Cukup mengejutkan melihat penampilan Bunga sekarang. Ketika hamil, bobot tubuhnya naik sampai 25 kg. Selama hamil pula, si cantik berpipi penuh ini makin terlihat chubby. Tapi, lihatlah sekarang: ia kembali menawan.Ia mengakui, ia lepas kontrol sewaktu hamil. Ia makan apa pun yang dia suka. “Sehabis melahirkan, bobot saya cuma turun 6 kilo,” tuturnya. Pada sebulan pertama usai melahirkan, ia dan Ashraf, suaminya, sengaja mengurus sendiri Noah, putraya, tanpa babysitter. Jadilah mereka mengalami masa-masa seru merawat anak, termasuk kekurangan waktu tidur. Energi yang tercurah (plus menyusui) membuat bobot tubuh Bunga turun cukup banyak. Tapi, tetap belum ideal. Masih sekitar 10 kg yang harus ia buang.
Ketika akhirnya Bunga mengikuti program pelangsingan, apakah ia melakukannya untuk Ashraf? “Oh, ini saya lakukan buat diri saya sendiri,” katanya, yakin. “Saya percaya, kalau sudah menjaga diri sendiri, saya otomatis menjaga suami dan bayi saya. Ini membantu saya percaya diri. Sebagai wanita, pasti kita terganggu kalau baju nggak muat lagi. Apalagi sekarang saya harus bersaing ketat dengan banyak wanita muda yang lain,” lanjutnya, sambil tertawa.
Tak mudah menjalaninya. Selain menjalani serangkaian terapi body treatment, Bunga harus mengikuti secara ketat pola makan bergizi dengan hitungan kalori yang tepat. Khususnya, karena ia sedang menyusui Noah. Perjuangannya tak sia-sia. Kini, dengan tinggi badannya yang 162 cm, Bunga lebih langsing dari sebelum hamil. Dari yang tadinya sekitar 49 kg, kini hanya 46 kg. Hebatnya, ASI eksklusif terus berjalan. “Saya ingin memberi Noah ASI eksklusif selama mungkin,” tegas Bunga.
Seperti suaminya, Bunga merasa hidupnya lebih berwarna dengan menjadi orang tua. Ada tanggung jawab baru untuk menuntun Noah yang terkadang tak semudah yang dibayangkannya. “Syukurlah, Noah itu anak yang ramah dan ceria. Dia mau diajak main siapa pun.”
Bila ia lama tak berakting, bukan berarti ia sepi tawaran. Hanya, tawaran film layar lebar yang datang, belum kena di hatinya. Ia sengaja menolak tawaran sinetron, karena, “Saya tak ingin kehilangan satu momen pun dari perkembangan Noah, setidaknya sampai satu atau dua tahun usianya nanti.” Karena itu, Bunga hanya bekerja di akhir pekan, tampil menyanyi di berbagai acara. Ia tidak ingin, bad mood dari pekerjaan, terbawa pulang. “Jadi, biar sekarang bapaknya saja yang aktif di luar rumah,” ujarnya, melirik manja ayah Noah.
Angela H. Wahyuningsih
