Celebrity
Emma Watson: Ubah Image 180

31 Jan 2014


Membicarakan Emma Watson memang tak bisa dipisahkan dari perannya sebagai Hermione Granger. Sembilan film Harry Potter yang diproduksi mulai tahun 2001 hingga 2011 membuat sosok Emma identik dengan karakter Hermione. “Saat masih membintangi Harry Potter, ke mana pun saya pergi  orang-orang selalu memanggil saya dengan sebutan ‘girl from Harry Potter’,” kisah Emma.

Kemunculan Emma  pertama kali di Harry Potter and the Philospoher’s Stone pada tahun 2001 memang menuai banyak pujian. Oleh The Daily Telegraph, akting dan performa Emma di film itu dianggap mengagumkan. Berkat penampilan yang brilian itu, Emma berhasil menyabet penghargaan Young Artist Award for Leading Young Actress serta penghargaan Otto Award dari majalah gaya hidup Jerman, Bravo, untuk perannya di Harry Potter and The Chamber of Secrets (2002).

Sosok Emma sebagai Hermione memang begitu membekas di benak para fans Potter. Ia terbilang sukses memerankan sosok gadis kenes, cerdas, dan cerewet seperti yang digambarkan dalam novel karya J.K. Rowling itu. “Sejak awal mengikuti audisi saya sudah merasa bahwa peran Hermione memang untuk saya,” aku aktris yang waktu itu mengumpulkan penghasilan sebesar 19 juta poundsterling per tahun.
    Selain akting cemerlang, tampang Emma yang unik tampaknya juga turut andil. Memiliki garis wajah ‘mahal’ khas aristokrat agaknya tak sulit bagi Emma menghidupkan karakter Hermione.

Wajah khas Emma itu ternyata tak hanya mencuri perhatian dunia sinema, tapi juga  dunia  fashion. Terbukti, tahun 2005 wajah jelita Emma terpampang di halaman cover majalah Teen Vogue, saat usianya masih 15 tahun. Ia sekaligus menjadi model termuda yang pernah tampil sebagai cover majalah tersebut. “Senang rasanya bisa menjalani pemotretan untuk fashion. Saya mencintai fashion, karena merupakan medium yang tepat untuk mengekspresikan diri,” ungkap Emma, yang tahun ini masuk deretan wanita terseksi versi majalah FHM UK.

Hasrat Emma di dunia fashion juga tergambar jelas saat menghadiri gala premiere film-film Harry Potter ataupun event selebritas lainnya. Kerap mengenakan baju rancangan Chanel dan Burberry, Emma pun sukses mencuri perhatian  paparazzi. Hal itu pula yang membuat Burberry jatuh hati dan menjadikan Emma sebagai brand icon untuk spring/summer 2010.

Usai merampungkan Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2 yang seri terakhirnya dirilis tahun 2011 lalu, Emma langsung mengubah total penampilannya. Merasa lega telah menjalani proses syuting selama satu dekade, Emma pun memangkas rambutnya  dan memilih gaya pixie.

“Sebenarnya, saya sudah ingin memotong rambut sependek ini sejak masih 16 tahun. Dan, setelah Harry Potter berakhir, inilah saat yang tepat mencoba gaya rambut baru,” kata aktris yang disebut-sebut pernah mengalami cinta lokasi dengan Tom Felton ini.
    Meski begitu, Emma mengaku tak mudah melepaskan diri dari bayang-bayang film Harry Potter. “Setahun pertama setelah Harry Potter merupakan fase tersulit. Saya berjuang mati-matian menyesuaikan diri dengan kehidupan baru,” ujar Emma, yang saat ini dikabarkan tengah dekat dengan Will Adamowicz, teman kuliah di Worcester College, Oxford.

Ia pun membuktikan diri dengan membintangi sejumlah film yang memiliki genre berbeda dengan Harry Potter. Dalam My Week with Marilyn (2011), Emma memerankan karakter fashion stylist, beradu akting dengan Michelle Williams. Di This is The End (2013), ia pun tampil baik mengimbangi akting aktor kenamaan seperti James Franco, Seth Rogen, dan Jonah Hill. “Saat ini, saya ingin membawakan berbagai peran yang jauh dari sosok Hermione. Impian saya, memainkan karakter sebagai gadis SMA Amerika,” harap Emma, berbinar. (CIK)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?