True Story
Natashia Nikita Optimalkan Talenta dari Tuhan

18 Dec 2016


Foto: Dok. Pribadi

Dari kecil, Natasha Nikita (28) sudah senang menyanyi. Di usia lima tahun, ia bahkan sudah membuat album anak-anak berjudul: Anak Siapa (1994). Lalu, album rohani anak-anak dengan lagu andalan: Di Doa Ibuku Namaku Disebut (1998). Lagu tersebut meledak dan disukai banyak orang, bahkan oleh yang bukan Nasrani, karena memiliki lirik yang indah dan universal. Simak cerita Nikita yang menikmati kebahagiaan saat bekerja memuliakan Sang Maha Pencipta.

"Setelah album tersebut sukses, setahun kemudian  seorang produser menawari saya menyanyi di industri musik sekuler. Kedua orang tua saya, Otniel dan Lily, sudah membicarakan kontrak dan hal teknis berkaitan dengan pembuatan album tersebut. Namun, entah mengapa, saya malah bimbang, khawatir bila jadwal rekaman atau promo album bentrok dengan pelayanan di gereja. Saya lalu bertanya kepada Mami, “Kalau nanti bentrok dengan tugas di gereja, Mami pilih mana?”  Mami akhirnya menyerahkan semua keputusan kepada saya, yang akhirnya fokus memilih jalur musik rohani.         

"Bagi saya, tiap penyanyi memiliki tujuan masing-masing. Ada yang money-oriented,  ada juga yang tidak. Semua kembali pada pilihan hidup masing-masing. Sementara bagi saya, menyanyi lagu rohani Kristen adalah panggilan hati.  Pelayanan yang saya lakukan adalah bentuk dari rasa syukur saya kepada Tuhan atas anugerah talenta menyanyi. Sebab, kalau disuruh pelayanan dengan cara berkhotbah, saya tidak percaya diri. Makanya, ini adalah cara saya mengoptimalkan anugerah dari Tuhan.

"Namun, saya percaya, lagu rohani memiliki efek yang lebih dahsyat untuk menggerakkan hati seseorang. Tiap orang memiliki masalah hidup masing-masing, dan mereka pun bergerak mencari solusi dan penerimaan. Saya bersyukur bisa berkontribusi menjadi ‘instrumen’ bagi mereka, dengan mengingatkan bahwa Tuhan selalu ada bersama kita. Makanya, saat menyanyi untuk kepentingan pelayanan, uang bukanlah tujuan utama. Saya bersedia menyanyi tanpa dibayar, asalkan tujuannya untuk memuliakan Tuhan.

"Saya pun lebih memilih melakukan pelayanan di gereja-gereja kecil. Kalaupun ada persembahan kasih, saya biasanya akan mengembalikan ke gereja. Sesekali, saat menyanyi off air di acara pernikahan, saya bersedia membawakan lagu-lagu Top 40. Sebatas mengikuti hobi menyanyi saja. Tapi, kalau untuk rekaman, saya sudah memilih fokus di jalur rohani Kristen.

"Berbicara soal perkembangan musik yang saat ini lebih ke digital, saya justru bersyukur berada di ranah musik rohani. Sebab, musik rohani memiliki segmen dan pasarnya sendiri. Hingga saat ini, saya sudah menelurkan 13 album rohani yang, puji Tuhan, direspons baik oleh pencinta musik kristiani. 

"Keputusan tersebut bukan berarti saya tak laku di industri sekuler. Jujur, setelah album rohani perdana itu meledak, banyak sekali tawaran yang datang, mulai dari menyanyi di acara anak-anak, main sinetron, hingga FTV. Saya pun sempat menjajal dunia akting, dengan bermain FTV episode Natal berjudul Kasih (2001). Namun, tetap saja passion saya mengarah pada musik rohani.

"Konsistensi menekuni musik rohani memberikan tantangan tersendiri. Salah satunya yang terberat yaitu kemampuan untuk menjaga diri, baik soal kualitas suara maupun relasi personal dengan Tuhan. Orang pasti akan selalu menilai tindak-tanduk mereka yang bergiat di ladang rohani. Jangan sampai ucapan tidak sesuai dengan tingkah laku kita." (f)

Baca juga:
Regina Ivanova: Bantuan Tuhan Menyukseskan Karier
Makna di Balik Perayaan Natal
Spiritual Bonding


Topic

#Nikita

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?