Celebrity
Idealisme Bermusik Lea Simanjuntak

14 Jan 2014


Saat penyanyi-penyanyi lain berlomba-lomba memproduksi album sebagai pembuktian diri, Lea Simanjuntak (34) masih terus mengasah musikalitasnya sembari mempersiapkan sebuah album yang sesuai keinginannya. Bagi Lea, menjadi penyanyi bukan sekedar berapa banyak album yang bisa dihasilkan, tapi bagaimana mengalirkan ide menjadi sebuah karya terbaik.

Lea memang berbeda dari penyanyi lainnya. Meski album pertamanya keluar pada tahun 2003, hingga kini ia belum lagi merilis album solo. Ia tak merasa harus terburu-buru untuk memproduksi sebuah album hanya untuk membuktikan eksistensinya sebagai salah satu penyanyi wanita di Indonesia. “Album itu seperti anak. Untuk anak kita pasti ingin yang terbaik,” ujarnya saat ditanya mengenai album keduanya.

Bagi Lea, albumnya kelak harus sesuai dengan apa yang ia inginkan. Mulai dari lagu serta komposisi musiknya. Idealisme ini yang diakuinya sedikit menjadi kendala karena tidak sesuai dengan selera mainstream pasar musik Indonesia. Namun dengan santai Lea yakin segala sesuatu yang ia kerjakan dengan baik pasti akan disenangi orang.

“Saya punya pasar sendiri. Dan mereka lah yang ingin saya bahagiakan dengan karya saya. Makanya saya tidak takut terlambat untuk keluarin album,” ungkap wanita bernama lengkap Lea Angeline Simanjuntak ini.

Lea memang menikmati setiap langkah yang ia jalani. Proses ini yang membawanya pada kematangan bermusik dan memahami dirinya sendiri. “Bagi saya, menyanyi itu kepribadian, bagaimana kita peka dengan apa yang kita miliki, merendahkan ego dan tidak memaksakan keinginan. Kita perlu menerapkan style bernyanyi yang tepat sehingga yang mendengar pun senang. Pemahaman ini terbentuk seiring dengan waktu,” jelas wanita yang kini tengah mengandung anak keduanya.

Perjalanan inilah yang membawa Lea bertemu dengan musisi dari berbagai macam genre musik yang memperkaya ide-ide bermusiknya. Kemampuannya tak hanya dalam bidang tarik suara, tapi juga membuat lagu beserta lirik bahkan menggubah komposisi lagu. Karena itu, meski tak mengeluarkan album solo, bukan berarti Lea tak berkarya.

Dalam kurun waktu 2004 hingga kini, ada 4 album yang ia telah keluarkan. Dua album rohani, My Christmas Song (2006) dan A New Day (2007) dan 2 album duetnya dengan musisi Irsa Destiwi dalam duo Bandanaira. Dalam Bandanaira, ia mengemas lagu-lagu nasional Indonesia dalam warna jazz pop akustik, lewat album The Journey of Indonesia (2009) dan Aku Indonesia (2011). Dua album ini disebut Lea sebagai wujud pelayanannya terhadap Indonesia. “Seorang seniman tidak memikirkan karyanya akan laku di pasaran atau tidak, namun dia akan terus memiliki ide untuk menghasilkan karya,” tambahnya. 

Tapak profesional penyanyi bersuara sopran ini ia awali sejak belia. Sejak kecil, Lea sudah tergabung dalam tim paduan suara gereja yang rutin tampil di perayaan- perayaan Natal nasional. Atas dorongan sang kakak, Sophie Navita, tahun 1998 Lea yang saat itu baru saja merasakan kehidupan anak kuliahan mengikuti audisi untuk  backing vocal orchestra milik Erwin Gutawa.

“Saat itulah pertama kali saya melihat studio musik profesional yang keren banget,” kenangnya. Karenanya, setelah diberitahu lolos audisi untuk menjadi backing vocal konser Chrisye, Lea girang bukan main. “Banyak sekali ilmu yang saya dapat di sana, apalagi dari Mas Erwin,” ungkap Lea yang mengatakan Erwin Gutawa adalah salah satu sosok yang berpengaruh terhadap musikalitasnya kini.

Sejak itulah, Lea menjadi pilihan orchestra-orchestra lain seperti Twilite Orchestra milik Addie MS atau Magenta Orchestra milik Andi Rianto. Ia juga bekerja sama dengan musisi ternama lainnya seperti Dwiki Darmawan, Iwan Fals, hingga Michael Bolton. Namun, Lea mengakui, namanya mulai dikenal di dunia showbiz setelah menjadi band pengiring di acara bincang-bincang Warna Warni yang dipandu Pepeng di tahun 2002 di satu stasiun teve.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?