Celebrity
Krisis Melanda Bisnis Shane Filan

2 Jul 2015

Berkat ketenaran boyband Westlife di seluruh dunia, nama Shane Steven Filan (35) meroket ketika usianya baru 20 tahun. Belasan tahun bergelimang kemewahan sebagai seorang bintang pop, hidupnya seketika terpuruk tak lama setelah konser perpisahan Westlife, ketika ia dinyatakan bangkrut pada Juni 2012.

Ketika itu, bisnis properti yang dirintisnya bersama sang kakak, Finbar, karam diterjang krisis keuangan global. Niatnya mengembangkan lahan di kampung halamannya di Sligo, Irlandia, berujung pada utang bank sebesar 18 juta poundsterling, atau sekitar Rp365 miliar, yang tak sanggup dilunasinya. Padahal, mulanya Shane justru berniat menyandarkan penghidupannya pada bisnis tersebut, bila suatu saat Westlife tak lagi eksis.
   
“Semuanya lenyap: rumah, mobil, semua uang saya. Saya menangis habis-habisan,” tulis Shane dalam autobiografinya, My Side of Life. Bahkan, ketika putranya meminta dibelikan mainan seharga Rp600.000, pria yang sebelumnya berpenghasilan hingga puluhan miliar rupiah setahun ini terpaksa berkata bahwa barang itu terlalu mahal.
   
Shane mengaku beruntung, selama masa-masa sulit itu, sang istri, Gillian, setia mendampinginya. “Kita bisa tinggal di rumah kardus, jika memang harus,” kenang Shane, mengulang kata-kata Gillian saat menanggapi kemungkinan mereka akan kehilangan segalanya, termasuk rumah. Bahkan, Gillian mengakui bahwa kebangkrutan Shane justru membuat pernikahan mereka  makin kuat.

Louis Walsh, mantan manajer Westlife, tak ketinggalan memberi dukungan. Dialah yang membantu Shane mendapatkan kontrak album solo dan tur keliling dunia. Maka, Everything to Me, single pertama dari album You and Me yang dirilis November 2013, pun didedikasikan Shane untuk mengungkapkan rasa syukur dan cintanya kepada Gillian. Curahan hati Shane disambut hangat oleh penggemarnya di berbagai negara, membuat kariernya kembali menanjak.
   
Sementara itu, tak ingin membiarkan dirinya dikungkung kenangan buruk, akhir tahun lalu Shane memboyong keluarganya kembali ke Sligo, setelah membeli sebuah rumah di kota masa kecilnya itu. Bahkan, ketiga anak mereka, Nicole Rose (9), Patrick Michael (6), dan Shane Peter (5), akan bersekolah di sana. Rasa rindu rumahlah yang membuat Shane pulang, meski di kota itu pulalah tragedi kebangkrutannya dimulai.
  
“Selama beberapa tahun belakangan, saya banyak menghabiskan waktu dalam kekhawatiran. Namun sekarang, saya berpikiran lebih positif dan bisa berkata, ‘Jika hal ini tidak berhasil, saya akan mencari hal yang lain,’” ujarnya, optimistis. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?