6 Apr 2017

Metamorfosis Maria Christina Evanny Wityo

Foto: Nurulita Maulana

Berkarier di dunia modeling sejak 2013, tak membuat Maria Christina Evanny Wityo (19) berhenti menempa kemampuannya berjalan di catwalk. Bahkan ia menantang diri mengikuti ajang Wajah Femina 2016. “Saya hanya ingin belajar banyak hal baru yang belum pernah saya coba. Eh, saya malah dapat hadiah luar biasa,” akunya bangga mengingat momen ketika ia disematkan selendang Pemenang Best Catwalk di atas panggung Djakarta Theater, pada awal Desember 2016 lalu.
 
Jatuh Cinta
Masa kecil Evanny tak pernah sepi aktivitas. Les piano, belajar menyanyi hingga kursus renang mengisi hari-harinya saat masih Sekolah Dasar. Tak terkecuali kursus modeling yang telah ia ikuti sejak kelas 3 SD. “Karena saya tinggi tapi bungkuk, jadi Mama ingin saya belajar jalan yang benar dan meningkatkan rasa percaya diri. Sekaligus ingin tahu apakah saya ada bakat di dunia ini,” tutur Evanny.
 
Maklum julukan ‘Jerapah’ atau ‘Tiang Listrik Berjalan’ karena tubuhnya yang menjuntai tinggi besar dan berpipi chubby, membuatnya minder dan terkucilkan. Ia pun sempat berpikir bahwa gen tinggi yang ia dapatkan dari kedua orang tuanya, Benedictus Gading Wityo dan Juliana Susanty, sebagai sesuatu yang aneh, yang tak bisa ia banggakan.
 
Namun, pandangan tersebut pun luntur kala ia lolos audisi Indonesia Fashion Week di tahun 2013, saat menguji bekal kursus modeling yang pernah ia dapatkan. Saat itulah ia menyadari, bahwa akhirnya ada dunia yang bisa mengapresiasi tinggi badannya yang selama ini pernah dianggapnya sebagai sebuah kelemahan.
 
“Di dunia ini aku bertemu dengan orang-orang yang sama dengan saya. Mereka tinggi, dan mungkin sama-sama pernah dikucilkan. Tapi ternyata di runway, mereka justru  terlihat keren, jadi pusat perhatian dan dipuja-puja orang. Saya jatuh cinta dengan dunia ini,” penggemar olahraga basket ini.
 
Setelahnya, ia pun mengikuti berbagai fashion show bergengsi, dan tentunya Jakarta Fashion Week. Ia pun berkesempatan mengenakan busana rancangan desainer ternama, seperti Barli Asmara, Ivan Gunawan hingga Poppy Darsono.
 
Dalam perjalanannya merintis karier modeling, ternyata sang ayah sempat tak mendukung pilihannya tersebut. “Papa ingin saya fokus menyelesaikan sekolah dulu, karena takut modeling akan menghambat pendidikanku,” kenang putri sulung dari tiga bersaudara itu. Tapi karena telanjur jatuh cinta, Evanny pun berusaha meyakinkan sang ayah dengan membuat perjanjian.
 
“Saat itu saya berjanji. Kalaupun tetap jadi model, saya bisa mempertanggungjawabkan nilai di sekolah. Syukurlah janji tersebut bisa saya tepati,” aku Evanny yang selalu mendapatkan nilai baik saat sekolah dulu.
 
Dan ia kembali menunjukkan tekadnya. Meski sempat sibuk tampil di panggung JFW 2017 dan membuatnya harus bolos selama satu minggu, ia justru mendapatkan nilai IPK hingga 3.9 di kuliahnya di jurusan Komunikasi Universitas Kristen Atmajaya.
 
Akhirnya, melihat kegigihan putrinya bekerja keras menyeimbangkan karier sebagai model dengan pendidikannya, hati sang ayah luluh. Bahkan diakui Evanny, kini ayahnya justru sangat mendukung.
 
“Aku tidak mau jadi model yang hanya bermodal tampang, tinggi, atau karena penampilannya saja. Tapi aku ingin jadi model yang cerdas dan berwawasan luas,” tegasnya.
 
Bukan Hanya Bisa Jalan
Mengikuti ajang Wajah Femina 2016, yang dulu sempat direkomendasikan sang ayah membuatnya menambah pengalaman. “Sebenarnya papa sudah menyuruhku ikut WF sejak tahun 2013, tapi saat itu aku masih di bawah 18 tahun, belum memenuhi persyaratan usianya,” kenang wanita kelahiran 27 Maret 1997 ini.
 
Sempat lupa dengan hal tersebut, acara Wajah Femina Road to Campus yang menyambangi kampus Evanny seakan mengingatkannya kembali dengan tawaran sang ayah mencoba ajang yang telah melambungkan banyak nama para model tanah air. Tak mau membuang-buang kesempatan, penggemar Kendall Jenner ini pun mendaftarkan dirinya.
 
Walau diakui ia tak berharap besar bisa menang, namun ketika dihubungi oleh panitia bahwa ia masuk finalis 20 besar, Evanny kaget bukan main. “Bahkan saking kagetnya, saya sampai jatuh terduduk. Hahaha…,” ujarnya terkekeh. Ia pun langsung menghubungi kedua orang tuanya untuk mengabari pesan bahagia tersebut.
 
Selama karantina, banyak sesama finalis WF mengaku mengagumi Evanny, karena ia sudah punya rekam jejak yang baik di dunia modeling profesional. Apalagi postur tubuhnya, tinggi 176cm dan berat badan 49 kg ini amat sangat mendukung. Tak jarang, teman-teman seangkatannya pun minta diajarkan cara berjalan yang benar. Dengan sabar, Evanny tak pernah pelit membagi ilmunya pada teman-teman barunya tersebut.
 
Bisa dibilang, Evanny adalah salah satu finalis yang memang sudah menonjol sejak awal karantina, terutama karena kemampuannya berjalan di atas panggung dengan anggun. Banyak finalis lain yang menjagokannya dan memprediksi bahwa setidaknya ia akan menyabet salah satu dari delapan gelar pemenang di ajang WF 2016.
 
Kendati sudah punya bekal modeling, Evanny tak pernah merasa lebih baik dari para finalis lain. “Bahkan saya ditegur Mas Arie Tulang karena gaya jalan saya. Dia mengingatkan bahwa gaya jalan di runway fashion show itu berbeda dengan jalan di acara beauty pageant,” tutur Evanny mengingat pelajaran yang ia dapatkan selama karantina.
 
Mengikuti WF 2016 memang membuatnya banyak mendapatkan hal baru. Salah  satunya adalah dunia presenting. “Apalagi, sebenarnya saya tuh suka ngomong, tapi kalau bawa acara atau jadi presenter, kesannya masih kaku. Jadi lewat ajang ini saya ingin belajar agar jadi MC yang luwes dan asyik,” cerita penggemar Bruno Mars ini.
 
Namun, memang tak dapat ditampik, titel Best Catwalk yang ia dapatkan membuatnya bangga bukan main. Ini menjadi pembuktian diri atas kerja kerasnya, juga pada orang-orang yang dulu pernah meledeknya. Pun, gerbang menuju tangga karier yang lebih tinggi, juga kian terbuka lebar. “Semua orang tahu femina. Titel ini akan membuka jalur karier saya lebih luas lagi,” ujarnya senang.
 
Dan ketika salah satu juri, Panca Makmun, menanyakan tentang kemungkinan go international, ia menjawab. “Tentu sebuah kehormatan kalau bisa go international. Tapi saya harus menguatkan mental dan komitmen, karena tentu untuk jadi model dunia, salah satu syaratnya kita harus berani tampil topless,” ujarnya sambil mempertimbangkan. Namun ia tetap berharap bahwa suatu hari nanti bisa menjadi model internasional dan tampil total di runway pekan mode dunia. (f)
 
 


Topic

#wajahfemina