Trending Topic
Ada Insentif Membeli Buku di Italia, Indonesia Kapan?

1 Sep 2016


Foto: Fotosearch

 
Untuk mengingatkan bahwa pengetahuan tentang budaya dapat memperkaya wawasan hidup dan meningkatkan kebersamaan, pemerintah akan memberikan insentif senilai €500 (± Rp 7.500.000) bagi penduduk Italia yang merayakan ulang tahun ke-18. Insentif yang disebut bonus budaya (culture bonus) ini bisa digunakan untuk membeli buku sehingga dapat membuka pikiran mereka yang mulai memasuki usia dewasa mengenai kekayaan budaya di dunia.
 
Insentif ini nantinya akan diberikan dalam bentuk voucher dan dapat digunakan juga untuk menonton film, musik, masuk museum, tarveling ke taman nasional, dan menyaksikan teater.
 
Program pemerintah Italia tersebut akan dimulai pada tangga 15 September 2016 nanti dan diperkirakan akan diberikan pada sekitar 575.000 remaja Italia. Secara keseluruhan, anggaran yang disiapkan pemerintah Italia untuk hal tersebut adalah €290 juta (± Rp 4,3 triliun). Namun, pemerintah Italia yakin bahwa hal tersebut dapat bermanfaat bagi penduduk Italia sendiri.
 
“Program ini jelas ingin mengingatkan para remaja pentingnya konsumsi budaya guna memperkaya wawasan diri sendiri sekaligus mengingatkan bahwa mereka juga bagian dari masyarakat,” ucap sekretaris parlemen, Tommaso Nannicini, yang dilansir www.independent.co.uk.
 
Bonus budaya ini bisa ‘diambil’ melalui sebuah aplikasi khusus dan dapat digunakan pada pembelian online maupun offline.
 
Langkah pemerintah Italia ini bisa menjadi contoh usaha pemerintah meningkatkan budaya membaca bangsanya. Italia sendiri berada di peringkat 25 World's Most Literate Nations dari Central Connecticut State University (2016). Meski sudah menjadi negara maju, pemerintah Italia tetap mendorong masyarakatnya agar mau membaca dengan membeli buku.
 
Keinginan membeli buku ini pula yang membuat Indonesia masih digolongkan rendah budaya bacanya. Pasalnya, menurut Ibnu Wahyudi, pengamat sastra dan pengajar penulisan kreatif dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, mengatakan, rendahnya minat baca masyarakat Indonesia dikarenakan juga sebagian besar masyarakat kita tidak menjadikan membeli buku sebagai prioritas belanja keluarga maupun pribadi. Ini dilihat dari rendahnya ‘daya’ beli buku ini juga terjadi di kota-kota besar, yang mayoritas masyarakatnya adalah kelas menengah. Tidak heran jika dengan Indonesia yang berada di posisi 60, kedua terbawah dari 61 negara yang diteliti!

(Baca juga: Peringkat Literasi Indonesia, Nomor Dua Dari Bawah)

Sekalipun pemerintah belum mendorong peningkatkan budaya membaca, kita bisa mencoba meningkatkan minat baca melalui cara-cara berikut:
 
1. Temukan sesuatu untuk dibaca. Tidak harus buku-buku tebal, cerita pendek, berita di koran, informasi dari media sosial, artikel di dunia maya bisa jadi bahan bacaan juga. Khusus media masa, jangan malas untuk membuka (klik) link yang diberikan, sehingga kemampuan membaca Anda meningkat.
 
2. Cari tempat yang nyaman. Ketika mau membaca, pergilah ke tempat yang menunrut Anda bisa membantu untuk berkonsentrasi. Contohnya saja tempat yang mungkin tidak akan diganggu teman-teman Anda atau cukup di rumah saat kondisi sedang tenang.
 
3. Jadwalkan waktu rutin membaca. Jika merasa tidak punya, jadwalkan ketika Anda merasa sedang tidak banyak ayang dilakukan, seperti ketika di transportasi umum. Dengan begitu, buku tidak hanya menghibur, tapi juga membantu membaca.
 
4. Baca sebanyak mungkin. Ketika sedang bosan di tengah kegiatan atau ingin break sejenak, coba alihkan perhatian dengan membaca. Begitu break selesai, Anda bisa kembali melakukan aktivitas yang sedang dikerjakan.
 
5. Buat target. Misal, sekali seminggu harus selesai satu buku atau beberapa artikel di media. Begitu target diraih, boleh saja Anda memberikan penghargaan pada diri sendiri untuk makin menyemangati meraih target selanjutnya. (f)
 
 


Topic

#bacabuku

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?