Trending Topic
Dua Fakta Medis Tentang Antivaksin Yang Harus Diwaspadai

29 Jun 2016


Foto: Stocksnap.io

Keberadaan vaksin palsu yang baru-baru ini meresahkan masyarakat, memunculkan kembali perdebatan tentang pro kontra vaksinasi untuk bayi dan balita. Tak sedikit kalangan yang sudah meragukan pemberian vaksinasi, makin takut memberikan vaksin untuk anaknya. Berikut ini adalah dua contoh fakta tentang antivaksin yang beredar di kalangan masyarakat kita. Jangan mudah percaya!

1. Anjuran Mengganti Vaksin dengan Air Zam Zam
Ada beberapa pemuka agama yang menganjurkan para bidan atau dokter untuk mengganti vaksin dengan air zam-zam.

Fakta medis: “Perlu diketahui, air zam-zam mengandung osmolalitas (tekanan osmotik yang terdapat pada partikel yang dilarutkan dalam suatu larutan tertentu) yang tinggi. Jika disuntikkan ke dalam darah, efeknya sangat fatal karena dapat memecah dan menghancurkan sel-sel darah di dalam tubuh kita,” jelas dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A (K), Seketaris IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), Penasihat PROKAMI (Perhimpunan Profesi Kesehatan Muslim Indonesia), dan founder Rumah Vaksinasi.

2. Pura-Pura Menyuntikkan Vaksin
Ada kalangan bidan atau dokter yang sudah meragukan manfaat imunisasi, membuang isi vaksin dan hanya berpura-pura menyuntikkan alat suntik kepada bayi atau anak pasien imunisasi. “Yang penting, pihak yang memiliki otoritas seperti WHO tetap mendapatkan data bahwa vaksinnya sudah diberikan,” ujar Ummu Salamah, pegiat antivaksin, penulis buku Vaksinasi: Dampak, Konspirasi, dan Solusi Sehat Ala Rasulullah.

Fakta medis: Menurut dr. Piprim, bidan atau dokter yang mempraktikkan hal ini bisa digolongkan sudah melakukan tindakan penipuan dan kriminal. Karena, mereka membohongi orang tua yang memang memilih untuk mengimunisasi anak-anaknya. “Selain itu, jika alat suntik yang kosong tanpa sengaja tersuntikkan, ada risiko oksigen masuk ke dalam sel-sel darah. Sehingga, bisa terjadi emboli pada pembuluh darah,” tegasnya. (f)


Eka Januwati


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?