Home Interior
Kerajinan Dari Desa

15 May 2015

       “Selamat datang di Paisley Things. Semua produk di sini adalah handmade,” sapa Caroline Tobing, tiap kali ada tamu yang datang. Dialah wanita yang berperan besar atas keberadaan toko Paisley Things di bilangan Kebayoran Baru ini. Sesuai dengan yang ia sebutkan, semua produk Paisley Things adalah buatan tangan. Tapi, tentu bukan Caroline sendiri yang membuatnya, melainkan para perajin dari desa yang secara turun-temurun mewarisi keterampilan dalam membuat kerajinan tradisional.

Tiap produk memiliki desain yang lawas, namun terkemas dalam finishing yang modern. Sehingga, meskipun terbuat dari material sederhana, daya tahannya cukup baik dan awet. Kesan lawas yang terlihat justru membawa  nostalgia pada mata yang melihat. Contohnya saja, keranjang besar berbahan seng galvanis yang dilengkapi   kayu pegangan. Meskipun terbilang sebagai barang yang sudah biasa kita temui,   dengan melihatnya kembali akan membawa kita pada kenangan ketika barang tersebut digunakan oleh orang tua atau keluarga pada waktu lampau. Rasa nostalgia ini yang menjadi penambah nilai, sehingga sebuah keranjang seng galvanis pun tak lagi hanya bisa digunakan sebagai wadah, tapi juga sebagai dekorasi interior.

“Semua ini diawali oleh pertemuan saya dengan seorang penjual sapu berbahan jerami. Sapu itu ia jual dengan harga murah. Tampilannya yang unik dan berdetail membuat saya ingin tahu cara pembuatannya,” ujar Caroline, mengenai awal mula ia memulai toko itu. Rasa ingin tahu itu membawanya untuk datang ke desa tempat sapu tersebut diproduksi dan menemui pembuatnya langsung. Di sana ia pun menyadari bahwa proses pembuatan dan keindahan detail dari sapu tersebut tidak sebanding dengan harga yang ditawarkan. Karenanya, Caroline memutuskan untuk membawa barang hasil keterampilan tangan tersebut ke tingkat yang lebih tinggi. Dari situlah ide barang-barang kerajinan lainnya muncul, hingga akhirnya,  tahun 2012, Caroline memulai Paisley Things.

Paisley Things itu sendiri merupakan salah satu program dari Yayasan The Darius Tobing yang mendukung perajin dalam berkarya dari desa mereka. Program ini bertujuan untuk memberdayakan mereka dalam mengoptimalkan keterampilan dan material yang tersedia di sekitar mereka. Sehingga, ketika seseorang membeli produk tersebut, ia tak hanya membantu para perajin itu untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, tapi juga memberi penghargaan pada keterampilan yang mereka warisi turun-temurun.(f)


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?