Celebrity
Duma Riris Silalahi: Lima Tahun Menanti Restu

29 Jan 2013

Lahir dan tumbuh besar di Balige, kota kecil di tepi Danau Toba, Sumatra Utara, Duma Riris Silalahi (29), yang saat itu bekerja sebagai pegawai di sebuah bank swasta, menjajal peruntungan mengikuti Pemilihan Wajah Femina (WF) tahun 2006. Paras cantik yang unik, tubuh semampai, serta kepribadian yang bersinar  mengantarkan dirinya merebut gelar Pemenang I.

Bintang keberuntungan Duma bertambah terang dari waktu ke waktu. Wanita kelahiran 20 September 1983 ini kemudian mengikuti Pemilihan Puteri Indonesia tahun 2007, dan meraih gelar Runner-up 1 sekaligus Puteri Lingkungan Hidup. Hingga kini sudah puluhan iklan dan acara televisi yang dibintangi oleh kekasih vokalis band Mahadewa, Judika Nalon Abadi Sihotang (34), ini. Apa lagi yang ingin diraihnya?

Kompak bermitra dengan Judika dalam urusan bisnis tak lain berawal dari saling mengenal karakter masing-masing dan rasa percaya Duma kepada Judika. Hubungan cinta Duma dengan Runner-up Indonesian Idol 2 ini memang sudah berlangsung selama lima tahun. Hanya, selama ini kisah cintanya dengan Judika --yang menulis lagu berjudul Mama Papa Larang untuknya-- dijalin secara backstreet alias sembunyi-sembunyi dari kedua orang tua Duma. 

”Mama dan Papa tidak suka anaknya pacaran dengan artis. Kata orang tua, di Balige banyak orang datang dari jauh untuk meminta saya dijodohkan dengan anak atau saudaranya, yang punya status pekerjaan lebih jelas,” jelas Duma.

Untunglah, setelah melihat teguhnya pendirian Duma dan mengamati bahwa anaknya itu tidak berubah setelah berhubungan dengan Judika, sikap orang tua Duma mulai melunak. Ketika sedang berkunjung ke Jakarta pertengahan tahun ini, mereka mau diajak bertemu Judika. 

Meski begitu, Duma mengaku tidak lantas tergesa-gesa merencanakan pernikahan. ”Paling cepat akhir tahun depan. Kami ingin tarik napas dulu, karena mendapatkan restu dari orang tua saja sudah merupakan kemajuan besar,” kata Duma.

Dalam hati, Duma percaya bahwa jodoh tidak akan lari ke mana. Kalaupun tidak berjodoh dengan Judika, ia harus siap menerima. Meski begitu, Duma mengakui bahwa Judika adalah pilihan terbaik di antara pria-pria yang pernah ditemuinya. ”Kalau mencari yang lebih secara materi dan fisik, tentu banyak. Tetapi, di mata saya, Judika menang karena dia tulus, rendah hati, dan punya jiwa sosial yang tinggi. Dari dia, saya juga belajar untuk selalu bersyukur dan tidak pernah mengeluh,” ungkap Duma tentang sang kekasih.

Berhubung sang kekasih sudah diterima orang tua, Duma  mempunyai keinginan untuk merayakan Natal tahun ini bersama Judika dan keluarganya. Karena, selama tiga tahun pertama pacaran dengan Judika, Duma sampai tidak berani pulang kampung untuk merayakan Natal, karena takut ’disidang’ oleh keluarganya. ”Tetapi, apa daya, sepertinya tidak bisa, karena Judika banyak tawaran job di luar kota,” kata Duma, yang pernah merayakan Natal bersama keluarga Judika di Jakarta.

Jika sedang bersama keluarganya, Duma merayakan Natal dengan menghadiri kebaktian malam Natal bersama-sama. Kemudian, mereka akan memotong kue tart, tanpa saling bertukar kado. ”Di keluarga kami tidak ada tradisi tukar kado. Mungkin karena keadaan. Orang tua saya punya banyak anak dan kami juga hidup sederhana saja. Tapi, sekarang beda. Setelah dewasa dan punya penghasilan sendiri, kami, anak-anaknya,  ingin memberi hadiah kepada Mama dan Papa, sebagai ungkapan terima kasih,” kata Duma, yang aktif di gereja semasa remaja. 

Nayu Novita  (Kontributor – Jakarta)



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?