Trending Topic
Mengapa Seseorang Suka Berpenampilan Terbuka?

19 May 2017


Foto: Instagram / @kendalljenner, @nickiminaj, @kimkardashian, @bellahadid

Ada kalanya kita melihat seseorang memakai baju yang memperlihatkan sebagian besar kulitnya—bukan hanya di acara pesta tertentu, tapi juga di lingkungan kerja. Mulai dari rok mini hingga tank top dengan belahan dada rendah. Yang risih, sih, justru kita yang melihatnya, hehehe.
           
Meski gaya berpakaiannya berbeda dengan orang lain pada umumnya, orang dengan busana minim ini tetap percaya diri, tuh. Malah, sepertinya dia nggak terganggu mendengar komentar miring orang-orang di sekitarnya!
 
Ada beberapa alasan seseorang memilih gaya berpakaian terbuka. Salah satunya, nih, mungkin saja karena tuntutan profesi. Misalnya, bosnya meminta dia untuk tampil seksi agar bisnis berjalan lancar.
           
Namun, ada juga orang yang melakukannya karena ingin mencari sensasi seperti yang diungkapkan psikolog Nessi Purnomo. Orang yang masuk kategori sensation seeking, tuh, gampang bosan. Hasilnya, dia berusaha mencari sensasi baru yang membuatnya excited.
           
“Mereka memiliki yang namanya teori reward-punishment. Jika melakukan suatu tindakan, mereka memikirkan respon orang. Nah, jika mereka ternyata jadi pusat perhatian saat berpakaian terbuka, mereka pun meneruskannya karena senang dengan respon tersebut.”
 
Pengalaman dengan orang tua turut berpengaruh. Tiap ortu pasti perhatian pada anaknya. Hanya saja, belum tentu perhatian mereka sesuai dengan harapan si anak. Hasilnya, si anak tetap merasa kekurangan perhatian dan mencoba mencari perhatian dari luar ketika beranjak dewasa. Salah satu contohnya, ya, dengan memakai baju minim bahan.
           
Selain karena kurang perhatian, bisa juga, tuh, seseorang jadi senang memamerkan kulit di tubuhnya karena meniru lingkungan sekitar. Misalnya, saat  masih kecil, dia terbiasa melihat ibu atau tantenya tampil seksi. Nggak heran, deh, dia menganggap berpakaian minim di usia dewasa adalah suatu hal yang wajar.
           
“Ini namanya teori modeling. Saat ini mungkin ibunya berpakaian tertutup. Namun, perlu ditelusuri, tuh, jangan-jangan ketika muda dulu ibunya biasa tampil dengan busana terbuka. Ketika dewasa, si anak pun turut melakukannya,” kata Nessi.

Sebagian besar orang yang senang tampil seksi nggak memusingkan anggapan orang tentang dirinya. Apalagi, nih, orang-orang lebih sering kasak kusuk di belakangnya—bukan menegurnya secara langsung. Jadi meski tahu sering diomongin, dia pun nggak peduli karena nggak ada teguran langsung.
           
Jika ada salah satu teman kita yang jadi bahan omongan seperti ini, maka kita perlu melakukan pendekatan untuk mengajaknya berkompromi. Misalnya, sambil makan siang bareng, kita tanyakan apa dia memang merasa nyaman dengan penampilannya sehari-hari mengingat suhu ruang kantor yang dingin. Boleh juga, tuh, bertanya apakah dia ingin tahu tanggapan orang-orang mengenai gaya berbusananya.
           
“Namun ingat, jangan terkesan menghakimi. Bisa-bisa dia jadi defensif dan malah marah ke kita. Cobalah sehalus mungkin berbicara dengannya—tunjukkan kalau ini bentuk perhatian kita. Sebagai teman, tentunya kita sedih melihatnya jadi bahan omongan. Harapannya, sih, dia mau berkompromi, misalnya di beberapa momen tertentu mau memakai baju dengan ‘tambahan’  bahan,” tambah Nessi. (f)

Baca juga:
Alasan Seseorang Lebih Suka Mengurus Hal yang Remeh
Ketika Kasus Kejahatan di Layar Kaca Bikin Ketagihan
Membuat Wanita Lebih Berdaya
 


Topic

#pengembangandiri

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?