Travel
Menempuh Gugusan Pulau Derawan

7 Feb 2014


Tak sekadar kekayaan hutan, Kalimantan juga ternyata memiliki area kepulauan dengan beragam keindahan biota laut. Salah satu yang sedang ‘naik daun’ adalah kepulauan Derawan. Tempat ini seakan jadi destinasi wajib bagi pecinta wisata bahari. Kekayaan biota laut  dan pantai pasir putih yang bersih siap memikat Anda.

PESONA CORAL TRIANGLE

The Divers Heaven, julukan yang seringkali dilontarkan oleh para penyelam untuk menggambarkan keindahan kawasan segitiga terumbu karang di kepulauan Derawan.  Meski harus menempuh dua kali penerbangan udara, yaitu Jakarta- Balikpapan- Berau, perjalanan darat dan laut, saya bersama teman seperjalanan dari media lain, rela melewatinya demi membuktikan cerita para petualang mengenai keindahan gugusan pulau Derawan.

 Rangkaian pulau yang terdiri dari 31 pulau ini menyimpan banyak kekayaan biota laut. Jika dihitung, keanekaragaman karang di kepulauan yang berada di propinsi Kalimantan Timur ini memiliki sekitar 460 jenis karang, jumlah ini merupakan peringkat terbanyak di Indonesia setelah Raja Ampat. Sementara variasi ikan, terdapat sekitar 870 jenis ikan bermukim di kepulauan ini.

Setibanya saya di bandara Kalimarau, Berau, saya masih harus menempuh perjalanan dengan speed boat selama dua jam. Perhentian pertama sekaligus tempat saya menginap tak lain di pulau Derawan. Benar saja, perjalanan panjang yang cukup melelahkan itu akhirnya terbayar seketika  saat kapal berlabuh di dermaga pulau. Air laut yang transparan bagai kaca yang melapisi keindahan terumbu karang di dasarnya. Belum lagi, dua ekor penyu sisik besar yang asyik berenang, menambah girang suasana hati, akhirnya bisa juga merasakan keindahan Derawan. Pemandangan ini pun langsung saya abadikan saking senangnya.

Selain pulau Derawan, pulau Kakaban, Maratua, dan Sangalaki merupakan pulau- pulau yang menjadi primadona di gugusan pulau yang terletak di kabupaten Berau ini. Masing-masing pulau memiliki titik selam yang menjadi destinasi para penyelam mancanegara. Jika di Maratua terdapat 21 titik selam, di Sangalaki terdapat 11 titik selam favorit, juga sekaligus dijadikan sebagai area konservasi penyu. Dari Derawan, perjalanan menuju Maratua bisa ditempuh dengan speedboat selama 1,5 jam. Pulau ini terletak di laut Sulawesi dan berbatasan dengan Malaysia, jika beruntung Anda bisa menyaksikan aktivitas ikan paus dan lumba-lumba yang sedang bermain atau bermigrasi.  

BERTEMU UBUR-UBUR DI KAKABAN

Perjalanan menuju pulau Kakaban dari Maratua sendiri memakan waktu 30 menit.Pesona pulau Kakaban sendiri terletak pada laguna air payau yang diberi nama danau Kakaban oleh masyarakat setempat. Unik, karena danau air payau ini dihuni oleh empat jenis ubur-ubur yang tak menyengat akibat evolusi yang membuat air payau dalam laguna terkunci dari laut. Selain danau Kakaban, ubur-ubur tak menyengat apalagi beracun hanya ditemui di Palau, sebuah negara yang terletak di kepulauan Micronesia. Tak heran, wisatawan mancanegara datang jauh-jauh hanya untuk merasakan pengalaman berenang bersama ubur-ubur di pulau tak berpenghuni ini.

Sesampainya di pulau, setelah melewati dermaga, rerimbunan pohon bakau menjadi pemandangan yang mengelelilingi danau. Demi mencapai danau, saya harus melewati tangga-tangga terjal yang terbuat dari kayu ulin. Perlahan saya melewati tangga-tangga dan jembatan di antara pepohonan yang membentuk seperti hutan mangrove. Tak sabar rasanya ingin menyapa ubur-ubur di air payau. 

Begitu sampai di danau, tanpa berpikir panjang, saya langsung nyemplung ke dalam laguna tersebut. Dengan bantuan kacamata snorkeling, saya bisa melihat puluhan ubur-ubur di sekeliling saya. Ada empat jenis ubur-ubur yang bertempat tinggal di laguna ini, yaitu Moon Jellyfish (Aurelia aurita ) yang bentuknya lebar dan bulat seperti piring ,  box jellyfish (Tripedalia cystophora), spotted jellyfish atau ubur-ubur papua (Mastigias papua ), dan upside-down jellyfish (Cassiopea ornata), atau ubur-ubur yang bisa berenang terbalik. Sensasinya semakin terasa ketika saya berenang dengan jarak 10 meter dari tepi danau, semakin banyak ubur-ubur baik hati yang menemani saya berenang. Perasaan geli bercampur bahagia karena ditemani oleh sekumpulan ubur-ubur, seru!

LEYEH LEYEH DI GOSONG  PASIR

Keesokan harinya Iwan, sang pengemudi speedboat menawarkan kami untuk bermain di gosong pasir yang diberi nama warga setempat Tanjung Gusung.  Jaraknya hanya 5 menit dari Derawan dengan perahu cepat. Begitu sampai, lagi-lagi kami terpesona dengan keindahan gundukan pasir putih yang membelah laut berair jernih, bukan main cantiknya.

Gosong ini bisa terlihat ketika air sedang surut, jika air pasang, maka dengan sendirinya akan tertutupi oleh air laut. Jadi, pagi hari adalah waktu yang paling tepat untuk leyeh-leyeh di atas pasir putih sambil bermandikan hangatnya mentari pagi. Air jernih yang dangkalnya semata kaki, semakin menambah kenikmatan bermalas-malasan, tak peduli jika kulit akan gelap karena terbakar sinar matahari. Ditambah lagi, arus di sekitar gosong pasir sangat tenang, kami pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk berenang hingga puas.

Sinyal perut lapar akhirnya memaksa kami untuk kembali ke pulau Derawan. Waktunya untuk makan siang di pulau kecil ini. Mayoritas penduduknya merupakan oleh suku Bajo yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Saking kecilnya, hanya dalam waktu 30 menit, saya sudah mengelilingi pulau berisi rumah-rumah warga tersebut dengan hanya berjalan kaki.

Soal makanan, saya yang sedikit bawel  soal makanan  merasa sangat puas dan bahagia disini. Tentunya karena menu sehari-hari disini adalah seafood segar.  Semua  jenis ikan didapat dalam kondisi benar-benar segar, rasa daging ikan alami yang bercitarasa manis dan lembut. Sungguh tak perlu pintar memasak untuk menghasilkan sepiring sajian ikan yang lezat, ini baru surga untuk pecinta seafood!

Menurut saya dan teman-teman seperjalanan, waktu di pulau indah ini sangat berharga, makanya kami tak ingin melewatkan kesempatan untuk snorkeling di dekat dermaga. Lagi-lagi saya terpana melihat keindahan terumbu karang beserta ikan-ikan berwarna warni yang berada di sekitar dermaga ini. Area ini juga menjadi salah satu titik selam favorit bagi wisatawan yang ingin menyelam di pulau seluas 44 hektar ini.

Tip Perjalanan
  • Terbang dari Jakarta menuju Balikpapan. Dilanjutkan perjalanan udara dari Balikpapan menuju Berau. Dilanjutkan dengan menumpang tranportasi umum dari Berau menuju Tanjung Batu selama 2,5 jam. Dari Tanjung Batu, menggunakan speed boat selama 45 menit. Harga yang dikenakan untuk penyewaan speedboat bervariasi, tergantung dengan kapasitas perahu tersebut. Semakin banyak, harga biasanya cenderung lebih murah.
  • Harga penginapan di pulau Derawan berkisar di antara Rp 500.000 hingga Rp2.000.000 per malam. Selain itu, ada juga banyak warga yang menawarkan rumah mereka sebagai akomodasi, tentunya harganya lebih bersahabat dibanding harga menginap di resort.
  • Jika menjelajah Maratua, Kakaban dan Sangalaki dalam sekali jalan, berangkatlah lebih awal agar bisa puas menikmati kedua tempat tersebut. Semakin sore angin yang kencang akan membuat gelombang ombak semakin tinggi.
  • Jika gemar olahraga air seperti snorkeling, sebaiknya membawa alat sendiri, jika tidak, Anda dapat menyewanya dengan harga Rp50.000/ hari. Untuk yang ingin mencoba diving, tak perlu takut meski tak punya lisensi. Disini Anda bisa melakukan try dive seharga Rp350.000, dengan ditemani guide.  


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?