True Story
Kamiyah Mobley 18 Tahun Dibesarkan Oleh Penculiknya

4 Feb 2017


Foto:



Baru 8 jam lahir ke dunia, hidup Kamiyah Mobley telah dibelokkan dan membuatnya menjadi orang lain tanpa ia sadari. Setelah seumur hidup tinggal bersama wanita yang menyayangi sekaligus menculiknya, kini ia harus belajar untuk hidup bersama keluarga biologis yang baru dijumpainya dan menyelami identitas barunya yang asli.

Diculik Paksa
Perawat palsu itu diduga telah membawa pergi Kamiyah keluar dari rumah sakit. Velma Aiken, nenek sang bayi, sempat curiga melihat ‘perawat’ itu membawa tas tangan di pundaknya, tapi mengurungkan niat untuk bertanya. Sesuatu yang kemudian ia sesali belasan tahun lamanya. “Harusnya saat itu saya berbuat sesuatu,” ujar Velma, penuh penyesalan.
 
Bayi itu adalah Kamiyah Mobley. Gadis Afrika-Amerika itu lahir pada pukul 7 pagi, 10 Juli 1998, di University Medical Center, sekarang UF Health Jacksonville, di Jacksonville, Florida, dari rahim seorang ibu berusia 16 tahun, Shanara Mobley. Tidak ada  yang curiga saat seorang wanita tak dikenal bertandang ke kamar tempat Shanara dan bayinya beristirahat. Tingginya kurang lebih 167 cm dengan berat sekitar 62 kg, berusia antara 25 - 35 tahun. Matanya cokelat, tampak dari balik kacamata, dengan rambut hitam yang ternyata adalah wig.
 
Wanita itu tampak familier dengan tata letak rumah sakit, juga fasih berbicara menggunakan istilah medis. Di balik pakaian perawat, wanita itu mengenakan atasan bunga-bunga yang dipadu dengan celana hijau.  Keluarga Shanara mengira ia adalah salah satu perawat yang bertugas memeriksa bayi yang baru lahir  dan mendampingi ibu setelah bersalin.
 
Rekaman CCTV kemudian menunjukkan bahwa selama rentang waktu 14 jam, wanita itu berjalan mondar-mandir di selasar rumah sakit, beberapa kali mengonfirmasi kapan ibu dan bayi dapat meninggalkan kamar, seakan meyakinkan bahwa ia memang adalah salah satu kerabat pasien.
 
Sekitar pukul tiga sore, wanita itu memberi tahu Shanara bahwa bayinya mungkin mengalami demam dan perlu dibawa untuk diperiksa. Dengan selimut putih tebal, ia menggendong bayi dengan berat 3,6 kilogram itu keluar kamar dan berjanji untuk kembali dalam 20 menit. Sekian lama dinanti, wanita itu tak kunjung kembali. Semuanya sudah terlambat ketika akhirnya petugas kesehatan menyadari bahwa bayi Shanara telah diculik.
 
Petugas keamanan segera mencari ke tiap lantai dan segenap ruangan rumah sakit. Dalam hitungan jam polisi memeriksa stasiun kereta api, terminal, juga bandara, menghentikan semua wanita dengan ciri-ciri serupa, dengan penculik yang tampak di CCTV.  Helikopter pun dikerahkan untuk mencari. FBI kemudian terlibat. Kasus itu telah membuat semua rumah sakit di seluruh penjuru Amerika mengetatkan sistem keamanan mereka.
 
Hal yang membuat rumit adalah bayi yang baru lahir itu belum sempat dipotret. Polisi kemudian membuat sketsa gambar yang menyerupai wajah Kamiyah, bersama dengan sketsa wanita yang membawanya pergi. Salah satu ciri yang paling tampak tapi sulit dideteksi seketika adalah bayi ini memiliki hernia umbilikalis saat lahir, dengan pusar yang diperpanjang sekitar 2,5 cm. 
 
Kasus ini menyita perhatian seluruh warga Amerika hingga disediakan hadiah 250.000 dolar AS (kurang lebih 3 miliar rupiah), jika ada yang berhasil menemukan bayi tersebut. Dengan berurai air mata, Shanara, yang saat itu diwawancara America's Most Wanted dan CNN, memohon agar anaknya segera dikembalikan. Kondisi ini  makin sulit  baginya karena ayah dari Kamiyah, Craig Aiken, saat itu 19 tahun, dipenjara lima bulan saat pencarian dilakukan. Aiken terbukti bersalah karena menghamili Shanara   yang saat itu masih berusia 15 tahun.
 
Pada tahun 2000, Shanara mendapat 1,5 juta dolar AS (kurang lebih 20 miliar rupiah) atas tuntutannya kepada pihak rumah sakit karena lalai menjaga keamanan bayinya. Ia kemudian membeli rumah yang kemudian terpaksa ia jual kembali karena masalah keuangan yang ia hadapi. Wanita yang kemudian memiliki tiga anak biologis lain ini mengklaim banyak membantu kerabatnya yang meminta bantuan, tapi menyalahgunakan kebaikannya.
 
Selama hampir dua dekade,  tiap tahun, di hari kelahiran Kamiyah, Shanara tetap mengadakan pesta ulang tahun dan menyisakan sepotong kue untuk disimpan di lemari pendingin. Ia berharap Kamiyah akan pulang dan menyantap kue itu. Pada ulang tahun Kamiyah yang ke-16, pada kue ulang tahunnya tertulis: ‘Di mana pun kamu berada, kamu benar-benar dirindukan dan dicintai.
 
“Apakah ia tumbuh menjadi anak yang pintar? Makanan apa yang ia sukai? Apakah ia memiliki rambut panjang yang cantik?” ungkap Shanara, pada tahun 2008, mereka-reka seperti apa anaknya kala itu. “Saya merasa ia masih hidup dan suatu saat kami dapat berjumpa,” kata Craig.
 
MENANGISI PENCULIKNYA
Sementara itu, di South Carolina, Alexis Manigo (18)  baru menyadari bahwa ada yang salah dalam data riwayat hidupnya. Ia baru mengetahuinya saat akan melanjutkan studi selepas lulus sekolah. Namun, ia tak menyangka bahwa hidupnya yang normal seperti remaja pada umumnya akan menjadi jungkir balik. Terutama ketika tahu bahwa dirinya adalah Kamiyah, bayi yang dilaporkan diculik dari rumah sakit, 18 tahun yang lalu! 
 
Tak ada yang dapat menerjemahkan perasaan Kamiyah yang campur aduk setelah mengetahui bahwa Gloria Williams (51), wanita yang seumur hidup ia sangka sebagai ibu kandung yang menyayanginya, ternyata telah mengambil dirinya dari keluarga yang sesungguhnya. Gloria, yang tinggal bersama dua anak kandungnya, ditangkap di rumah pada Jumat pagi, 13 Januari 2017, saat Kamiyah atau Alexis sedang tidak di rumah.
 
“Aku mencintaimu, Ibu,” ujar Kamiyah, sambil menyentuh telapak tangan ibunya lewat sela-sela pembatas, saat akhirnya diizinkan bertemu dengan Gloria di penjara the Colleton County Jail di Walterboro, South Carolina. Wanita itu akan diekstradisi ke Florida untuk menghadapi hukuman. Jika terbukti bersalah, ia terancam harus menjalani penjara seumur hidup. “Momma!” Kamiyah menangis histeris sambil memanggil Gloria saat perempuan itu melambaikan tangan dan meniupkan ciuman dari jarak jauh.
 
Gadis itu berkata bahwa ia akan selalu berdoa untuk wanita yang telah membesarkan sekaligus yang juga adalah penculiknya itu. Beberapa jam setelah Gloria ditahan, pada akun Facebook-nya, Kamiyah bahkan sempat membela wanita yang telah menjaganya selama 18 tahun itu. “Ibu saya merawat dan memenuhi kebutuhan saya, dan memberikan hampir semua yang saya inginkan. Ia bukan penjahat,” tulisnya.
 
Seiring terungkapnya fakta-fakta, diketahui bahwa sepekan sebelum menculik Kamiyah, Gloria ternyata kehilangan bayinya karena keguguran. Ia kemudian berkendara selama tiga jam dari South Carolina ke Florida untuk menculik seorang bayi yang kemudian ia akui sebagai anaknya.
 
Terungkapnya penculikan itu menggemparkan Jacksonville. Tak ada satu pun kerabat ataupun tetangga yang menyangka bahwa Kamiyah sesungguhnya bukan anak kandung Gloria. Tesha Stephens, sepupunya, berkata bahwa fakta ini adalah hal yang benar-benar baru dan sangat mengejutkan bagi keluarga besarnya. “Kamiyah harus menjalani proses penerimaan ini dari hari ke hari,” ujarnya prihatin.
 
Padahal, di mata warga setempat, Gloria dikenal sebagai wanita  pekerja sosial yang tak pernah melewatkan kebaktian di gereja tiap Minggu, bahkan memimpin progam untuk pemuda. Selain bekerja di Department of Veterans Affairs di rumah sakit di Charleston, ia juga menjadi relawan untuk Habitat for Humanity.
 
Tetangga sekitar mengenal keluarga tersebut sebagai orang-orang baik dan menyebut Kamiyah sebagai remaja yang disiplin. Gloria dan Kamiyah bukan sekadar ibu dan anak yang rukun, tapi juga seperti sahabat karib. Mereka bahkan sering terlihat pergi ke salon bersama untuk merawat kuku.
 
Meski dikenal bereputasi baik, Gloria ternyata memiliki catatan kriminal yang tidak bisa diabaikan. Ia pernah dihukum karena mengganggu ketenangan, dua bulan setelah menculik Kamiyah. Wanita itu juga tercatat pernah melakukan penipuan data kesejahteraan serta menulis cek palsu. Keluarganya juga pernah diusir enam kali dari rumah kontrakan di enam alamat berbeda.
 
Sejak tahun 2012, ia tinggal bersama suaminya di rumah sederhana yang dibangun Habitat for Humanity untuk mereka. Terungkapnya kasus ini juga mengungkap hal lain, seperti bagaimana Charles Manigo, mantan suami Gloria, yang mengira bahwa Alexis Manigo adalah anak kandungnya, ternyata juga tidak begitu berperan dalam membesarkan anaknya.
 
Mike Williams, sheriff Jacksonville, mengenal Kamiyah sebagai remaja normal yang sehat. Ia terkejut saat pertama kali dilibatkan dalam kasus penculikan berskala nasional. Sepanjang penyelidikan selama hampir dua dekade, polisi telah menerima sekitar 2.500 petunjuk untuk mengungkap kasus ini. Tahun lalu, petunjuk dari the National Center for Missing and Exploited Children kemudian merujuk pada kerja sama dengan kepolisian Jacksonville, South Carolina, tempat Gloria tinggal.
 
Diketahui dari dokumen kelahiran yang palsu, bahwa tanggal lahir Alexis Manigo sama dengan Kamiyah Mobley yang hilang. Kepolisian kemudian juga menemukan kemiripan foto Gloria Williams dengan sketsa penculik. Sampel DNA yang diberikan Alexis membuktikan bahwa ia adalah Kamiyah yang hilang.
 
Di hari yang sama saat Alexis baru mengetahui bahwa namanya sesungguhnya adalah Kamiyah Mobley, melalui FaceTime, gadis itu bicara dengan keluarga biologisnya yang berurai air mata bahagia. Keluarga itu akan berangkat ke South Carolina untuk bertemu dengan anak mereka yang telah 18 tahun hilang.
 
Sempat terungkap juga bahwa meski penyelidik tidak pernah menyerah mencari Kamiyah,  mereka mengeluh bahwa orang tua gadis itu tidak begitu kooperatif. Mereka tidak mengizinkan polisi membuat sketsa perkiraan wajah Kamiyah setelah beranjak remaja untuk membantu proses pencarian. Sebagian orang menduga bahwa mereka tidak menyerah, hanya terlalu sedih untuk melihat sketsa tersebut.
 
Velma Aiken, yang berharap dapat bertemu dengan cucunya sebelum dirinya meninggal, menyebut bahwa Kamiyah memang tampak mirip dengan ayah biologisnya. Ia bahagia doanya terkabul. “Kami tertawa dan berbincang untuk saling mengenal. Kami telah 18 tahun kehilangan dia. Saya tak sabar menemuinya untuk pertama kalinya,” ujar Craig, yang menyebut hari itu sebagai hari terbaik dalam hidupnya. Ia memahami bahwa situasi ini pasti sulit bagi Kamiyah, mengingat orang yang sudah membesarkannya akan dipenjara. “Yang terpenting kini kami dapat berkumpul selamanya,” ungkap ayah Kamiyah.(f)
 
Lusia Priandarini (Kontributor)
 


Topic

#kisahsejati

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?