Saat ditawari berperan untuk Revenge, aktris asal Kanada Emily Vancamp (26), melihatnya sebagai judi besar yang mempertaruhkan namanya di industri perfilman dunia. “Selama ini saya berada dalam zona nyaman. Saya telah mencapai satu titik yang mendorong saya untuk menerima tantangan. Ketika saya membaca naskahnya, saya tahu peran ini yang saya inginkan,” tuturnya.
Peran ini ia rasakan sulit, karena ia harus menjadi bunglon yang bisa menampilkan dua sisi karakter yang berlawanan sekaligus. “Saya bagaikan tengah menari ketika memerankan karakter baik dan jahat sekaligus di film ini,” ungkapnya.
Maklum, sebagai Amanda, ia harus menampilkan sosok ramah, menyenangkan, dan sosialita dengan gaya hidup mewah kelas atas. Namun, di balik itu, ternyata ia juga penuh manipulasi sebagai musuh dalam selimut yang menyusup, mengorek informasi dengan tujuan menguak tabir kebenaran dan sekaligus ‘menghancurkan’ musuh-musuhnya dengan cara mengadu domba.
Produser eksekutif serial Revenge, Mike Kelley, juga sempat mengkhawatirkan image gadis remaja baik-baik yang telanjur melekat pada diri Emily. Emily pun demikian. Ia tak ingin orang tidak lagi melihatnya sebagai remaja polos yang mereka kenal dalam serial Everwood dan Brothers & Sisters.
“Kesempatan memerankan karakter wanita dewasa (antagonis) menjadi lompatan besar bagi karier saya di Hollywood,” katanya. “Tantangan terbesar saya di Revenge, bagaimana supaya karakter saya disukai, sekalipun melakukan hal-hal yang jahat,” imbuhnya.
Peran itu menjadi bukti dan jawaban atas ketakutan diri Emily sendiri, bahwa dirinya akan terjebak dalam peran yang itu-itu saja. “Dulu saya khawatir, beberapa skrip sebelum Revenge selalu dengan karakter gadis remaja baik-baik,” katanya.
Emily berhasil membuktikan bahwa ia mampu keluar dari peran protagonis. Tahun lalu, Buddy TV, situs populer panduan tontonan televisi, menempatkannya di peringkat keempat TV’s 100 Sexiest Women of 2011. Penggemarnya juga tak sabar menyaksikan Revenge musim kedua ditayangkan September ini.(f)

---