Celebrity
Keberuntungan Michael Bublé

28 Sep 2011

Penampilannya selalu terlihat rapi di atas panggung, dengan setelan jas berwarna gelap membalut tubuhnya yang tegap tinggi besar. Michael Bublé (35) mendapat julukan  Canadian Sinatra. Ia termasuk salah satu penyanyi dengan penjualan album terbesar di zaman krisis yang menerpa industri musik belakangan ini. Ketika eksekutif labelnya, Tom Whalley, memproyeksikan album terbaru Michael, Crazy Love bakal terjual 2-3 juga copy, Michael bahkan dengan pede-nya mengatakan, “Saya tidak sama dengan artis lain. Saya tak akan terpengaruh krisis. Yakinlah, kita bisa menjual 7-8 juta copy,” ujarnya, pada Tom.
   
Apa yang membuat Michael berpikir dirinya bisa berbeda dibanding artis lainnya? “Artis lain umumnya membuat 13 lagu, tapi hanya berharap 1 atau 2 single yang sukses. Makanya, orang berpikir kenapa tidak mengunduh saja single-nya. Saya pikir, salah satu sebab kenapa saya bisa begitu beruntung adalah karena saya membawakan lagu-lagu terhebat sepanjang masa,” jawab Michael yang saat ini menjadi artis kesayangan Warner Music ini.  

Sejak merilis debut album self-titled-nya, Michael Bublé, di awal tahun 2003, nama Michael langsung melejit dan menarik perhatian banyak pemerhati musik swing (salah satu aliran dalam genre jazz). Bagaimana tidak, ia mampu menembus pangsa pasar musik Amerika yang dikenal sulit bagi penyanyi luar. Album tersebut langsung menduduki tangga-tangga lagu dunia, masuk ke jajaran Top 50 dalam Billboard 200 Album Charts dan meraih multiplatinum. Bublé menawarkan jenis musik yang kurang mainstream di saat itu tapi ternyata mampu mencuri hati para pendengarnya. Padahal, ia hanya membawakan ulang lagu-lagu lama milik Frank Sinatra atau Bee Gees!

Sejak saat itu, Michael pun seperti berlomba dengan ketenaran. Semua produk albumnya laku keras. Membuatnya diganjar predikat New Artist of The Year di penghargaan Juno Awards 2004. Movie-goers pun ikut-ikutan mengenal sosok pria kelahiran 9 September 1975 ini lewat film box-office Spider-Man 2.
   
Kesuksesan Michael tak lepas dari tangan dingin musisi ternama, David Foster. Foster ‘menemukan berlian’ bernama Michael Bublé saat ia menghadiri pesta pernikahan putri Brian Mulroney, mantan Perdana Menteri Kanada, pada tahun 2000. Saat itu, Foster datang sebagai tamu dan Michael sebagai wedding singer di pesta tersebut. Foster mendengar Michael menyanyikan Mack The Knife dan langsung terpukau oleh suara emas pria muda ini. Ia pun langsung menarik Bublé untuk masuk ke perusahaan rekaman 143 Reprise Records miliknya, dan memproduseri serta mementori langsung Bublé di bawah pengawasannya.

Michael juga berutang budi pada kakeknya, Demetrio Santaga, atau yang biasa dipanggil Mitch. Mitch-lah yang mencekoki Michael dengan lagu-lagu dari jamannya. Saat teman-teman Michael menggilai Metallica, si cucu ini malah asyik berkutat dengan rekaman lama milik kakeknya. “Kakek yang mengenalkan saya pada musik yang baru. Walaupun saya suka rock’n’roll, tapi saat kakek memutar The Mills Brothers, sebuah keajaiban terjadi.  Liriknya sangat romantis, dan saya bisa melihat masa depan saya. Sejak itu saya ingin menjadi penyanyi dan saya tahu musik seperti apa yang ingin saya nyanyikan,” kenangnya.  

Melihat bakat terpendam Michael, Mitch kerap kerap ‘menyogok’ agar cucu kesayangannya bisa merasakan nikmatnya tampil di atas panggung. Mitch yang berprofesi sebagai tukang pipa, menawarkan jasa servis gratis bagi para pemilik pub di British Columbia (Kanada), daerah tempat tinggalnya, asalkan cucunya boleh manggung di tempat mereka. Maklum, saat itu Michael remaja memang belum cukup umur untuk diperbolehkan memasuki pub. Untuk semakin melancarkan jalan Michael, Mitch juga mengeluarkan uang agar cucunya bisa ikut latihan menyanyi. Salah satu instruktur vokal yang disewanya adalah Joseph Shore, seorang penyanyi bariton opera yang juga mengajar vokal di The University of British Columbia.

Pada usia 18, nama Michael sudah cukup dikenal luas di lingkungannya. Ia pun semakin yakin dengan passion-nya menyanyi. Untuk melebarkan sayapnya, Michael pindah ke Toronto. Di sini, ia meminta Beverly Delich, seorang contest organizer, untuk menjadi manajernya. Di bawah asuhan Delich, Michael manggung di segala jenis acara. Mulai dari talent show, di mall, hotel lounge, bar, pesta perusahaan, dan sebagainya. Hal ini berlangsung selama 7 tahun, hingga saat menginjak usia 25 tahun, Dewi Fortuna turun tangan.  Saat itulah ia menyanyi di pesta Brian Mulroney dan bertemu dengan David Foster.

Lylian (Kontributor, Jakarta)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?