Travel
Petualangan di Pulau Cinta

22 Oct 2011

Pulau Jeju (atau disebut juga Cheju) sering disebut-sebut sebagai pulau Balinya Korea Selatan. Sebagian orang juga menyebutnya Hawaii-nya Korea Selatan. Yang jelas, pulau yang terletak di antara Semenanjung Korea dan Jepang ini, memang menjadi tujuan berbulan madu bagi warga Korea, karena keindahan alamnya berupa pantai, pegunungan, dan taman-taman yang indah. Itulah alasan yang membuat saya, Vini Damayanti, terbang ke pulau ini.

Keramahan ala Jeju

Setelah menempuh penerbangan selama satu jam dari Seoul, di bandara Jeju, saya dan teman disambut Mia dan Yun Yi, dua wanita lokal yang kami kenal dari komunitas CouchSurfing. Di tempat merekalah kami menginap selama di Jeju.

Meski baru pertama bertemu, sambutan mereka sangat hangat. Mereka langsung mengajak kami makan malam di pusat kota. Pulau ini ternyata sama ramainya dengan Seoul. Bedanya, jalan raya di sini lebih sempit, mepet seukuran dua jalur mobil saja.

Seperti umumnya kawasan pusat turis, sepanjang jalan berjejer aneka resto,  tempat karaoke, butik, dan toko kosmetik. Kaum muda Korea dengan dandanan keren terlihat hilir mudik di jalan-jalan ini. Prianya memakai jaket dan syal, sedangkan wanitanya mengenakan rok mini dipadu legging. Pariwisata memang menjadi salah satu andalan pulau berpenghuni 530.000-an penduduk ini.

Kami menikmati menu tradisional Korea di sebuah restoran, yakni bibimbap (nasi campur sayuran dan daging), naengmyeon (mie yang disajikan dengan kaldu daging dingin), dan tteokbokki (kue beras pedas). Perpaduan nasinya yang gurih, daging rebusnya yang pedas, terasa pas di lidah.

Pengalaman baru juga saya rasakan ketika menyantap naengmyeon. Baru kali itu saya mencoba mie yang kuahnya sedingin air es. Sedangkan tteokbokki dengan potongan kecil seperti sosis memiliki tekstur yang kenyal dengan kuah pedas yang menggigit di lidah. Harga menu-menu ini cukup murah, antara 5.000 – 6.000 won (Rp40.000-Rp50.000).

Kami lalu diajak ke PhotoMaru, tempat foto sticker digital. Ternyata, orang-orang Korea, kaum muda dan orang dewasanya, hobi foto stiker. Di tempat ini, tersedia pula properti foto yang lucu-lucu, seperti wig warna-warni, mahkota ala putri, hingga kostum binatang. Kami pun memilih properti yang senorak mungkin, yang tak bisa ditemukan di tempat lain. (f)




Wisata Geologi di Gua Manjanggul

Pulau Jeju disebut juga pulau vulkanik. Di sini pula terdapat gunung berapi tertinggi di Korea, Gunung Halla. Jeju sendiri terbentuk akibat letupan vulkanik sekitar 2 juta tahun silam. Hal ini membuat Jeju memiliki kontur alam yang unik.

Salah satunya adalah banyaknya gua-gua yang terbentuk dari lahar yang mendingin. Gua yang terpanjang adalah Gua Manjanggul di Gujwa-eup, Jeju City. Total panjang gua mencapai 7.416 kilometer. Tetapi yang dibuka untuk umum hanyalah sepanjang satu kilometer saja. Dari sekian banyak gua di Jeju, Manjanggul adalah gua yang paling menarik berkat bentuk batu-batuannya yang unik dan minimnya habitat kelelawar.

Saat musim panas, udara di dalam gua akan terasa sangat dingin, sedangkan pada musim dingin, udara justru terasa hangat. Kami datang pada musim semi sehingga sempat merasakan dinginnya suhu 13 derajat Celcius di dalam gua (padahal di luar suhunya 24 derajat Celcius).

Serasa beraksi menjadi peneliti, kami berjalan melalui genangan air dan bebatuan yang curam. Untunglah, gua ini tak terlalu gelap, ada cahaya dari lampu temaram yang memudahkan kami untuk berjalan dan melihat lahar membeku. Salah satu yang menarik perhatian kami adalah stone turtle, batu pecahan lahar yang (anehnya) berbentuk seperti kura-kura.  Lava column atau pilar lahar setinggi 7,6 meter juga pemandangan langka yang bisa ditemui. (f)



Bermain di Rumah Beruang

Museum tak selalu berbau benda-benda heritage. Di Jungmun Resort Complex, misalnya, berdiri Teddy Bear Museum. Museum yang sangat terkenal di Jeju ini dibuka pertama kalinya pada tahun 2001. jauh sebelum karakter Winnie the Pooh lahir, boneka beruang sudah menjadi boneka kesayangan. Nama Teddy Bear diambil dari nama tokoh presiden Amerika Serikat keempat, Theodore Roosevelt. Konon, boneka beruang yang juga digemari komedian layar kaca, Mister Bean ini, mulai populer sejak 1902.

Ceritanya, suatu kali Theodore gagal berburu beruang. Anak buahnya lalu memberikan presiden maonan boneka anak beruang untuk menjadi target senapannya, tapi dia menolak.

Entah kenapa, sejak saat itu, Theodore mendapat julukan 'Teddy'. Kemudian, setelah itu, setiap orang ikut-ikutan menyimpan boneka beruang di rumah. Sejak saat itulah, boneka beruang menjadi boneka favorit, dari anak-anak sampai orang dewasa.

Kami dibuat gemas melihat aneka boneka beruang koleksi museum ini dengan beragam kostum. Ada boneka beruang ala Pangeran Charles, Lady Diana, Marilyn Monroe, Elvis Presley, beruang berkostum astronot, dan banyak lagi lainnya. Tak hanya anak-anak, rasanya orang dewasa pun akan menyukai beruang kreatif versi museum ini. (f)



Tersesat di Kimnyoung Maze Park
Kimnyoung Maze Park sering dijadikan tempat syuting serial, film dan iklan Korea. Jika dilihat dari udara, kira-kira labirin taman yang dibangun tahun 1987 ini bentuknya mirip gagang telepon. Tapi menurut Mia, taman ini dibuat menyerupai bentuk pulau Jeju dan di dalam taman terdapat representasi simbol filosofi yang dianggap sakral oleh penduduk setempat. Simbol-simbol itu antara lain, ular, kuda, perahu, dan dolmen (meja batu tempat meletakkan sesajen).

Dikelilingi lebih dari 2.000 tanaman pagar Leyland Cypress, pengunjung harus menemukan jembatan yang ada lonceng sebagai tujuan akhir. Jika sukses mencapainya, kita harus membunyikan lonceng sebagai tanda kemenangan. Walau sempat tersesat, berkat peta, akhirnya kami berhasil juga menemukan jalan ke jembatan. Dengan peta, seharusnya lonceng bisa ditemukan dalam waktu lima menit saja. Tetapi, tanpa peta, ada pengunjung yang tersesat sampai 50 menit tak juga menemukan jembatan. Benar-benar jenius si pembuat taman ini. (f)



Erotisisme Museum Love Land
“Are you really want to go there?” ucap Mia sambil tergelak, begitu mendengar kami ingin pergi ke Love Land Museum. Namanya saja membuat kami penasaran. Ditambah lagi, koleksi museum yang katanya berisi patung-patung sensual, kami pun makin tak sabar untuk melihatnya.

Setelah perang Korea, Jeju memang menjadi destinasi favorit pasangan muda Korea untuk berbulan madu. Museum Love Land pun dibangun pada tahun 2004. Meski berlabel museum seksual, Love Land ternyata jauh dari kesan cabul. Patung-patung yang dibuat oleh 20 seniman dari Hongik University di Seoul ini justru terlihat unik. Mereka menggambarkan aktivitas seksual dan erotisisme sebagai karya seni yang mengandung unsur humor. Ada juga, patung yang memperlihatkan seni bercinta dari beberapa negara. Tentunya ada batasan usia yang diperbolehkan masuk ke museum ini, yakni 19 tahun.

Selama di sana, tak jarang kami mendengar gelak tawa pengunjung, terutama ibu-ibu. Sepertinya mereka tengah mendiskusikan pose-pose patung. Sedangkan, anak-anak mudanya malah terlihat tersenyum malu-malu saja.
Uniknya lagi, segala sesuatu yang ada di museum ini berbentuk organ intim wanita dan pria. Penunjuk arah, misalnya, digambarkan sebagai alat kelamin pria. Bahkan, patung kura-kura yang ada di kolam dibuat seakan-akan sedang bersenggama. (f)



Bersantai di Pulau Karang
Ingin merasakan ‘terdampar’ ke pulau kecil Korea, kami pun menyeberang ke Pulau Udo. Dinamai Udo (yang berarti sapi dalam bahasa Cina) karena bentuk pulau ini yang seperti sapi. Luasnya hanya 6 meter persegi dan dihuni 1700 penduduk. Uniknya, pulau yang terbentuk akibat letusan gunung berapi 25.000 tahun silam ini, pantainya tak berpasir, melainkan dipenuhi batu-batu karang, dari yang kecil-kecil seperti pasir, sampai karang besar. Dari pelabuhan Seongsan, kami naik ferry selama 15 menit untuk menyeberang ke pulau ini. Di seberang, bus yang akan membawa kami berkeliling pulau, sudah menanti.

Pulau Udo dikenal juga dengan haenyeo atau penyelam wanita. Ada tradisi yang masih berlangsung hingga sekarang, kaun wanitanya menyelam mencari kerang, abalon, dan rumput laut tanpa mengenakan peralatan menyelam. Tradisi ini sudah berlangsung sejak abad 19. Hanyeo yang kerap disebut pula ‘ikan duyung’ Pulau Udo, diabadikan dengan adanya museum hanyeo.

Menepi ke pantai, air lautnya yang sangat jernih dan memiliki gradasi warna biru, hijau dan hijau muda, membuat pemandangan pantai tampak indah. Keindahannya mengingatkan saya pada pulau Sikuai di Sumatera Barat. Airnya yang dingin saat itu membuat para pengunjung enggan berenang. Mereka hanya menyelupkan kaki sebatas lutut. Yang lain, sekadar duduk-duduk bersantai di pinggir pantai. (f)



Tip:
1. Berbeda dengan Seoul yang memiliki subway, alat transportasi di Jeju hanyalah bus dan taksi. Harga tiket bus bervariasi, mulai 1.000 won (Rp8.000), sedangkan tarif awal taksi adalah 2.200 won (Rp17.600).

2. Orang Korea sangat suka berjalan kaki. Biasanya, mereka akan menyarankan kita untuk berjalan kaki dari halte bus menuju tempat wisata. Menurut mereka jaraknya dekat, tapi bagi yang biasa naik turun kendaraan sampai di depan tempat tujuan, pasti akan akan sedikit melelahkan.

3. Tak harus menguasai bahasa Korea, tapi minimal hafalkan beberapa frase umum dalam bahasa Korea. Seperti, kalimat untuk menanyakan harga, waktu dan cara menuju ke suatu tempat. Dibandingkan orang Seoul, kemampuan berbahasa Inggris orang Jeju masih sangat minim.

4. Untuk mencari penginapan murah, bukalah hostelbookers.com. Biasanya hostel berada di area pusat kota Jeju, atau di area Seogwipo, di dekat Jungmun Resort Complex. Harga kamar mulai dari 14.000 won (Rp.112.000) per malam.

5. Standar harga nasi campur atau mie di Jeju antara 5.000 – 10.000 won (Rp40.000-Rp80.000).

6. Sempatkan mampir ke Jimjilbang, tempat pemandian air panas Korea. Biayanya 8.000 won (Rp64.000). Di sini kita akan merasakan sensasi mandi, berendam air panas dan sauna bareng pengunjung (khusus wanita).


Teks & foto: Vini Damayanti


 

 



 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?