Celebrity
Aktor Hebat Tanpa Oscar

4 Mar 2015


Agaknya, bukan hanya soal kemampuan akting yang bisa membuat seorang aktor bisa menyabet piala Oscar. Menurut Tom Butler, pengamat film dari Yahoo UK Movie News, aktor-aktor yang berhasil memenangkan piala Oscar adalah mereka yang mendedikasikan totalitas secara ekstrem, bukannya mainstream.  
 
Leonardo Di Caprio misalnya. Menurut Tom, aktor yang melejit lewat Titanic ini memiliki perjalanan karier yang konstan. Ia sukses bertransformasi dari bintang cilik berbakat, jadi idola remaja, hingga menjelma sebagai aktor Hollywood kelas A. Namun, di sepanjang perjalanan kariernya itu tidak ada hal ekstrem yang ia lakukan untuk menjiwai berbagai perannya. “Karakter dia selalu itu-itu saja. Ia kurang berani mengambil peran-peran ekstrem. Di Titanic, Romeo and Juliet, hingga The Wolf of The Wall Street, Leonardo cenderung main aman,” jelas Tom.

Leonardo bahkan pernah diprediksi  oleh sejumlah kritikus film bisa memboyong piala Oscar lewat aktingnya yang brilian di film Shutter Island dan Inception. Nyatanya, prediksi tersebut meleset.

Berbeda dengan Matthew McConaughey yang berani bermain ekstrem. Matthew terbilang sukses melepas image ‘King of Rom Com’ yang sebelumnya identik dengan dirinya. Memerankan Ron Woodroof, penderita AIDS dalam film Dallas Buyers Club, Matthew melakukan hal ekstrem: diet ketat hingga bisa menurunkan berat sebanyak 20 kilogram. Peran sebagai pesakitan di film itu pun Matthew bawakan dengan sangat baik. Maka tak heran, ia berhasil memboyong gelar Aktor Terbaik mengalahkan Leonardo. 
   
Kasus yang sama terjadi juga dengan Tom Cruise dan Johnny Depp. Keduanya sama-sama populer, berakting baik, dan digilai   kaum hawa seantero dunia. Portfolio dan jam terbang akting John dan Tom pun terbilang tinggi. Beberapa majalah film Amerika Serikat menjuluki keduanya ‘megastar’. Namun, di panggung Oscar, keduanya berkali-kali dipermalukan oleh para pesaing yang lebih junior.

Ken Miyamoto, penulis skrip yang pernah bekerja di Sony Pictures, mengungkapkan, Tom sebenarnya bisa memboyong Oscar lewat Magnolia. Sayangnya, tak lama setelah itu, Tom terjebak masalah pribadi. Permasalahan agama yang ia anut dan hubungan cinta dengan Katie Holmes membuat reputasi Tom menurun di mata publik.

Saat ini, di usianya yang sudah menginjak 50-an, Tom memang kembali aktif membintangi film action, namun hanya yang medioker. Menurut Tom, saat ini agak sulit membayangkan Tom mengambil peran-peran ekstrem seperti yang pernah ia lakukan dulu. Kecuali, bila ia bekerja sama dengan sutradara hebat semisal David O. Russel, sutradara Three Kings, Tom akan punya kans lagi mendapat Oscar.

Sedangkan Johnny, menurut Ken, sudah nyaman dengan peran-peran tertentu yang membuat mantan bintang serial TV 21 Jump Street itu enggan melakukan lompatan ekstrem. Terhitung sejak menggebrak dunia lewat Pirates of The Caribbean, aktor bunglon itu ‘terjebak’ dalam karakter serupa dan komikal. Misalnya, sebagai Willy Wonka dalam Charlie and The Chocolate Factory, Mad Hatter dalam Alice in Wonderland, hingga Tonto si pejuang Indian dalam The Lone Ranger. 

Tom melanjutkan, aktor sekaliber Al Pacino pun harus melakukan gebrakan besar dahulu untuk bisa memboyong piala Oscar. Tampil cemerlang di Godfather tak lantas membuahkan piala untuk Al. “Kurang bagus apa lagi akting yang ia tampilkan dalam Godfather? Namun, piala Oscar justru berhasil ia dapatkan ketika memerankan pria buta dalam Scents of a Woman,” jelasnya.

Meski begitu, Tom tak memungkiri bahwa  tiap momen pasti butuh waktu, termasuk untuk bersinar di panggung Oscar. Ia mencontohkan Paul Newman. Aktor berbakat yang berpulang pada tahub 2008 itu harus menunggu bertahun-tahun lamanya hingga bisa bersinar di Academy Awards. Enam kali dinominasikan, Paul baru bisa  menyabet piala Oscar pertamanya pada tahun 1986 lewat film The Color of Money.    

“Everything has its own timing. Ketika film, peran, momen, dan waktunya sama-sama tepat, aktor-aktor itu pasti bisa membawa pulang piala Oscar. Kita tunggu saja,” cetus Tom. Karena itu, tetaplah chin up Leonardo, Johnny, dan Tom! Because your time will come!

CIK
FOTO: SIPA


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?