Celebrity
Ian Somerhalder: ‘Vampire’ Berhati Dermawan

3 Aug 2013


“Penggunaan kertas tipis di AS itu benar-benar mengkhawatirkan, mulai dari handuk kertas, kertas toilet, serbet hingga kertas tulis. Ini menunjukkan konsumsi kita akan pohon tak ada habisnya. Padahal, tanaman seperti kenaf dan bambu dapat diproduksi menjadi kertas berkualitas. Mengapa kita harus merusak hutan untuk pulp dan kertas ketika kita memiliki solusi yang logis dan efisien dengan menggunakan tanaman pengganti? Ini tidak masuk akal sama sekali,” begitulah keresahan hati Ian Joseph Somerhalder (34), aktor Hollywood yang peduli masalah lingkungan. Tak sekadar ‘pemanis’ organisasi lingkungan, Ian nyata-nyata berperan aktif menyuarakan perbaikan untuk dunia.

Damon Salvatore dalam serial televisi The Vampire Diaries digambarkan sebagai sosok vampire yang ganteng tapi kejam. Tak hanya berhasil meluluhkan hati Elena (Nina Dobrev), Damon pun jadi tokoh yang paling ditunggu pecinta setia The Vampire Diaries. Tak diragukan lagi, serial televisi yang telah memasuki season ke lima ini semakin mengangkat nama Ian Somerhalder, yang berperan sebagai Damon, ke jajaran aktor top Hollywood.

Di balik sosok Damon, si vampire kejam yang melekat pada dirinya, Ian nyatanya pria penyayang dan berhati dermawan. Ia sangat peduli dan perhatian pada apa yang terjadi di sekelilingnya. Di antara teman sejawatnya di Hollywood, pria kelahiran Louisiana ini paling rajin bersuara keras untuk melestarikan lingkungan dan binatang.

Tak ingin bergerak sendiri, Ian juga menggunakan popularitasnya untuk mengajak penggemarnya ikut peduli. Lewat akun twitternya, @iansomerhalder, ia rajin men-tweet berbagai ajakan untuk green living. Salah satunya ketika ia mengunduh artikel dari The Atlantic tentang para remaja peduli lingkungan dan membuat aksi nyata. Dalam tweet-nya itu, ia ingin membuka mata bahwa generasi muda kini pun sudah sangat peduli akan kelestarian lingkungan.

Prinsip green living, dibawa pecinta soccer ini, kemana pun ia melangkah di dunia entertainment. Setiap kali ada kesempatan berbicara, Ian akan dengan senang hati bercerita tentang kepedulianya itu. “Kita merusak hal penting yang mendukung kehidupan kita, karena apa? Uang? Keserakahan? Atau hanya karena kurang pengetahuan? Pasti banyak alasannya, tapi kita harus melihat masa depan dan merencanakan semua tindakan dengan tepat dan berkesinambungan agar kehidupan dengan alam tetap harmonis,” katanya.  

Pada 8 Desember 2010, tepat di hari ulang tahunnya ke 32, Ian membuktikan kepeduliannya itu dengan mendirikan Ian Somerhalder Foundation (ISF). “Semua ini semata-mata untuk meneruskan prinsip kami: mendidik masyarakat luas akan pentingnya melindungi dan melestarikan lingkungan dan binatang,” katanya.
Memang, bekerja di dunia hiburan, membuat Ian memiliki lebih banyak kesempatan untuk menyampaikan pemikirannya. Suaranya juga bisa mengajak orang lain untuk ikut bertindak menjaga alam. Ian paham benar akan hal ini.

Media sosial pun menjadi corong Ian untuk mengetuk hati banyak orang di dunia.
Tak hanya itu, ia juga membuat website IFS yang berisi berbagai artikel dan aksi yang menginspirasi. “Bergabung dengan IFS bukan berarti menggalang dana. Siapa pun bisa ikut di IFS. Cara termudah yang bisa Anda lakukan adalah men-share artikel atau website IFS lewat media sosial milik Anda. Dengan cara ini, berarti Anda telah menyampaikan sebuah informasi dengan cepat ke orang lain dan membuat orang lain menjadi lebih terlibat,” katanya.   

Atas semua kegiatannya selama ini, tak heran jika gelar aktivis lingkungan pun kini disandangkan padanya. Hal ini diakui pula oleh teman-teman sekerjanya. “Somerhalder adalah pria yang cerdas dan mengagumkan. Gairah hidupnya pada lingkungan terwujud dalam tindakannya yang kuat,” kata Sinisha Nisevic 34, sutradara film terbaru Ian, Time Framed.  

Tahun 2012, Ian terpilih sebagai the greenest international media luminary dan menerima Green Award. Ia mendapatkan lebih dari 50% suara masyarakat umum yang memilihnya. “Saya bersyukur untuk penghargaan ini dan terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk turut serta membuat perubahan bagi bumi yang lebih baik,” katanya.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?