Celebrity
Karina Salim Dipuji di Luar Negeri

4 May 2015

Masih melekat di ingatan Karina saat ia mendapat peran utama dan pertamanya dalam film Mantan Terindah, sebagai seorang gadis indigo. “Awalnya saya diminta screentest oleh sutradara, Marcella Zalianty. Saat itu, setahu saya sutradara mencari artis berwajah bule untuk memerankan Nada. Bersama saya juga ada teman-teman sesama artis yang ikut casting dan semuanya berwajah bule. Entah mengapa, akhirnya skenario berubah dan sayalah yang mendapat peran tersebut,” ujarnya.

Untuk mendalami karakter, Karina mulai melakukan observasi langsung ke perkumpulan orang-orang indigo. Ia menemukan, ternyata banyak dari mereka yang tidak bahagia dengan indra keenamnya. Katanya, mereka justru capek karena harus tahu hal-hal yang sebenarnya bukan urusan mereka. Karenanya, bagi Karina tantangan terbesar dalam film tersebut adalah bermain secara natural. Dirinya merasa lega saat sutradara dan produser merasa puas dengan aktingnya.  

Tantangan tidak berhenti sampai di situ. Saat pemutaran perdana filmnya, ia harus menyanyi live bersama Andien, Yovie Widianto, dan Hedi Yunus diiringi orkestra. Walau sejak kecil sudah berlatih vokal di Elfa Music School, Karina merasa harus kembali mengasah vokalnya. Apalagi, dia juga harus berduet dengan Afgan dalam konser Lively, selang beberapa bulan setelah pemutaran perdana film tersebut. “Saya enggak mau kalah dari Afgan,” candanya. Siapa sangka, dua penampilan tersebut membangun rasa percaya diri Karina dalam hal tarik suara.
   
Ternyata, perusahaan rekaman Sony Music Indonesia kemudian mendekati Karina dan menawarinya untuk masuk dalam album kompilasi lagu-lagu artisnya yang pernah menjadi hit.  “Saya menyanyikan lagu Warna, Dalam Hati Saja. Di album itu juga ada Rio Febrian yang menyanyikan lagu Sheila On 7 dan Gita Gutawa menyanyikan lagu Audy,” ujar wanita yang mengaku juga sudah membicarakan album solo pertamanya dengan label besar tersebut.
   
Jika melihat penampilannya saat membawakan lagu-lagu terkenal, seperti Mantan Terindah bersama Edward Akbar dan Panah Asmara bersama Afgan, suara Karina memang cukup unik. Kemampuan vokal dan aksi panggungnya juga sudah terasah saat Joko Anwar meminangnya sebagai salah satu pemain dalam drama musikal ONROP!. Joko juga yang memberi saran agar Karina mencoba mendalami akting.
   
“Mengikuti saran Joko, saya ikut pementasan teater dan beberapa kali menjadi pemeran utama. Saat ketemu Joko lagi, dia mengajak saya bermain di film pendeknya yang berjudul Durable Love. Film itu sebenarnya iklan yang dikemas dalam bentuk film pendek sehingga terkesan soft selling. Ternyata, sekarang konsep ini menjadi tren,” ceritanya.
   
Joko yang terkesan pada akting Karina lalu merekomendasikannya pada Mouly Surya yang saat itu sedang menggarap film What They Don’t Talk About When They Talk About Love. Dalam film itu, Karina berperan sebagai Diana yang nyaris kehilangan penglihatannya. Bersama Ayushita dan Nicholas Saputra, selama tiga bulan penuh Karina hampir  tiap hari mendatangi sekolah luar biasa untuk melakukan observasi pada anak-anak berkebutuhan khusus.
   
Keseriusannya mendalami akting berbuah manis. Film tersebut menjadi film Indonesia pertama yang masuk nominasi festival film bergengsi, Sundance Film Festival, di Prancis. Bahkan, aktingnya mendapat pujian dari majalah The Hollywood Reporter.
   
“Saya terharu membacanya. Ini adalah film pertama saya dan saya tidak pernah bermimpi bisa main film. Tiba-tiba saya berada di Sundance dan majalah luar negeri memuji akting saya. Itu yang meyakinkan saya bahwa saya bisa serius menekuni akting,” kenang wanita yang juga memenangkan kategori Pendatang Baru Wanita Terbaik di Indonesia Movie Awards 2014 untuk peran Diana tersebut. (f)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?