Foto: Ooyuz.com, Dailyreadlist.com
Kecanggihan dan content dari smartphone membuat orang sering terpaku pada layar ponsel kapan pun dan di mana pun, termasuk saat berjalan di luar rumah. Mereka jadi sering kehilangan kewaspadaan terhadap kondisi sekitar, yang mengakibatkan kecelakaan bagi mereka sendiri.
Untuk mencegahnya, sebuah kota di Jerman bagian selatan, Augsburg, baru-baru ini—seperti dilansir situs CNN.com—memasang lampu lalu lintas khusus bagi pejalan kaki. Uniknya, lampu lalu lintas ini bukan disimpan pada tiang seperti umumnya, melainkan ditanam pada jalan. Dengan begitu, pejalan kaki yang sedang menunduk—apalagi sambil mendengarkan musik—bisa melihat langsung lampu lalu lintas dan berhenti atau jalan ketika “diperintahkan”.
Harga satu lampu sekitar 10.000 euro atau Rp150 juta. Banyak warga yang protes karena harganya terlalu mahal. Tapi, pihak pemerintah beralasan nilainya akan sebanding dengan bahaya yang bisa dicegah. Lampu lalu lintas pejalan kaki ini sendiri baru dipasang di dua perlintasan kereta tengah kota (trem) di Augsburg. Selain itu, kota lain di Jerman, Cologne, juga memasang lampu serupa sebelumnya sejak tahun 2011.
Pemasangan lampu lalu lintas ini dilakukan setelah seorang remaja pria berusia 19 tahun menderita luka parah gara-gara tertabrak kereta saat melintas di perlintasan kereta sambil mendengarkan musik. Sebuah penelitian dari Ohio State University menunjukkan jumlah orang yang terluka ketika jalan sambil menggunakan ponsel mereka meningkat dua kali lipat dari dari tahun 2005 ke 2010. Semoga pemasangan lampu lalu lintas ini bisa mengurangi jumlah kecelakaan yang terjadi akibat orang lebih memperhatikan ponsel mereka ketika berada di jalan. (f)
Untuk mencegahnya, sebuah kota di Jerman bagian selatan, Augsburg, baru-baru ini—seperti dilansir situs CNN.com—memasang lampu lalu lintas khusus bagi pejalan kaki. Uniknya, lampu lalu lintas ini bukan disimpan pada tiang seperti umumnya, melainkan ditanam pada jalan. Dengan begitu, pejalan kaki yang sedang menunduk—apalagi sambil mendengarkan musik—bisa melihat langsung lampu lalu lintas dan berhenti atau jalan ketika “diperintahkan”.
Harga satu lampu sekitar 10.000 euro atau Rp150 juta. Banyak warga yang protes karena harganya terlalu mahal. Tapi, pihak pemerintah beralasan nilainya akan sebanding dengan bahaya yang bisa dicegah. Lampu lalu lintas pejalan kaki ini sendiri baru dipasang di dua perlintasan kereta tengah kota (trem) di Augsburg. Selain itu, kota lain di Jerman, Cologne, juga memasang lampu serupa sebelumnya sejak tahun 2011.
Pemasangan lampu lalu lintas ini dilakukan setelah seorang remaja pria berusia 19 tahun menderita luka parah gara-gara tertabrak kereta saat melintas di perlintasan kereta sambil mendengarkan musik. Sebuah penelitian dari Ohio State University menunjukkan jumlah orang yang terluka ketika jalan sambil menggunakan ponsel mereka meningkat dua kali lipat dari dari tahun 2005 ke 2010. Semoga pemasangan lampu lalu lintas ini bisa mengurangi jumlah kecelakaan yang terjadi akibat orang lebih memperhatikan ponsel mereka ketika berada di jalan. (f)
Topic
#pejalankaki
