5 Jan 2017

Tiffany, Pose Berkarakter

Foto: Dhany Indrianto

Rona bahagia masih terpancar jelas di wajah Tiffany (19) yang semringah. Baru saja ia dinobatkan sebagai Pemenang I Pemilihan Wajah Femina (WF) 2016 pada malam final di Djakarta Theater, Jakarta, awal Desember 2016. “Saya tak menyangka bisa menjadi juara pertama. Tapi, saya puas karena bisa membuktikan bahwa saya serius menekuni dunia model ini,” ungkap wanita berdarah Tionghoa yang tinggal di Medan, Sumatra Utara, ini.
 
Pesona Oriental
Tiffany mengakui awalnya ia sempat ragu mampu mengungguli finalis lainnya. “Saya pikir mata sipit saya ini akan jadi penghalang untuk menang. Sebab, biasanya kalau fashion show di Medan, saya sering diminta memakai selotip mata atau bulu mata berlapis-lapis agar mata saya lebih ‘terbuka’,” cerita putri pertama dari pasangan Rudy Tjoe dan Rosina Tandana ini.
 
Namun, juri berpendapat lain. Keunikan wajah orientalnya itulah yang justru mencuri hati dan membuatnya tampak berkarakter. Dari portfolio foto penjurian, Tiffany terlihat berkarakter kuat. Ia mampu seketika ‘menyulap’ mimiknya dari fierce berganti riang. Sangat ekspresif!
 
“Itu mungkin yang jadi kelebihan saya dibanding finalis lain. Saya mendapatkan skill itu dari hasil latihan bertahun-tahun. Saya belajar pose dan mencari angle wajah terbaik di depan kaca,” jelas wanita rendah hati ini.
 
Tiffany kini sadar bahwa mata sipit yang sempat dianggapnya kekurangan justru bisa menjadi modal kuat melenggang di panggung mode dunia kelak. Tak dipungkiri, dunia mode internasional memang menyukai karakter wajah sepertinya, yang menampilkan pesona oriental dan khas ketimuran.
 
Karier Tiffany di dunia model memang makin terbuka luas, terutama setelah menjadi Pemenang I WF 2016. Namun, jika banyak wanita bermimpi ingin menjadi model dan terkenal sejak kecil, tidak dengan Tiffany. Berada di bawah sorot lampu dan menjadi pusat perhatian bukanlah sesuatu yang ia impikan. Tiffany mengaku dirinya dulu sangat pemalu.
 
“Saat show pertama saya tidak berani melihat penonton. Saya sangat malu dan gugup sekali,” katanya. Bahkan, kata Tiffany lagi, betapa kakunya saat ia harus berjalan mengenakan high heels 10 cm untuk pertama kalinya.
 
Mengingat sifatnya yang sangat pemalu, tahun 2014, saat SMA, penggemar traveling ini didaftarkan ibunya di sekolah modeling di Medan. Tujuannya bukan untuk mengarahkannya menjadi model, tapi untuk memperbaiki postur tubuhnya yang bungkuk.
 
“Karena tinggi, saya sering membungkuk agar tidak menjadi pusat perhatian orang. Itu sebabnya, Mama pikir lebih baik saya masuk sekolah modelling agar bisa lebih percaya diri berdiri tegap,” cerita wanita bertinggi 171 cm dan berat 47 kg ini. Tak disangka, Tiffany justru menemukan talenta di dunia modeling yang dari tahun ke tahun makin terasah.
 
Senang Ikut Kompetisi
Jam terbang Tiffany di dunia modeling terbilang tinggi. Puluhan fashion show, baik di Medan maupun Jakarta, sudah dijajakinya sejak tahun 2014. Tidak hanya itu, sederet penghargaan di bidang modeling pun ia raih. Beberapa di antaranya, Top 3 Putri Pariwisata Sumatra Utara 2016, The Face of The JW Wedding Fair 2016, UPH Female Ambassador 2016, dan Top 6 Cantik Indonesia Trans TV 2015.
 
“Saya memang tak pernah setengah-setengah menekuni sesuatu. Saya tahu dunia modeling sangat kompetitif, tapi saya tak gentar. Saya selalu total tiap show maupun berkompetisi,” ujar Tiffany, yang sering didampingi sang ibu saat show maupun berkompetisi.
 
Awal memasuki dunia modeling, keluarganya agak cemas dan kurang setuju. “Di Medan, profesi model masih dianggap kurang baik. Mereka khawatir saya tak melanjutkan sekolah atau terbawa pergaulan yang salah,” kata Tiffany, sambil tersenyum.
 
Bahkan, keluarga sempat memintanya berhenti mengikuti proses seleksi WF saat ia sudah terpilih masuk 100 besar dan fokus pada kuliahnya saja. “Tapi, saya memohon diberi kesempatan sekali ini. Untung saja orang tua akhirnya mendukung penuh mimpi saya berkarier di dunia entertainment,” jelasnya.
 
Untuk meluruskan pandangan keluarganya, Tiffany membuktikan keseriusan dirinya menekuni karier ini. Jalan hidup memang tak ada yang bisa menebak. Gadis yang murah senyum ini yakin, kerja keras dan kegigihan akan membuat seseorang bersinar di bidang apa pun yang ia geluti. Tiffany telah membuktikannya. Kesibukannya di dunia modeling selama ini tak sekadar ajang ‘hurahura’, tapi juga menuai prestasi demi prestasi.
 
Melihat kegigihannya dan selalu mampu mengevaluasi diri dari pembelajaran yang didapat dari kompetisi sebelumnya, model papan atas Dominique Diyose, yang menjadi mentor Tiffany saat mengikuti kompetisi Cantik Indonesia, menuliskan pada akun Instagramnya: “Tiffany adalah salah satu contoh yang mengajarkan bahwa kegagalan adalah proses hidup yang normal untuk mendorong kita berusaha lebih baik dari sebelumnya.”
 
Tidak hanya prestasi di bidang modeling, pengagum Gita Gutawa dan Sarah Brighton yang sejak TK sudah mengenal dunia panggung lewat kegiatan menari dan paduan suara ini ternyata beberapa kali membuktikan keuletannya menekuni sesuatu. Ia pernah menjuarai kompetisi menyanyi, badminton, gerak jalan, hingga lomba presentasi.
 
“Saya memang senang belajar banyak hal baru, terutama di bidang seni,” kata Tiffany, yang sebulan terakhir ini juga bergabung dengan sanggar tari untuk mempelajari tarian daerah. Tari Tortor dan Cikalapongpong asal Sumatra Utara sudah dikuasai wanita kelahiran 4 Maret 1997 ini. Tiffany mengaku mendapatkan bekal berharga selama masa karantina Wajah Femina lalu.
 
“Saya jadi bisa mengetahui minat dan menggali bakat lain yang bisa dikembangkan, yaitu presenting,” tuturnya. Merasa ingin mengembangkan minatnya di bidang presenting, Tiffany yang fasih berbahasa Hokkien ini tengah berupaya menghilangkan dialek Cina khas Medan-nya.
 
“Saya tengah memperbanyak kegiatan sebagai MC di berbagai event. Hitung-hitung sebagai latihan public speaking dan menghilangkan dialek saya,” ujar mahasiswi semester 3 jurusan Akuntansi di Universitas Pelita Harapan (UPH) Medan ini, sambil tertawa.
 
Selain itu, Tiffany sedang melihat kemungkinan apakah ia bisa mentransfer nilai kuliahnya ke UPH di Tangerang agar lebih mudah mengembangkan karier. “Yang pasti, saya tak akan menyia-nyiakan peluang ini. Saya siap mengekspresikan diri saya dan menginspirasi orang lain,” harapnya. (f)
 
Baca juga:
Arti Kemenangan Bagi 7 Pemenang Wajah Femina 2016
Hari Terakhir Karantina Wajah Femina 2016: Shopping & Farewell
 


Topic

#WF2016