Kemunculan serial Turki menjadi fenomena baru di Indonesia. Betapa tidak, serial Turki berhasil menggeser kepopuleran serial Korea dan India. Merujuk pada data Nielsen Television Audience Measurement, sejak Januari hinga September 2015, penonton di 11 kota di Indonesia paling banyak menghabiskan waktunya untuk menonton serial Turki dibandingkan tayangan lain. Dalam satu hari mereka bisa menghabiskan waktu sekitar 31 menit untuk menonton serial ini, lebih banyak dari menonton serial India yang sekitar 21 menit atau tayangan lain, tiap harinya. Lantas, mengapa serial drama Turki kini menjadi idola baru?
Awalnya, kesuksesan serial Turki di Indonesia dirintis oleh stasiun televisi ANTV dengan serial Abad Kejayaan. Serial berlatar cerita tentang peperangan dan cinta tersebut mendapat animo yang besar dari masyarakat. Walaupun di awal penayangannya sempat mengundang kontroversi karena ketidaksesuaian antara jalan cerita dan fakta sejarah, toh, serial ini berhasil membuat mata penonton tanah air menoleh untuk kemudian menikmatinya.
“Boleh dibilang kami pionir dalam penayangan serial Turki. ANTV pertama kali menayangkan serial Turki, Abad Kejayaan, pada Desember 2014 lalu,” kata Eka Sophiani akrab disapa Ophie, Supervisor Media Relations ANTV.
Ophie mengatakan bahwa saat itu dunia sedang menatap Turki. Semua orang membicarakan Turki, dari keindahan negaranya, budayanya, kecantikan orang-orangnya, termasuk serialnya yang jadi bahan perbincangan di media sosial. “Boleh dibilang, ANTV adalah mata rantai pertama yang mengenalkan ‘demam’ serial Turki di tanah air. Kami melihat bahwa serial ini akan disukai oleh penonton tanah air, dan ternyata dugaan kami benar,” jelas Ophie, lebih lanjut.
Sebagai pilot project, ANTV sengaja memilih serial Turki yang bertema sejarah. Respons masyarakat sangat positif. Sukses ANTV kemudian diikuti oleh SCTV dengan serial Elif-nya. Serial ini berkisah tentang keluarga yang terpecah belah dengan pemeran utama seorang anak kecil bernama Elif. Serial yang ditayangkan pada siang hari ini membuat serial Turki makin mendapat tempat di hati penonton televisi tanah air. Trans TV juga menayangkan serial Cinta di Musim Cherry dengan cerita berlatar percintaan anak muda yang dipadu dengan celotehan jenaka para pemainnya.
Tak mau ketinggalan tren, Trans7 kemudian mengikuti jejak ANTV dan SCTV dengan menayangkan serial Kebangkitan Ertugrul, yang berkisah tentang seorang pemuda bernama Ertugrul yang menyelamatkan keluarganya yang dihukum pancung.
Menurut Ophie, ada beberapa faktor yang menyebabkan rating tayangan serial drama Turki mendapat respons positif dari khalayak. “Salah satunya adalah faktor penetapan jam tayang pada waktu prime time oleh televisi. Karena penonton serial drama Turki berasal dari kalangan pekerja, sehingga jam potensial penayangan program tersebut di atas pukul 20.00 WIB,” katanya.
Penonton serial Turki terbesar berusia 35 tahun ke atas. Dan terbukti, di industri usia tersebut menjadi pemirsa potensial di atas pukul 20.00. “ANTV menempatkan serial Turki setelah pukul 20.00, untuk menyasar pemirsa yang tepat, dan terbukti strategi kami ini berhasil,” ucap Ophie, membeberkan strateginya.
Tidak ingin menyia-nyiakan momen, setelah Abad Kejayaan habis masa tayangnya, kini ANTV menayangkan beberapa serial sekaligus. Salah satunya Shehrazat, kisah tentang perjuangan seorang wanita arsitek dengan seorang anak yang menderita leukemia. Ia harus berjuang untuk menyelamatkan anaknya dari penyakit tersebut, sekaligus menemukan cinta sejatinya. Kisah cinta dan konflik yang cukup pelik membuat serial ini digandrungi pemirsa Indonesia. Selain Shehrazat, ANTV juga menayangkan serial Turki, Cinta Elif dan Cansu & Hazal.
Demam serial Turki tidak hanya melanda Indonesia, tapi juga negara-negara lain. Salah satu film yang berhasil menyihir pencinta drama di dunia adalah The Magnificent Century, yang berkisah tentang Raja Sulaiman dari Kerajaan Ottoman. Di Indonesia, judul ini diganti menjadi Abad Kejayaan.
Selama empat tahun, bahkan hingga sekarang ini, Magnificent Century masih menjadi serial terpopuler, baik di Turki maupun di negara-negara lainnya. Serial ini telah melanglang buana hingga ke 60 negara, termasuk Rusia, Ukraina, Qatar, Indonesia, Vietnam, dan Cina. Selain Magnificent Century, serial Shehrazat juga menarik perhatian penonton di hampir 60 negara di luar Turki, terutama di negara-negara Eropa Timur.
Tidak hanya Eropa dan Asia, serial drama Turki juga berhasil masuk ke Amerika Serikat. Menurut data televisionpost.com, Turki berhasil mengekspor serial drama TV-nya senilai 200 juta dolar AS (Rp2,6 triliun) per tahun. Tak heran jika pertumbuhan industri televisi Turki kini menjadi tercepat di dunia. (f)