Celebrity
Hati dan Logika Rahmah Umayya

4 Jul 2012


Wanita cantik kelahiran 20 Desember 1979 ini amat menikmati kehidupannya kini.  “Alhamdulillah, tawaran menjadi MC masih terus berdatangan, begitu pula host di beberapa acara TV. "Capek, tapi saya senang,” kata Rahmah Umayya(32). Ia ingat, beberapa waktu lalu energinya pernah terkuras syuting selama 16 hari tanpa henti, kemudian langsung menjadi MC pembukaan sebuah toko. 

"Saya punya gambaran kehidupan seperti apa diri saya seharusnya. Tapi saya tidak ngotot dengan segala target," jelas Umayya presenter acara Sapa Pagi di Kompas TV dan Sarapan Pagi TV One. Ia yakin, pekerjaan yang dikerjakan dengan senang hati, maka pintu kesempatan lain akan terbuka.

Namun, tidak berarti ia menerima setiap pekerjaan yang ditawarkan. Ia menolak tawaran bermain sinetron  dan bermain film horror. Ia merasa kurang cocok dengan waktu kerjanya dan skenarionya.

Umayya memulai semuanya dari nol. "Saya bukan produk instan, lho," ujarnya. Berkarier sebagai stylist di sebuah majalah remaja, ia lalu mengikuti ajang MTV VJ Hunt 2003. Meski tidak menang, namanya mulai dikenal orang. Tawaran MC sesekalai datang. Hingga akhirnya menjadi penyiar di Hard Rock FM Jakarta pada 2008.
Bahkan, programnya, Drive and Jive, bersama Iwet Ramadhan, terpilih menjadi The Best Radio Show of The Year 2010 dari Free Magazine.

Umayya tidak cepat puas. Ia yakin masih bisa berbuat lebih baik lagi, apalagi dengan semua penghargaan itu. Terbukti, setelah 3 tahun di radio, ia memilih berhenti, untuk fokus mengasah kemampuannya sebagai MC. Sejak itu pula lah, ia mulai jadi sorotan. Baik jadi sasaran foto di red carpet, atau diwawancara di TV dan radio.

"Terus terang saya sempat bingung. Kenapa saya diwawancara? Untuk apa saya difoto?" katanya.

Menurut Umayy, ia butuh waktu untuk menerima dan menjalani itu semua. Karena sebenarnya ia dulu kurang percaya diri, terutama karena kulitnya yang gelap.
"Dulu saya ingin berkulit putih dan indo. Tapi kini saya sudah menyadari kalau perbedaan inilah yang menjadikan saya istimewa," kenang Umayya.

Menurut Umayy, ia butuh waktu untuk menerima dan menjalani itu semua. Karena sebenarnya ia dulu kurang percaya diri, terutama karena kulitnya yang gelap.
"Dulu saya ingin berkulit putih dan indo. Tapi kini saya sudah menyadari kalau perbedaan inilah yang menjadikan saya istimewa," kenang Umayya.

Berkecimpung menjadi pembawa acara perlahan membangkitkan rasa percaya dirinya. Menurutnya ada yang harus diandalkan selain kecantikan semata. Ia harus pandai berbicara, membaca situasi, hingga membaca lawan bicara dengan baik. "Ini adalah pekerjaan yang memakai hati dan logika," katanya.

Sekarang, ia sedang meningkatkan kemampuannya menjadi presenter dan pewawancara yang baik. " Saya ingin bisa menjadi interviewer yang hebat seperti Charlie Rose, jurnalis dari stasiun TV CBS, Amerika Serikat," ungkap Umayya. Menurutnya, Charlie hebat mewawancarai siapa saja.

Artis, politikus, rakyat biasa, hingga anggota kerajaan. Masalah serius dan sensitif bisa ditanggapi dengan luwes. "Ini sungguh berbeda dengan sebagian pewawancara TV disini yang seakan memaksa dan malah membuat narasumbernya kesal hingga akhirnya menutup diri. (f)






 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?