Trending Topic
Riri Riza-Mira Lesmana dan Beban AADC

19 Apr 2016


Foto: Rizka Azizah, Miles Fims

Berbeda dari film pertama yang lokasi syutingnya berlangsung di Jakarta, sekuel AADC kali ini memilih Yogyakarta sebagai tempat utama. Menurut Mira Lesmana, 70% proses syuting dilakukan di Yogyakarta, sedangkan 30% dilakukan di New York, Amerika Serikat, dan Jakarta. “Setahun terakhir, Yogya menjadi kota yang sangat dekat bagi saya dan Riri. Kota ini punya sisi magis. Tiap sudutnya selalu menarik untuk dieksplorasi,” ujar Mira.

Ia tak menampik, banyak film  nasional yang menjadikan Yogyakarta sebagai setting utama syuting. Namun, kebanyakan berupa film periodik yang menggambarkan sisi tradisional Yogyakarta. Belum ada film yang mengeksplorasi sisi terkini kota tersebut. Inilah yang menjadi tantangan bagi Mira dan Riri Riza untuk menampilkan Kota Yogyakarta dengan lebih modern.

“Yogya memiliki kebudayaan yang kaya. Musiknya, warganya, makanannya, hingga destinasi seru yang memperkaya sisi visual untuk film ini,” jelas Riri, antusias. Karenanya, mereka dan tim produksi pun tak ragu melibatkan warga lokal. Sebanyak 25 warga Yogya terlibat kerja bareng di film ini, baik sebagai kru maupun aktor.

Menjalani proses syuting AADC 2 yang berlangsung selama 30 hari, Riri dan Mira mengaku excited. Ini karena semua yang terlibat di Miles Production, termasuk kru dan pemain, memiliki hubungan yang sangat dekat seperti keluarga. Kerja sama yang terjalin pada pembuatan AADC pertama di tahun 2001 menyisakan kerinduan hingga bisa bekerja sama lagi 14 tahun kemudian.

Meski antusias, Riri dan Mira tak menyangkal bahwa keduanya sempat tak pede menggarap sekuel film yang pada tahun 2002 lalu sangat laris ditonton 2,5 juta orang. Mira mengungkapkan, ia awalnya tak berniat melanjutkan cerita AADC. Baginya, kisah asmara Cinta dan Rangga adalah kenangan yang tak perlu diutak-atik lagi. Namun, saat menghadiri acara nonton bareng untuk memperingati 10 tahun AADC pada tahun 2012 lalu, Mira berubah pikiran. Ia melihat, semua kalangan internal yang dulu terlibat AADC masih berkawan baik. Ini jadi fondasi kuat untuk bisa menggarap sebuah film. Terlebih lagi, ada banyak permintaan dari fans dan berbagai kalangan untuk melanjutkan AADC.

“Tiba-tiba saya berpikir, persaudaraan yang terjalin harus dimanfaatkan. Akan jadi hal yang menarik bila cerita AADC dilanjutkan. Syukurlah mereka menyambut baik ide membuat  sekuel AADC,” ungkap Mira, tersenyum.

Ide melanjutkan AADC pun direspons sangat baik oleh para fans. Dari mereka, Mira menerima banyak masukan lewat e-mail dan media sosial mengenai gagasan cerita lanjutan AADC 2. Para fans menggambarkan idenya dalam berbagai versi. “Saya lalu menggabungkannya dengan ide versi saya dan Riri. Kami memoles cerita sesuai dengan perkembangan zaman dan para pemainnya yang kini sudah tak lagi remaja,” jelasnya.

Mira dan Riri tak menampik, kesuksesan besar AADC sempat membuat mereka terbebani. Namun, keduanya mencoba menanggalkan beban tersebut dan lebih fokus pada pembuatan cerita. Riri, yang dalam sekuel ini juga bertindak sebagai sutradara, bekerja keras merangkum sisi nostalgia di AADC dengan faktor-faktor terkini.
“Nostalgia memang menjadi garis besar film ini. Namun, tetap harus ada sesuatu yang baru. Saya mencoba memetakan segala perubahan yang terjadi dalam 14 tahun. Meski tak mudah, saya menganggapnya tantangan,” tegas Riri.

Agar tak terpaku pada beban kesuksesan AADC, keduanya pun sepakat tak meletakkan ekspektasi apa pun saat menggarap AADC 2. Hal itu pula yang mereka lakukan saat membuat AADC 1 pada tahun 2002 lalu. Pembuatan cerita, pemilihan pemain, hingga proses syuting mereka jalankan tanpa beban maupun ekspektasi tertentu. (f)
 


Topic

#AADC

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?