Celebrity
Kirstie Alley: Usia Bukan Penghalang

7 Jul 2013


Aktris berdarah Irlandia ini melangkah dengan penuh percaya diri di catwalk New York Fashion Week 2011. Gaun rancangan Zang Toi biru membungkus tubuhnya yang ramping. Itu adalah penampilan perdana Kirstie dengan ‘tubuh’ yang baru. Sukses ‘memangkas’ lebih dari 50 kg lemak di tubuhnya, Kirstie mengaku bahwa ia merasa jauh lebih baik dan menikmati hidup.

Tapi, ini bukan pertama kalinya Kirstie berhasil memperoleh bentuk tubuh idaman. Tahun 2006, ia muncul di Oprah Show dalam bikini seksi, setelah berhasil menyingkirkan 35 kg kelebihan berat badannya. Namun, tahun 2008,  bobot tubuhnya kembali seperti semula.
Meski begitu, ia selalu tampak ceria dan tak pernah mempermasalahkan hal itu.

“Menjadi gemuk adalah hal terhebat di dunia. Tiap acara makan adalah sebuah pesta penting. Kami bisa tiba-tiba pergi ke Italia, makan pasta, truffles, dan dessert lezat sambil merencanakan makanan lezat berikutnya yang ingin kami santap. Itu masa-masa tanpa beban. Saya tak pernah sesenang itu,” ujar Kirstie, mengenang masa-masa saat tubuhnya gemuk.

Namun, siapa sangka, semua itu hanyalah bentuk semu penghiburan diri, penyangkalan atas kondisi tubuhnya yang ‘berteriak’ memohon pertolongan. Dengan berat badan 115 kilogram, Kirstie pun sulit mendapat pekerjaan di industri hiburan yang memiliki standar kesempurnaan tubuh di atas rata-rata. Bahkan, diet yo-yo yang ia lakukan membuatnya dipecat dari pekerjaan sebagai spoke person Jenny Craig, sebuah pusat pelangsingan tubuh.

Sepanjang puluhan tahun kariernya sebagai aktris, masalah kesempurnaan tubuh memang selalu menghantuinya. Bahkan, saat ia berusia 30 tahun dan berat badannya hanya 56 kg, ia juga mengalami tekanan untuk menurunkan berat badan. “Saya pikir, seandainya saya lebih kurus, pasti saya bisa lebih sukses. Dan kebetulan, setelah berat badan saya berhasil mencapai 51 kg, saya mendapat kontrak film pertama saya, Star Trek II: The Wrath of Khan,” ujarnya.

Kejadian itu membuatnya  makin yakin, menjadi kurus memang membuat hidupnya lebih baik. “Saya mengatakan kepada diri saya, bahwa peran itu saya dapatkan karena saya kurus, bukan karena aktris yang baik,” paparnya. Tahun demi tahun, peran demi peran ia dapatkan. Kariernya  makin menanjak. Bahkan, tahun 1991 ia mendapatkan Emmy Award dan Golden Globe Award sebagai Outstanding Lead Actress dalam serial komedi.

Namun, tekanan untuk tampil sempurna mulai membebaninya. Ia sempat mengonsumsi kokain. Di saat stres, ia menghibur diri dengan makan banyak. Ketika menyadari bahwa ia sedikit menggemuk, ia langsung diet ketat dan mengatur pola makan rendah kalori. Padahal, ia juga tengah sibuk tampil di Dancing with the Stars.

Dalam sebuah artikel di majalah Shape, ahli nutrisi Hollywood, Lisa DeFazio, mengatakan bahwa cara Kirstie untuk menurunkan berat badan dengan menari selama 5 jam dan hanya makan 1.200 kalori sangat tidak masuk akal. Maka, tak heran jika dengan mudah ia mencari kesenangan kembali dari makanan. “Bagi sebagian orang, makanan memberikan kesenangan instan, membuat kebal terhadap derita emosional, murah, dan mudah didapatkan,” jelas DeFazio. Selain itu,  tiap kilogram yang ia peroleh dan turunkan ‘diteropong’ oleh media massa. Hal itu membuatnya mudah merasa lapar secara emosional

Hingga akhirnya, ia merasa lelah menghadapi itu semua. Tahun 2003, ia bertekad akan fokus menjadi ibu saja. “Saya hanya ingin menghabiskan waktu bersama anak-anak saya. Merawat dan memasak untuk mereka,” tuturnya, dalam Dr. Oz Show tahun 2012. Merasa nyaman tak perlu memikirkan berat badan lagi membuatnya kebablasan. Di masa-masa itu, ia bisa menghabiskan 12 kaleng soda sehari!

Tapi, Kirstie membuktikan, tidak pernah ada kata terlambat untuk berubah. Kesempatan kedua itu selalu ada. Namun, kitalah yang memutuskan kapan kita siap mengambilnya. Dengan olahraga  renang, menari, dan diet sehat, perlahan-lahan  ia berhasil mengikis kilogram demi kilogram tubuhnya. Hingga akhirnya tampil memesona di panggung catwalk yang identik dengan wanita-wanita kurus.(EKA JANUWATI)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?