Trending Topic
Kritik Sosial dari Lirik Lagu Beyonce

20 Apr 2016


Foto: ImageCollect

Memang bukan gebrakan baru musik dijadikan wadah protes oleh para seniman untuk menyampaikan kepedulian mereka terhadap suatu isu tertentu. Lagu yang catchy dan lirik yang kuat dapat membuat orang menoleh, menggerakkan massa, hingga membuat perubahan. Tapi, apakah lagu-lagu dengan pesan pemberdayaan seperti yang dilakukan oleh Beyonce, Lady Gaga, Katy Perry, Macklemore dan Ryan Lewis itu akan benar-benar berhasil memberikan harapan baru.
 
"My daddy Alabama. Momma Louisiana. I like my baby hair with baby hair and afros. I like my negro nose with Jackson Five nostrils." Bait-bait ini dinyanyikan dengan lantang oleh Beyonce di hadapan puluhan ribu penonton Super Bowl 50 Halftime Show pada Februari 2016. Bersama pasukan serba hitamnya, ia tampil memukau dengan tarian yang penuh tenaga dan lagu baru yang terdengar energik.

Memang, bukan Beyonce namanya jika ia tak menyelipkan pesan-pesan rahasia penuh kritik dalam lagunya, seperti Flawless yang membahas tentang feminisme di album terdahulu. Kali ini, dalam penampilannya membawakan lagu Formation, secara gamblang istri Jay-Z ini menyampaikan protesnya terhadap kebrutalan polisi Amerika Serikat (AS) yang dinilai rasis terhadap kaum kulit hitam.

Di sisi lain, ketika hip-hop didominasi lirik nakal berbau seks atau wanita berbokong besar, rapper Kendrick Lamar justru menuliskan lagu-lagunya dengan lirik yang menjadi refleksi keseharian, baik tentang kekerasan geng, masalah narkoba, hingga persoalan rasisme. Salah satunya dalam lagu Alright yang menjadi salah satu anthem pada demonstrasi Black Lives Matter yang terjadi di AS tahun lalu.

Sederet musisi internasional lainnya pun memanfaatkan kepopuleran mereka untuk berbagi pandangan terhadap masalah sensitif tertentu. Seperti Lady Gaga yang berupaya ekstra keras untuk mendobrak kultur pelecehan seksual yang menghantui para mahasiswi dalam lagu Till It Happens To You. “Saya berharap lagu ini dapat mentransfer kekuatan untuk para penyintas pelecehan seksual agar berani melawan,” tutur Gaga yang mengaku pernah mengalami pemerkosaan saat ia berusia 19 tahun.

Demikian pula dengan Katy Perry. Lagunya By The Grace of The God  menguras banyak emosi untuk mengkritisi kekerasan dalam rumah tangga yang masih kerap terjadi di tanah kelahirannya tersebut. Sementara Macklemore dan Ryan Lewis yang merilis lagu Same Love pada tahun 2014 lalu memberikan semangat baru bagi pasangan homoseksual maupun heteroseksual untuk mendapatkan hak hidup yang sama. (f)
 


Topic

#kritiksosial

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?