Travel
Terbius Penang

1 Oct 2012


Tahun lalu, situs Yahoo! Travel menempatkan pulau yang terletak di barat laut Semenanjung Malaysia ini sebagai salah satu dari 10 kepulauan yang mesti dieksplorasi. Pulau Penang  memiliki kekayaan bangunan-bangunan bersejarah yang masih terawat. Jika Anda punya waktu tiga hari untuk menjelajah pulau seluas 293 km² ini, lakukan saja enam petualangan seru ini. Dijamin Anda akan jatuh cinta pada Penang dan ingin kembali suatu saat nanti, seperti yang saya rasakan.



1. George Town: Mengagumi Arsitektur Tua

“Seperti di Eropa, ya?” kata salah satu rekan saat memasuki George Town, ibu kota Penang. Saya dan teman seperjalanan yang lain pun mengiyakan. Bangunan tua berarsitektur klasik yang tersebar di kawasan ini memang membuat saya seakan tidak sedang berada di negeri Melayu.
Gedung-gedung megah dan tinggi dengan pilar yang kokoh itu berdampingan dengan bangunan bergaya tradisional Cina, India, dan Melayu. Menurut pemandu saya, Joanna Khaw, ada 4.665 bangunan tua di Penang. Semua terpelihara serta tertata dengan apik, membuat saya tak ingin memalingkan wajah selama perjalanan untuk mengagumi keunikan dari tiap bangunan. Pantas jika kota yang namanya diadopsi dari nama Raja Inggris, George William Frederick atau King George III itu diakui sebagai situs warisan dunia UNESCO pada tahun 2008. Tujuan sempurna bagi para pengagum arsitektur.
Karena itu, saat Joanna bertanya mau berjalan kaki atau naik bus mengelilingi George Town, dengan cepat saya meminta untuk jalan kaki saja. Pikir saya, sayang sekali jika hanya   melihat bangunan-bangunan indah itu dari balik kaca bus.
Salah satu bangunan yang membuat saya sangat kagum adalah Cheong Fatt Tze Mansion yang terletak di Jalan Sultan Ahmad Shah. Dindingnya yang berwarna biru mencolok membuat rumah besar yang kini juga difungsikan sebagai hotel dan tempat pernikahan itu disebut Blue House. Rumah itu merupakan peninggalan Cheong Fatt Tze, saudagar Cina, yang dibangun sejak tahun 1896 hingga 1904.
Saat anak bungsu Cheong Fatt Tze meninggal pada 1989, rumah ini hampir dijual. Untungnya, sekelompok aktivis konservasi di Penang membeli dan merestorasi bangunan tersebut. Setidaknya butuh waktu enam tahun dan bantuan ahli dari Cina, Amerika Serikat, dan Jerman untuk merestorasi rumah tersebut.
Tak mengherankan,  banyak turis asing yang tertarik menginap di sana. Ada 38 ruang dengan kisaran harga per malam RM 420 hingga RM 800 (sekitar Rp1.200.000 hingga Rp2.400.000). Jika hanya ingin berkunjung, Anda dapat masuk pada pukul 11.00 dan 15.00 tiap hari dengan biaya RM 12 (sekitar Rp36.000). Sayangnya, pemilik tidak mengizinkan memotret di dalam rumah.
Hal menarik lain dari George Town adalah Street of Harmony. Di sepanjang jalan itu terdapat masjid, gereja, kuil Tionghoa, serta kuil Hindu, yang menunjukkan keselarasan agama dan etnis di Penang. Salah satunya Masjid Kapitan Keling, masjid tertua di pulau tersebut.
Jika takut kepanasan menyusuri George Town, Anda bisa naik shuttle bus gratis khusus yang disediakan pemerintah Penang. Bus itu beroperasi dari pukul 07.00 hingga 19.00 pada hari Senin-Jumat dan pukul 07.00 hingga 14.00 pada hari Sabtu, yang akan berhenti di beberapa tempat populer di George Town.


2. Penang Butterfly Bercengkerama dengan Ribuan Kupu-Kupu

Kupu-kupu cantik berwarna-warni beterbangan di antara bunga-bunga indah. Kupu-kupu itu tak segan hinggap di tubuh pengunjung, termasuk di kepala salah satu rekan saya.    Saya makin mengagumi tempat itu setelah melihat sebuah jaring yang berukuran kurang lebih 50 x 50 cm. Tempat itu disebut stasiun makanan sehingga kupu-kupu dalam jumlah yang sangat banyak hinggap di sana. Sampai-sampai sayap mereka saling bersentuhan satu sama lain. Menakjubkan!
    Namun, wajah gembira saya mendadak berubah tegang saat melihat sisi lain Penang Butterfly Farm. Ternyata, tidak hanya 4.000 kupu-kupu dari 120 spesies berbeda yang ada di tempat itu, tapi juga reptilia dan serangga, seperti kaki seribu raksasa, iguana, kalajengking, dan lainnya. Beberapa hewan itu boleh dipegang oleh pengunjung, lho. Tapi, saya tentu tidak tertarik. Melihatnya saja saya sudah gemetar.
    Penang Butterfly Farm yang terletak di daerah Batu Ferringhi ini adalah peternakan kupu-kupu tropis pertama di dunia. Salah satu kupu-kupu yang ada di sana adalah Raja Brooke, kupu-kupu terbesar di Asia Tenggara. Kupu-kupu yang ditemukan tahun1855 itu sangat mencolok di antara kupu-kupu lain karena sayapnya yang lebar, yaitu sekitar 6-7 inci.
    Agar bisa menikmati keindahan taman tersebut, Anda cukup membayar RM 27 (sekitar Rp82.000) untuk dewasa dan RM 15 (sekitar Rp45.000) untuk anak-anak. Jangan lupa membeli cendera mata dengan gambar kupu-kupu cantik.


3.Tropical Spice Garden
Taman Herba

Pulau Penang digunakan Inggris pada abad ke-18 sebagai tempat singgah saat menjelajah Asia Tenggara mencari rempah-rempah. Karena itulah, kini banyak tanaman rempah tumbuh di pulau ini. Semuanya bisa dilihat di Tropical Spice Garden yang terletak di kawasan Teluk Bahang dengan biaya masuk RM 20 (sekitar Rp60.000).
    Sebelum masuk ke kebun rempah terbesar se-Asia ini saya diminta mengolesi minyak sereh pada kulit untuk melindungi dari gigitan nyamuk selama berkeliling. Ditemani seorang pemandu, saya melihat satu per satu tanaman rempah-rempah yang tersebar di area seluas 18 km² tersebut. Di sini tersimpan koleksi 500 spesies flora fauna khas tropis, rempah-rempah, serta herba. Termasuk rempah-rempah andalan Penang: pala dan cengkih.
    Di taman yang didirikan pada tahun 2003 itu juga ada kursus memasak  masakan Malaysia  menggunakan rempah-rempah segar. Sayang, saya tak sempat mencobanya.
    Tempat ini sering juga digunakan sebagai lokasi melangsungkan pernikahan. Wajar saja, sebab taman ini memang tertata apik. Danau kecil dengan jembatan kayu dan sampan membuatnya terlihat romantis. Saat sedang berkeliling, saya berpapasan dengan sepasang kekasih yang melakukan foto pre-wedding di tempat tersebut.
Menariknya lagi, Tropical Spice Garden terletak di tepi pantai. Saat berjalan keluar, saya disambut desiran ombak. Saya pun memutuskan bersantai sejenak di tepi pantai yang berpasir putih.



4. Penang Hill:
Memacu Adrenalin
 

Penang Hill atau yang dikenal juga dengan sebutan Bukit Bendera adalah bukit tertinggi di Penang. Dari ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut itu, pengunjung dapat menikmati keindahan sisi timur Pulau Penang, mulai dari hamparan George Town, jembatan Penang, hingga gugusan pencakar langit yang tersebar di sana.
    Tak ketinggalan pemandangan bukit-bukit yang hijau, bersih, dan tertata. Di tengahnya tampak rel kereta yang menukik tajam hingga ke bawah. Di sinilah pengunjung bisa memacu adrenalinnya, yakni dengan meluncur bersama kereta yang bernama Furnicular Train.
Kereta yang dapat menampung 100 penumpang itu akan meluncur dengan kecepatan tinggi dan melewati medan terjal yang kemiringannya mencapai 50 derajat. Perjalanan 13 menit yang menegangkan, tapi juga menyenangkan!
    Untuk mencoba sistem kereta api yang sudah berusia sekitar 85 tahun itu, wisatawan asing harus membayar tiket seharga RM 30 (sekitar Rp91.000), yang berlaku untuk pulang-pergi. Harganya cukup jauh dengan yang dikenakan pada wisatawan lokal, yakni RM 8 (sekitar Rp24.000).








5. Kapal Pesiar
Semalam di Lautan Lepas

Berlibur di Penang tak hanya bisa Anda lakukan di daratan. Sempatkanlah berlayar semalam dengan kapal pesiar Star Cruises SuperStar Libra yang buka tiap Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Awalnya saya sempat bingung. Semalam? Mau ke mana? Ternyata, kapal pesiar yang 10 kali menjadi Best Cruise Operator in Asia-Pacific itu hanya berlayar pada pukul 20.00, keluar dari zona hukum negara agar bisa bermain kasino.
    Jika Anda tidak tertarik permainan kasino, Anda tak perlu khawatir, sebab berbagai hiburan lain ditawarkan di atas kapal selama pelayaran, seperti pertunjukan sulap, kiddie chef class, karaoke, disko, dan lainnya.
Saya justru tertarik pada  fasilitas kolam renang yang terletak di lantai 9. Begitu membuka pintu, angin malam yang bertiup kencang langsung menerpa  wajah saya. Keinginan untuk renang pun sirna. Sebelum masuk ke kamar, saya dan rekan-rekan seperjalanan menyempatkan untuk foto bersama, walau harus kesulitan mengatur rambut yang berantakan karena selalu tertiup angin.
Kapal yang berkapasitas 1.420 penumpang ini memiliki 10 lantai, dengan 706 kabin. Kabin saya sendiri terletak di lantai 6. Tidak terlalu besar, tapi cukup nyaman. Yang penting, saat membuka gorden jendela, saya bisa menikmati pemandangan laut lepas. Ternyata, kapal pesiar ini juga menyediakan paket 3 malam, Penang-Phuket-Krabi-Penang. Kapan lagi saya bisa menikmati makan malam dan sarapan dengan pemandangan lautan lepas?




6. Jalan Penang
Mencari Nasi Kandar

Berlibur ke Penang tanpa mencicipi berbagai makanannya ibarat sayur tanpa garam. Sebab, kuliner Penang pernah dinobatkan sebagai The Best Street Food in Asia oleh majalah Time. Perpaduan makanan Cina Peranakan, Malaysia, India, hingga Thailand menjadi kelebihan yang dimiliki pulau ini.
Robin merekomendasikan untuk singgah ke Nasi Kandar Line Clear yang terletak di Jalan Penang. “Kalau ke Penang wajib mencicipi masakan ini,” ujar pemandu saya ini, bersemangat.
Bagi lidah saya, Nasi Kandar ini mirip dengan Nasi Padang. Nasi polos disajikan dengan berbagai lauk pauk, seperti ayam goreng, telur, kari limpa, udang goreng, dan lain-lain. Rasa karinya pekat terasa. Selain pelayanannya mirip seperti di Rumah Makan Padang yang siap saji, porsinya pun sama, sangat besar. Setengah porsi saja saya tidak sanggup menghabiskannya. Kebanyakan rumah makan yang menyediakan Nasi Kandar buka 24 jam dan dijual oleh India Muslim Penang.
    Makanan lain yang harus Anda cicipi saat ke Penang adalah Penang Laksa. Sup ikan pedas dengan cita rasa nonya yang mudah ditemui di sini, dijamin membuat Anda ketagihan. Memanjakan lidah juga bisa ditemukan di kawasan street food di Gurney Plaza atau food court di jalan McCallister. Di sana, Anda bisa menemukan segala jenis masakan khas Penang yang terkenal akan kecepatan dan kelezatannya.

Tip:
-    Sopir bus Rapid Penang tidak memberi uang kembali. Karena itu, siapkan uang receh, atau belilah Rapid Penang Passport seharga RM 30 (sekitar Rp91.000) yang bisa Anda gunakan sepuasnya selama seminggu.
-    Hampir semua taksi di Penang tidak menggunakan argometer. Jadi, buatlah kesepakatan harga terlebih dulu dengan sopirnya sebelum naik.(Djamilah)




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?