Trending Topic
4 Kemungkinan Penyebab Terdamparnya Paus Seperti yang Terjadi di Pantai Ujong Kareung, Aceh

19 Nov 2017

Seminggu lalu (Senin, 13/11) sebuah peristiwa alam sempat menjadi bahan pemberitaan di Indonesia, bahkan dunia, yaitu terdamparnya 10 ikan paus sperma di Pantai Ujong Kareung, Aceh Besar, Aceh. Ini adalah peristiwa yang perlu mendapat perhatian karena ikan paus semestinya tidak berada di perairan dangkal—paus biasanya hidup di lautan lepas dengan kedalaman lebih dari 1000 meter—dan kondisi terdampar membahayakan nyawa para ikan paus tersebut, apalagi paus sperma merupakan salah satu satwa langka di dunia.

Membantu paus-paus tadi kembali ke lautan bukan hal mudah karena berat satu ekor paus bisa mencapai kurang lebih 40 ton, dengan panjang 9 – 11 meter. Gaya gravitasi yang kuat karena kedalaman yang rendah membuat paus kesulitan berenang dengan berat mereka yang luar biasa. Tindakan seperti mendorong paus harus dilakukan hari-hati karena badannya bisa terluka oleh dasar pantai yang landai. Begitu juga mengikat tali pada ekornya dan menarik menggunakan kapal, harus dilakukan hati-hari karena, menurut komunitas Whale Stranding Indonesia, dapat melukai atau mematahkan persendian paus.

Setelah bekerja selama 24 jam untuk mencoba menggiring kembali para paus tersebut ke lautan, para penyelamat—yang terdiri dari petugas dari Departemen Kelautan dan Perikanan, tim SAR, kepolisian, TNI ALI, Pelindo, akademisi, aktivis lingkungan dan LSM, pihak swasta, Camat, masyarakat setempat, dan nelayan—berhasil “mengembalikan” enam ekor paus ke laut lepas. Sayang, empat ekor lainnya sudah mati sebelum sempat kembali ke laut.

Paus terdampar di pantai—atau dalam bahasa Inggris disebut “beach”—adalah peristiwa alam yang sudah beberapa kali terjadi. Dilansir dari Whalefacts.org, beach telah terjadi sejak tahun 300 SM. Namun, para ilmuwan memperhatikan pada masa sekarang, kejadian ini semakin sering terjadi. Whale Stranding Indonesia saja mencatat tahun 2017 ini terdapat 41 kasus paus terdampar di pantai-pantai nusantara sebelum peristiwa di Aceh tadi. Meski demikian, walau telah berlangsung berabad-abad, hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab hewan mamalia laut terbesar tersebut bisa terdampar.

Berikut beberapa kemungkinan penyebab terdamparnya paus, yang pernah diteliti oleh para ahli, dirangkum dari whalefacts.org, TheVerge.com, dan nytimes.com :

1. Sakit. Ikan paus yang sakit, tidak mampu berenang lebih jauh lagi, mengakibatkan mereka terbawa arus hingga ke pantai. Terdapat beberapa hal yang bisa jadi penyebab paus sakit:

- Cedera karena kena hantaman kapal atau mesin buatan manusia lain di laut. Di tambah lagi, saat ini, lalu lintas di laut semakin padat sehingga makin banyak paus yang “kecelakaan” dan menjadi disorientasi hingga terdampar di pantai.
- Polusi laut, berupa bahan kimia dari limbah industri yang sampai ke laut atau sampah-sampah buangan manusia.
- Pneumonia. Seperti manusia, paus yang bernafas dengan paru-paru juga berpotensi terkena pneumonia.
- Bencana alam.


2. Kesalahan navigasi renang paus, yang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

- Bunyi-bunyian yang dihasilkan manusia di laut—seperti dari penambangan lepas pantai, lalu lintas kapas laut—bisa menganggu sistem sonar (gelombang otak) paus untuk bernavigasi di laut, mengakibatkan paus kehilangan konsentrasi arah (dislokasi).
- Mengejar sumber makanan hingga ke wilayah yang tidak familiar dan berbahaya bagi para paus.


3. Perubahan cuaca dan kondisi lautan, yang salah satunya disebabkan pemanasan global
Perubahan pada pasang surut laut, gunung-gunung es yang mencair, dan perubahan sumber makanan memaksa paus untuk berenang keluar dari habitat aslinya, termasuk menuju ke laut dangkal.

4. Mengikuti kelompok. Paus adalah hewan yang sangat sosial dan biasa hidup berkelompok dengan ikatan yang kuat. Ketika ada satu atau dua paus yang terdampar, mereka akan mengirimkan sinyal yang akan “memanggil” teman-teman satu kelompok mereka untuk datang membantu. Sayangnya, kawanan yang hendak membantu tadi ternyata malah ikut terdampar.  Liz Slooten, profesor dari University of Otago, Selandia Baru, kepada The Verge.com, menyebutkan hal serupa, yaitu ketika ada seekor saja paus yang sakit, bahkan mati, kuatnya ikatan sosial membuat anggota kelompok lain tidak akan begitu saja meninggalkan paus yang sedang bermasalah tadi.

Para ilmuwan hingga saat ini masih mencari penyebab pasti paus bisa terdampar ke perairan dangkal, sehingga suatu saat nanti bisa dicegah terjadinya kembali peristiwa seperti di Aceh minggu lalu tersebut. Selain itu, pencegahan diperlukan karena paus telah diklasifikasikan sebagai hewan langka oleh International Union for the Conservation of Nature. Populasi paus saat ini berkurang hingga 60 persen di banding ratusan tahun lalu. Menurut Regina Asmutis-Silvia, Direktur Whale and Dolphine Conservation, Amerika Utara, dilansir dari nytimes.com, keberadaan paus sangat diperlukan bagi ekosistem dunia sebab kotoran mereka bisa menyuburkan fitoplankton, tanaman yang memproduksi setengah bagian oksigen di dunia.(f)


Baca juga:
Kematian Penyu Laut yang Menelan 915 Uang Logam di Thailand Jadi Peringatan untuk Bersikap Bijak Saat Berwisata
Heboh Kasus Beruang Kelaparan di Kebun Binatang Bandung Memicu Desakan Revisi UU Konservasi



Topic

#lingkungan, #ikanpaus

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?