Celebrity
Candice Glover: Dibesarkan dengan Cinta

2 Oct 2013


Pagi itu, Desember 2012, keluarga Glover berangkat sebelum matahari terbit. Koper Candice Glover (23) penuh sesak dengan 11 macam pakaian yang telah diinstruksikan panitia. Di Bandara Savannah, orang tuanya memeluk, mengucapkan selamat tinggal, dan mengatakan mereka sangat mencintai Candice. Dia pergi melalui pintu keamanan dan naik pesawat, dia tak bisa dibedakan dari penumpang lainnya.

Empat bulan kemudian, dia terbang kembali ke bandara yang sama dengan jet pribadi, sementara ratusan penggemar menunggu untuk melihatnya. Candice disambut meriah bagaikan pahlawan yang baru pulang dari medan perang. Sore itu dia kembali ke rumah masa kecilnya dengan pengawalan polisi. Perlahan-lahan ia turun dari mobil limusin mewahnya. Pada kepulangan itu, sang ibu, Carole Glover,  mulai merasakan perubahan akan kehidupan putrinya. Sulit digambarkan suasana hati ibunya yang sangat bahagia saat itu. Untuk pertama kalinya Carole meneteskan air mata untuk sang putri.

Candice dianggap sebagai pahlawan yang telah membawa nama baik kampung halaman juga kaumnya ke tingkat nasional. Ya, pahlawan yang mengangkat harkat dan martabat kaum Gullah. Keluarganya memang merupakan keturunan Gullah (Afrika-Amerika), yaitu keturunan budak yang berasal dari Afrika dan tinggal di wilayah Lowcountry South Carolina dan Georgia, yang meliputi dataran pantai dan kepulauan. 

Sulit dipercaya, kini Carole tengah menyaksikan putrinya yang sudah menjadi bintang besar yang dikenal jutaan orang di seluruh penjuru dunia. Memang, rasanya tidak terlalu mengagetkan, mengingat Candice memang sudah menunjukkan bakat menyanyi sejak kecil.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di salah satu SMA di Beaufort tahun 2008, Candice bekerja sebagai agen wisata di sebuah resort di Fripp Island. Bila sedang berada di rumah, dia akan menyalakan musik keras-keras dari komputer sambil memegang remote sebagai mikrofon. Merekam aksinya dan memunggahnya ke YouTube.

Tiap hari Minggu, Candice menghabiskan waktunya di Gereja Harvest di St Helena Island, di mana pamannya, Jerome Middleton, adalah pendeta. Enam adik Candice semua masih bersekolah dan berperilaku baik. Mereka dibesarkan dengan didikan sopan santun, menghormati orang tua, bertanggung jawab, cinta orang lain, dan mengasihi Tuhan.  Ketika Candice tampil di final Idol, saudara-saudaranya hanya menyaksikan dari Beaufort melalui layar televisi. Orang tuanya tidak ingin mereka bolos sekolah. "Bagi keluarga saya, sekolah merupakan yang paling utama,” ujar Candice, menyerukan moto keluarga.

Mimpinya berkarier di dunia musik telah terwujud. Dua bulan setelah dinobatkan sebagai peraih mahkota kemenangan American Idol, ia mengawali perjalanannya di dunia musik dengan tur konser di 40 kota mulai 30 Juni. Dan, tepat  16 Juli nanti, Candice akan mengeluarkan album. "Ini luar biasa, sekarang saya tampil dan sibuk mempersiapkan album, sementara tahun lalu saya bekerja di sebuah resort," ujarnya.

Rencananya, Candice akan tinggal dan menetap di Los Angeles untuk mempersiapkan album. "Album saya kemungkinan bergenre R & B, soul, dan sedikit jazz, hampir sama seperti Jazmine Sullivan. Dia penyanyi favorit saya sepanjang masa," katanya.

Bagi Candice, jarak yang memisahkannya dengan keluarga adalah pilihan. Hidupnya terus maju dengan kecepatan penuh, tidak bisa diperlambat. "Saya tahu, akan ada banyak pengorbanan. Rasanya saya ingin memindahkan keluarga saya ke LA. Saya ingin selalu bersama mereka," pungkasnya.



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?