Travel
Menyusuri Jejak Kuliner Chengdu

26 Jun 2015


Chengdu, ibu kota Provinsi Sichuan di Tiongkok, dinobatkan sebagai City of Gastronomy oleh UNESCO. Semua karena berbagai variasi kuliner yang bisa ditemukan di Chengdu. Sebagai ibu kota provinsi, Chengdu juga memiliki masakan ala Sichuan autentik yang terkenal memiliki rasa pedas, asam, maupun gurih yang tak biasa. Selama di Chengdu pun saya, Randy Mulyanto, dibuat terpukau oleh keragaman hidangan dan camilan ala Sichuan maupun yang khas Chengdu.


Sepanci Hot Pot Pedas!
Kalau Anda melewatkan Sichuan hot pot, Anda kehilangan pengalaman berkuliner ala Chengdu yang seutuhnya. Sichuan hot pot terkenal akan rasa pedasnya. Cabai merah dan lada Sichuan atau hua jiao umum terlihat dalam sup Sichuan hot pot.
Sichuan hot pot menjadi bagian kehidupan masyarakat Chengdu, terlihat dari merebaknya restoran hot pot di seantero Chengdu. Namun, semua bukan tanpa alasan. Provinsi Sichuan merupakan tempat lembap untuk ditinggali, sehingga masyarakat banyak mengonsumsi makanan pedas untuk menyeimbangkan suhu tubuh.

Ketika saya pertama kali menyantap Sichuan hot pot untuk makan malam di Wenjiang, salah satu distrik di Chengdu, saya   terkaget-kaget. Minyaknya terlihat begitu tebal dalam sup hot pot. Bahkan, saya menjumpai sekaleng minyak untuk dituang dalam mangkuk saus yang dicampur saus asin kental, daun seledri, dan bawang putih. Selain itu, kuah Sichuan hot pot tidak diminum, berbeda dengan varian hot pot lainnya.

Tetap saja, saya abaikan rasa kaget tersebut. Saya tetap mencobai hot pot dan disuguhi rasa pedas yang unik. Bibir saya dibuat mati rasa akibat melahap daging dan sayuran yang tersentuh lada Sichuan. Langsung terpikir dalam benak saya, orang Indonesia tidak perlu khawatir akan Sichuan hot pot yang dinilai teramat pedas.

Kalau Anda tidak suka pedas, Anda tidak perlu mengurungkan niat untuk mencicipi Sichuan hot pot. Biasanya, terdapat dua sup untuk Sichuan hot pot, yakni yang pedas dan tidak pedas. Yang tidak pedas mengandung jamur dan kuah daging.

Seperti hot pot lainnya, Anda bisa mencelupkan ikan, jamur enoki, atau daging babi dalam sup. Kalau Anda ingin sedikit ekstrem, Anda bisa memilih otak maupun usus.
Sebagai salah satu street food Chengdu, dan dan noodle cukup terjangkau harganya. Di Wenjiang misalnya, semangkuk dan dan noodle ukuran sedang dihargai 7 RMB (sekitar Rp14.000). Nama dan dan berasal dari tiang pengangkut dan dan noodle yang dijajakan pedagang kaki lima. Satu sisi tiang adalah mi  yang telah dimasak, sementara satu sisi lainnya terdapat saus dan daging.

Saya pertama kali mencoba dan dan noodle di Xiling Snow Mountain untuk sarapan. Setelah seorang nenek menyajikan pesanan saya, saya pun mengamati pesanan saya itu sejenak. Potongan babi cincang, sayuran semacam sawi, juga kuah berminyak.
Karena terbujuk lapar dan aroma menggoda, saya menyambar sumpit dan mulai melahap mi dengan lahap. Tekstur mi begitu  lembut, bagai mi tarik (la mian) bercampur kuah pedas. Daging dan sayuran terhidang panas di dalam mangkuk. Melihat kuah penuh minyak, saya tidak menyesap kuah mi. Bagi Anda yang menginginkan sarapan bergaya Sichuan, semangkuk dan dan noodle menjadi pilihan tepat untuk mengawali hari.

Long chao shou merupakan salah satu menu yang disajikan di Long Chao Shou, restoran yang pertama kali ditemukan Zhang Guangwu di tahun 1940-an. Sajian berupa pangsit ini menjadi camilan khas Long Chao Shou. Long chao shou dikenal luas oleh masyarakat Chengdu.

Long Chao Shou memiliki banyak cabang. Saya mengunjungi Long Chao Shou di No. 9-3, Huanhua North Road, Qingyang District. Di sana, saya memesan semangkuk long chao shou. Setelah membayar 10 RMB (sekitar Rp20.000), semangkuk pangsit kuah saya pun datang.
Saya menyendok satu pangsit dari mangkuk dan langsung mencicipinya. Pangsitnya berkulit tipis dan lembut, dagingnya empuk dan berisi. Kuahnya beraroma babi yang diracik dari campuran bebek, ayam, serta beberapa bagian babi.


Wajib, Kung Pao Chicken!

Guo kui adalah sebutan untuk roti bulat yang flat. Isi guo kui biasanya daging atau sayuran. Ada juga yang rasa manis. Terdapat dua macam guo kui, yakni yang digoreng dan tidak digoreng. Kalau yang digoreng, isi guo kui dimasukkan ke dalam adonan mentah, lalu   digoreng.

Guo kui tersebar di seluruh Tiongkok dan  tiap daerah memiliki variasi masing-masing, termasuk Chengdu. Sekalipun guo kui terkesan umum, guo kui mudah dijumpai di  tiap sisi jalanan Chengdu. Panci penggorengan dan puluhan guo kui isi daging maupun manis yang digoreng tersaji panas di sana. Guo kui gaya Sichuan menjadi bagian kuliner Chengdu.
Saya mencoba guo kui yang digoreng di Jinli Street, seharga 7 RMB (sekitar Rp14.000) per buahnya. Penjaja guo kui juga menawarkan dua filling,   ayam dan babi. Selama saya di Chengdu, lebih mudah mencari guo kui yang digoreng dibanding yang tidak.

Saya mencicipi guo kui daging babi. Rasa daging babi agak asam, menyatu dalam renyahnya roti. Asam ini seolah-olah terbawa rasa Sichuan pepper. L:ezat karena disantap kala hangat!
Barangkali Anda pernah menyantap kung pao chicken dan telah menyadari bahwa kung pao chicken berasal dari Tiongkok. Saat saya di Chengdu, saya baru mengetahui bahwa kung pao chicken ternyata adalah  masakan Sichuan.

Layaknya di Indonesia, kung pao chicken terkenal dengan rasa manis dan kacang yang ditabur di atas sajian ayam. Tidak lupa juga dengan bumbu gurih dan cabainya. Sekalipun demikian, kung pao chicken di Indonesia dan Chengdu ternyata berbeda.
Saat saya makan siang di Wenjiang dengan seorang teman, Jacob Lan, saya menemukan perbedaan yang cukup terlihat di kung pao chicken gaya Chengdu. Potongan ayamnya berbentuk kotak  kecil, sedangkan potongan kung pao chicken yang pernah saya coba di Indonesia cenderung besar dan berbentuk  sembarang.

Kacang pun bulat dan berwarna lebih terang, lain dengan kacang mete yang umum disertakan pada kung pao chicken di Indonesia. Saya dibuat takjub oleh  rasanya yang segar dan gurih.
Sementara San da pao atau three big cannons mengingatkan saya pada mochi, camilan asal Jepang yang terbuat dari beras ketan. San da pao dibuat dari beras ketan dengan taburan kacang wijen dan lumuran gula merah. Saya pun mencicipi tiga bola manis ini  di Wenshu Monastery.

Bola-bola yang lengket dan gula merah dengan rasa manis yang pas  terasa meleleh di lidah. Bola-bolanya empuk, tidak digoreng. San da pao cocok sebagai camilan di sore hari.
Menyiapkan san da pao  juga memiliki keunikan tersendiri. Saya melihat  si penjual   mengambil sedikit adonan dan menjadikannya 3 bentuk bulat seperti bola. Tiga bola ini lalu di-juggle layaknya pemain sirkus.  Bola-bola tersebut kemudian dilempar, terpantul pada permukaan datar, lalu mendarat di baki bulat dengan bubuk keemasan yang tersebar di seluruh baki. 


Jamur Hitam dan Mi Manis

Black fungus atau mu er umumnya tersaji saat makan berat. Jamur kuping menjadi bahan yang tidak lagi asing dalam Chinese culinary. Namun, mu er gaya  Sichuan tidak bisa dilewatkan begitu saja.
Sepintas terlihat seperti jamur biasa, tapi tampilan menipu rasanya. Black fungus terasa asam dan pedas,  hasil dari perpaduan bawang merah, ketumbar, cabai merah, juga cuka. Anda bisa menemukan masakan ini di restoran Sichuan di Chengdu.

Bila Anda ingin mencicipi camilan khas Chengdu, kunjungilah Jinli Street. Sampai di tempat ini, saya langsung menuju  ke salah satu kedai camilan yang bernama Ming Xiao Chi.
Saya memesan long family sweet noodle. Unik sekali menemukan mi  manis di Chengdu. Saat mi dihidangkan, terlihat biji cabai dan saus kacang di atas mi. Rasa kacang terasa bagaikan saus rujak di lidah. Saya pun mengaduk mi dan membiarkan bumbu menyatu secara menyeluruh.

Masih di kedai yang sama, saya memesan long’s dumpling. Harganya 12 RMB (sekitar Rp24.000) untuk enam potong dumpling. Saya terpikat oleh warna cabai di atas dumpling dan kematangan dumpling-nya.
Saya mengambil sepotong dumpling. Perpaduan kecap asin meresap dalam dumpling babi. Dagingnya juicy, tak ada campuran tepung.
Saya meninggalkan kedai tersebut dan beralih ke snack street di Jinli Street. Spring roll menjadi salah satu camilan yang saya temui di snack street. Jika Anda bosan dengan hidangan maupun camilan berdaging, spring roll patut dipertimbangkan.  
Saya mencoba satu cup spring roll. Lumpia rebus isi sayuran dingin. Belum lagi kue-kue manis dan tahu air yang dinikmati bersamaan. Lobak dari lumpia renyah menggigit dan kue bola yang sticky. Semua menyatu dalam kuah minyak dari chili oil.


TIP

  1. Biasanya, nasi putih tak disajikan di restoran Sichuan hot pot. Jangan ragu untuk memesan nasi putih (mi fan, dalam bahasa Mandarin) sebelum menyantap hot pot. Pesanlah  sesuai  dengan jumlah orang.
  2. Saat menikmati Sichuan hot pot, cobalah plant protein beverage (soy milk), untuk menetralisasi rasa pedas dari Sichuan hot pot.  Rasa susu yang tercampur kacang ini tidak terlalu manis.
  3. Kalau ingin ke Jinli Street, Anda bisa  naik  bus menuju Wuhouci Station dengan bus nomor 1, 57, 82, 334, atau 335. Harga sekali naik bus hanya 2 RMB (sekitar Rp4.000). Sampai di Wuhouci Station, Anda hanya perlu berjalan sedikit menuju Jinli Street, berhubung Wuhou Memorial Temple berada di areal Jinli Street. 
  4. Untuk menuju Wenshu Monastery, naiklah subway atau Chengdu Metro Line 1 dengan rute Shengxian Lake – Century City. Harga karcis subway hanya   1 RMB (sekitar Rp2.000) hingga 5 RMB (sekitar Rp10.000).
  5. Saat bersantap di restoran, cobalah potato with vinegar flavor (cu liu tu dou si) dan ma po tofu (ma po dou fu). Keduanya merupakan masakan asli Sichuan.(f)




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?