Trending Topic
Di Tengah Pemulihan Cedera Lutut, Liliyana Natsir Bersama Tontowi Ahmad Menjuarai BCA Indonesia Open Super Series Premier 2017

19 Jun 2017


Foto: Image Dynamics

Rasa penasaran publik bulu tangkis Indonesia untuk melihat idola mereka juara di negara sendiri akhirnya terpenuhi. Setelah tiga tahun puasa gelar, akhirnya Indonesia merasakan gelar juara di turnamen BCA Indonesia Open Super Series Premier (BIOSSP) 2017 melalui ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Di final yang berlangsung 18 Juni lalu di JCC Plenary Hall Jakarta, ganda peringkat Sembilan dunia tersebut mengalahkan pemain nomor satu dunia, Chen Qingchen/Zheng Siwei asal Tiongkok, 22-20, 21-15.
 
Sempat membuat panik penonton ketika Owi/Butet yang unggul 20-18 di set 1 dikejar lawan hingga kedudukan menjadi 20-20, akhirnya penonton menjadi lega setelah mereka menutup game pertama dengan angka 22-20. Di jeda menjelang babak kedua, terlihat lutut kanan Butet dikompres oleh Vita Marissa, asisten pelatih ganda campuran. Maklum, Butet memang belum pulih 100% dari cedera lututnya sehingga Owi pun banyak meng-cover lapangan untuk Butet. Di babak kedua, pasangan Indonesia ini sempat tertinggal 6-9, namun dengan ketenangan keduanya, mereka berhasil meraih gelar juara dengan angka 21-15.
 
Sebelumnya Owi/Butet sudah pernah maju ke final Indonesia Open dua kali, yaitu di tahun 2011 dan 2012. Namun, selalu gagal meraih gelar juara. ini membuat keduanya penasaran—karena hampir semua gelar prestisius sudah diraih, seperti tiga kali juara All England, dua kali gelar juara dunia, dan medali emas Olimpiade Rio 2016, namun gelar di Indonesia justru belum pernah digenggam.
 
“Gelar ini sangat berarti, khususnya buat saya. Sudah juara Olimpiade, All England, tapi di negara sendiri sangat susah. Alhamdulillah hari ini kami bisa juara,” ujar Owi di konferensi pers setelah final.
 
“Saat ini mereka peringkat satu, andalan Tiongkok, tapi kami tidak mau memikirkan itu. Kami pernah kalah di tahun 2014 dari mereka. Pada pertandingan tadi saya anggap 0-0 lagi. Saya banyak mempelajari permainan mereka dari video dan kami berhasil menerapkan strategi yang tepat. Kami terus fokus dan kunci kemenangan berada di poin kritis dan bisa menang di game pertama. Komunikasi kami sangat baik di game kedua dan bermain lebih santai. Mereka justru banyak mati sendiri di akhir pertandingan,” jelas Butet.
 
Pendapat Butet ini disetujui oleh sang lawan, Chen Qingchen.
 
“Kondisi pertandingan kali ini kurang baik, tim lawan memiliki strategi permainan yang lebih baik. Hal ini dapat terlihat di babak pertama sampai kedua skor mereka tidak dapat terkejar.”
 
Baca juga:
Siap Menonton Pertandingan Bulu Tangkis BCA Indonesia Open Super Series Premier 2017? Baca Dulu 10 Faktanya
Ingin Menonton Langsung Atlet-Atlet Top Dunia Bulu Tangkis Bertanding? Jangan Lewatkan 2017 Indonesia Open Super Series Premier!
Turnamen Bulu Tangkis Indonesia Open Naik Level, Pertandingan Kelas Dunia Pun Dinantikan Penonton

Butet pun sempat berkelakar kalau Istora memang angker baginya sehingga selalu gagal juara. Giliran di JCC, barulah dia bisa menang. Selain membicarakan kemenangan di Indoneisa Open, Butet pun berkata kalau dia ingin mengejar gelar Asian Games 2018 di akhir kariernya, mengingat usianya yang akan memasuki usia 32 tahun pada September mendatang,
 
“Terbukti ternyata Istora itu angket buat saya, JCC tidak. Saya bisa menang dengan keterbatasan saya, ketika kondisi lutut saya belum 100% pulih. Saya bisa kasih yang terbaik dan tampil maksimal, bisa memberi gelar untuk Indonesia. Saya masih ingin memberikan yang terbaik, mungkin di akhir karier saya melalui Asian Games. Saya dan Owi pernah mendapatkan medali perak, kami ingin ketika menjadi tuan rumah bisa memberikan emas. Mudah-mudahan penampilan kami terus meningkat. Kami akan maksimal dan tujuan akhir saya adalah Asian Games,” tambahnya.
 
Owi/Butet menjadi satu-satunya pemain yang masuk final di BCA Indonesia Open 2017 yang didukung oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation ini. Di semi final, sebenarnya ada lagi wakil Indonesia, yaitu ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan ganda putri Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani. Sayang, keduanya kandas dari lawan-lawan mereka.
 
Dengan kemenangan Owi/Butet, artinya PBSI memenuhi target untuk meraih gelar juara di turnamen dengan total prize money 1 juta dolar ini. Hanya saja, gelar juara tadinya dibebankan kepada ganda putra juara All England Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Namun, mereka kalah di babak pertama karena Kevin cedera bahu. Untungnya, Owi/Butet bisa terus melaju dan memberikan gelar juara meski kondisi Butet tidak fit 100%.
 
Selamat kepada Owi/Butet! Berikut daftar lengkap pemenang BIOSSP 2017.
 
Ganda putri:
Chen Qingchen/Jia Yifan - Chang Ye-na/Lee So-hee: 21-19, 15-21, 21-10
Tunggal putra:
Kidambi Srikanth – Kazumasa Sakai: 21-11, 21-19
Tunggal putri:
Sayaka Sato – Sung Ji-hyun: 21-13, 17-21, 21-14
Ganda putra:
Liu Yuchen/Li Junhui – Mathias Boe/Carsten Mogensen: 21-19, 19-21, 21-18
Ganda campuran:
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir – Zheng Siwei/Chen Qingchen: 22-20, 21-15

Untuk melihat foto-foto kemenangan Owi/Butet dan pemain Indonesia lainnya, klik page number di bawah. (f)
polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?