8 Dec 2016

10 Kisah Para Finalis dari Penjurian Wajah Femina 2016

Foto: CIK
 
Penjurian selalu menjadi momen yang mendebarkan bagi para finalis Wajah Femina (WF) 2016. Sebab, di momen itulah karakter, kepribadian, talenta, dan keunikan para finalis akan terungkap. Rabu, (7/12) proses penjurian WF 2016 berlangsung. Dewan juri yang terdiri atas Petty S. Fatimah (Pemimpin Redaksi & Pemimpin Komunitas Femina Media), Anggia Hapsari (Redaktur Pelaksana Mode & Kecantikan Femina), Denny Herliyanso (Editor foto Femina), Whulandary Herman (Top 15 Miss Universe 2013 & Pemenang II Wajah Femina 2008), Upi Avianto (Sutradara Film), Erwin Parengkuan (Founder TALKinc), dan Ratih Ibrahim (Psikolog dari Personal Growth), bekerja keras menentukan pemenang. Dan, proses tersebut pun memunculkan keunikan karakter setiap finalis.

Inilah cerita menarik dari 10 finalis:

1. Sinta Jeana unjuk suara merdunya dengan menyanyikan lagu Hero dari Mariah Carey. Juri langsung terpukau. “Talenta menyanyi saya dapatkan dari mendiang Ibu. Bakat itu kayaknya juga menurun kepada Dome, anak saya,” ujar Sinta, berbinat.

2. Dea Goesti R., pernah memiliki berat badan yang mencapai 58 kg dan sempat membuatnya tidak percaya diri.”Demi bisa memiliki penampilan yang enak dilihat, saya berusaha diet,” ujarnya. Ia berhasil menurunkan berat badannya menjadi 52 kg.

3. Tiffany mengaku ingin mengajak model Dominique Diyose pergi traveling bareng. “ Dominique adalah sosok yang menginspirasi saya menjadi model profesional,” ujar finalis asal Medan ini, tersenyum.

4. Awal di-make over, Dwi Puspitasari, merasa tak pede dengan poni pendek dan aksen ombre di ujung rambutnya. Namun, lama kelamaan, ia mulai terbiasa. “Sekarang kalau bercermin, jadi merasa lebih cantik dan segar,” ujarnya.

5. Meski tinggal berpindah-pindah ke beberapa negara, Mediana tak melupakan asal-usulnya sebagai orang Indonesia. “Saya justru ingin menguasai bahasa Indonesia dengan lebih baik lagi,” katanya.
 

6. Di balik profesinya sebagai model catwalk yang kerap berpenampilan glamor, Evanny adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya berprestasi, dengan IPK terakhir: 3,89. “Target saya, bisa lulus tepat waktu dengan predikat cum laude,” tandas finalis berusia 19 tahun ini.

7. Menuai banyak pujian dari juri atas hasil foto yang terlihat unik dan elegan, Debora, ternyata merasa tak percaya diri. “Ini pertama kalinya saya datang ke Jakarta. Saya cukup kaget dengan atmosfer ibu kota yang sarat persaingan,” ujar finalis asal Padang, Sumatra Barat itu, sambil menitikkan air mata.

8. Saat sesi unjuk bakat, Dinda membawakan tari saman dengan luwes. “Sejak SMA hingga kini, saya aktif ikut ekstrakurikuler tari saman,” ujar mahasiswi Psikologi, Universitas Pendidikan Indonesia YAI itu.

9. Putu Maysa memang terlihat sangat energik, aktif, dan supel. Namun, di balik keceriaannya itu, ia ternyata tipe anak rumahan yang tak biasa keluar rumah di atas jam 18.00 WIB. “Ibu tak pernah membolehkan saya keluar malam,” aku finalis asal Singaraja, Bali itu, tersipu.

10. Salah satu agensi model pernah meminta Fabella meluruskan rambut keritingnya. Namun, dengan tegas, Fabella menolaknya dan memilih bertahan dengan keunikannya. “Saya merasa nyaman dan menjadi diri sendiri dengan rambut keriting,” katanya. (f)
 


Topic

#WF2016