Proyek ini, Lindsay menerima 100 dolar AS (Rp1 juta) per hari dan membagi keuntungan dari film ini kepada para pendonasi.

Baginya, semua yang ia lakukan adalah proses pendewasaan yang sering kali harus melewati berbagai kekacauan. “Saya tidak memiliki hak untuk komplain agar tidak dibuntuti kamera atau pemberitaan buruk tentang saya. Kini, jika ada pembicaraan seputar saya, hanyalah tentang rencana saya di masa depan,” ujarnya, optimistis.

Daria Rani Gumulya


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?