True Story
Mengawal Mohammad Altair Nouman Sudjatmoko Kecil Melawan Kanker

26 Apr 2017

 
Menyelamatkan Ginjal
Keesokan harinya, saya dan suami berusaha berpikir jernih. Kami langsung bergerilya mencari dokter onkologi anak di Jakarta. Selain itu, kami juga mencari-cari informasi pengobatan di Singapura dan Penang, Malaysia.
Dari seorang kawan yang juga penyintas kanker payudara, kami mendapat informasi ada dua dokter yang mumpuni untuk menangani kanker. Pertama, seorang dokter onkologi anak di rumah sakit pemerintah khusus kanker terbesar di Indonesia. Kedua, Prof. Quah Thuan Chong, profesor dokter onkologi anak di National University Hospital (NUH), Singapura.

Kami berusaha menghubungi keduanya. Hanya satu jam setelah mengirim e-mail dan dokumen medis Altair kepada Prof. Quah di Singapura, beliau langsung membalas. Intinya, beliau menjelaskan tahapan-tahapan treatment yang akan dijalani Altair. Yang membuat lega, NUH memiliki dokter spesialis khusus untuk kanker rhabdomyosarcoma, yakni dr. Chetan Dhamne.

Kami juga menemui dokter onkologi di rumah sakit pemerintah yang disarankan kawan kami tadi. Tak disangka, respons beliau sangat terbuka saat kami meminta pendapatnya tentang pengobatan di Singapura. Bahkan, beberapa pasiennya adalah pasien Prof. Quah yang melanjutkan pengobatan di Jakarta, tetapi mengikuti protokol treatment dari NUH.

Setelah berdoa meminta petunjuk Allah dan berdiskusi dengan keluarga, kami memantapkan hati membawa Altair berobat ke Singapura. Senin, 21 November 2016, saya dan suami membawa Altair berangkat menuju Singapura. Altair saat itu sudah tak berdaya. Ia sangat rewel, demam, pilek, tak mau makan, kuyu, hanya mau digendong dan tidur terus. Dari awal terdiagnosis kanker, Altair belum mendapatkan treatment apa pun, hanya diberikan pereda nyeri. Hati saya teriris-iris melihatnya.

Hari kelima di Singapura, Altair langsung menjalani operasi untuk menyelamatkan ginjalnya. Pasalnya, pemeriksaan awal menunjukkan kedua ginjal Altair sudah mengalami pembengkakan dan penurunan fungsi. Ini akibat tumor di kandung kemihnya menghambat saluran kencing sehingga urine tidak bisa keluar melalui air seni. Terjadilah penumpukan cairan di kedua ginjalnya. Ternyata, tumornya berkembang cukup cepat. Operasi pun harus dijalani Altair karena treatment kemoterapi hanya bisa dilakukan bila fungsi ginjalnya normal.

Syukurlah, operasi berjalan normal. Dokter memasang stent (PCN tube) dari pinggang kiri kanan bagian belakang Altair menuju kedua ginjalnya, sehingga pada pinggang belakangnya terpasang semacam selang dan kantong urine. Tujuannya, mengeluarkan cairan yang menumpuk di ginjal dan tak bisa keluar melalui penis. Hingga kini, selang itu masih terpasang dan Altair ke mana-mana membawa kantong urine dalam tas selempang kecil.

(Klik page di bawah untuk lanjutan kisahnya)
 


Topic

#kisahsejati

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?