Celebrity
Eksplorasi Diri Ayushita

16 Jun 2014

Dari modeling hingga akting, Ayushita Widyartoeti Nugraha (24) dengan konsisten membuktikan diri lewat prestasi. Terakhir, ia menerima piala emas Indonesian Movie Awards 2014 untuk perannya dalam film What They Don’t Talk About, When They Talk About Love (2013) yang disutradarai Mouly Surya.

“Senang rasanya bisa meraih penghargaan, mengingat kerja keras untuk bisa menghayati peran Fitri yang tak bisa melihat sejak lahir dengan baik," katanya tentang film yang ia perankan bersama Nicholas Saputra itu. 

Selain melakukan reading dan acting coaching, selama 3 bulan penuh ia belajar dan melakukan observasi di Sekolah Tunanetra Ganda Rawinala di Cililitan untuk melihat bagaimana para penyandang tunanetra ini menjalani hidup dan berinteraksi langsung dengan mereka agar bisa menyelami pikiran dan perasaan mereka.  
   
Film tersebut juga menjadi film Indonesia pertama yang diputar di Sundance Film Festival 2013, Amerika Serikat. April lalu Ayu juga pergi ke Melbourne, Australia untuk screening filmnya di 9th Indonesian Film Festival.   “Rasanya senang sekali bisa membawa harum nama Indonesia.”

Ayu yang menyukai tantangan merasa akting tidak hanya sekadar berperan, tapi juga mempelajari hal-hal baru. "Sampai sekarang saya masih suka mengenali huruf-huruf braille di tombol lift, atau memoles make up tanpa melihat kaca, misalnya.”

Sebetulnya Ayu bukan orang baru di dunia sinema. Perkenalannya dengan dunia akting dimulai sejak tahun 2003. Kala itu, Ayu yang sebelumnya sudah malang-melintang di dunia entertainment sebagai bintang iklan cilik, ditawari Mira Lesmana untuk audisi menjadi peran utama dalam sebuah FTV berjudul Bekisar Merah.

Dalam film keluaran Miles Production itu Ayu berperan sebagai remaja tomboi yang menggemari permainan sepak bola. “Meskipun mungkin saya agak tomboi,  saya cukup gugup. Tapi saya selalu berkonsultasi kepada sutradara tentang peran seperti apa   yang harus saya munculkan agar bisa sesuai dengan keinginannya,” ungkap wanita cantik berdarah campuran Jawa, Bali, Arab, dan Prancis ini.
   
Tak disangka, baru pertama mengenal seni peran, Ayu yang kala itu masih duduk di bangku SMP langsung memperoleh penghargaan bergengsi. Ia berhasil merebut Piala Vidia Festival Film Indonesia (FFI) 2003 sebagai Pendatang Baru Terbaik dan setahun berselang, masuk nominasi Pemeran Utama Terbaik.

Bisa ditebak, sejak kemenangannya itu, nama Ayu sontak mendapat banyak perhatian dan ia pun kebanjiran tawaran main film layar lebar. Beberapa film layar lebar yang pernah dibintanginya setelah itu adalah Me Versus High Heels (2005), Bukan Bintang Biasa (2007), dan Langit Biru (2011).

Ayu mengaku, banyaknya tawaran yang datang membuatnya  makin termotivasi untuk menyalurkan bakat dan potensinya di bidang akting semaksimal mungkin. Tak ingin setengah-setengah menjalani passion barunya, wanita berkulit putih kelahiran 9 Juni 1989 ini pun berguru pada aktor kawakan Slamet Rahardjo dan mengasah kemampuan aktingnya bersama Teater Populer, serta mengikuti kursus singkat penyutradaraan di Hollywood and Acting Academy, di Los Angeles, Amerika Serikat. Ia pun sangat selektif dalam memilih peran yang ditawarkan kepadanya.

Hingga kemudian bisa meraih penghargaan yang kedua kalinya di bidang akting, Ayu menganggap ini sebagai buah manis dari perjalanan panjangnya menggali potensi diri. Akting juga yang telah membawa penyuka berat kopi ini terbang berkelana hingga ke negara Thailand, Jepang, Jerman, Inggris, Prancis, dan Amerika. (f)


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?