Fiction
Theo (13)

25 Jun 2012

<< cerita sebelumnya

Pukul tujuh pagi, dia menyelesaikan laporan setebal empat puluh halaman itu! Tubuhnya penat, raganya lelah, tapi dia bergegas ke kantor. Tidak lupa melakukan ’ritual tiga’-nya, seperti yang biasa dia lakukan. Tidak boleh ada yang terlewat kali ini atau akan ada lagi hal buruk yang akan terjadi.


Kantor masih sepi saat dia tiba di sana. Beberapa koleganya tampak terkejut saat melihat kemunculannya. Ivonne tidak menggubris mereka. Dia berjalan lurus, menuju ruangan Pak Darmawan.

”Masuk...,” sahut Pak Darmawan, ketika dia mengetuk pintunya. Pak Darmawan juga tampak terkejut melihat dirinya.

”Ivonne, kamu sudah tidak apa-apa?” tanyanya, cemas.
Ivonne mengangguk, tidak tersenyum. ”Saya mau menyerahkan laporan kunjungan customer kemarin. Saya juga ingin mengundurkan diri sebagai personal assistant  Mr. Theofilus Lundenberg. Akan saya cari pengganti yang baik untuk Mr. Theofilus Lundenberg,” ujarnya, dengan gaya profesional.

Pak Darmawan memahami apa yang tengah bergejolak dalam diri Ivonne. Beliau tidak ingin memaksa Ivonne melakukan apa yang tidak dia sukai. 

”Baiklah,” ujarnya dengan bijak. ”Tolong kamu cari penggantinya. Theo masih akan berada di sini sampai lusa. Mungkin lebih lama lagi, mengingat kecelakaan yang terjadi kema....” 

”Baik, Pak Darmawan Sejati, terima kasih,” potong Ivonne. 

Dia keluar dari ruangan Pak Darmawan dan langsung menuju meja Novelita. Novelita meliriknya sekilas. Tidak tampak kesan simpatik dari lirikannya. 

”Novelita Arimbi,” panggil Ivonne. Berusaha untuk tidak peduli terhadap wajah tidak suka yang diperlihatkan Novelita. Novelita tidak menyahut.

”Aku minta tolong kamu menggantikanku sebagai personal assistant Mr. Theofilus Lundenberg,” ujarnya.

Novelita menoleh cepat. Tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Senyumnya langsung merekah begitu mendengar nama Theofilus Lundenberg. ”Tentu saja, Ivonne. Dengan senang hati aku akan menggantikanmu.”

*****

Theo terkejut melihat gadis yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu mengenakan busana yang sangat ketat, berusaha keras mempertontonkan lekuk tubuhnya yang, hmm... memang terlihat indah. Tapi, karena dibalut dengan busana yang terlalu ketat, jadi terlihat murahan!

”Siapa Anda?” tanya Theo, kemudian terbatuk-batuk. Indra penciumannya tercemar oleh bau artifisial yang disemprotkan secara membabi-buta ke seluruh tubuh gadis ini.
Gadis di hadapannya tersenyum lebar, memperlihatkan deretan gigi putih. Tapi, senyumnya tampak palsu. Tidak tulus.

”Saya Novelita, panggil saja saya Ita. Saya adalah personal assistant-mu, Theo.”
Theo mengernyit. Gadis ini belum berkenalan resmi dengan dirinya, tapi sudah memanggilnya dengan nama panggilannya. Berbeda sekali dengan….

Theo terkesiap. “Di mana Ivi, maksud saya Ivonne?” Bukankah Ivonne adalah personal assistant-nya? Mengapa kini yang muncul adalah gadis ini?

Gadis di hadapannya mengerucutkan bibirnya, “Ivonne meminta saya untuk menggantikannya. Ini berkas laporan kunjungan customer kemarin.” Novelita menyerahkan berkas laporan yang diserahkan Ivonne tadi pagi. 

”Apa rencanamu untuk hari ini?” tanya Novelita, tapi Theo tidak mendengar. Benar apa yang ditakutinya. Ivonne menyalahkan dirinya atas kecelakaan yang terjadi kemarin. Kini dia kembali  pada ritual ajaibnya, dan ... menjauhi dirinya. Kembali menutup diri terhadap segala hubungan pertemanan yang ditawarkan. 

Hubungan pertemanan?
Benarkah hanya pertemanan yang ditawarkannya?
Theo jadi bertanya-tanya sendiri dalam hatinya. 

“Apakah hari ini kamu ingin bersantai sejenak sebelum mulai beraktivitas?” 

Oleh: Irene Tjiunata

                                                                               cerita selanjutnya >>
 


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?