Trending Topic
Kenali: Anda Korban atau Pelaku Bullying

23 Jul 2015


Menurut buku Panduan Melawan Bullying (Juni 2015) dari gerakan anti-bullying, Sudah Dong, bullying adalah segala bentuk penindasan/risak atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, yang tujuannya menyakiti dan dilakukan terus-menerus.
   
“Bully adalah tindakan mencemooh secara agresif yang bertujuan merendahkan martabat individu di hadapan sosial atau mempermalukan diri individu tersebut di hadapan orang lain,” jelas Monty Satyadarma, psikolog. Mempermalukan berarti menunjukkan ketidakmampuan atau ketidakberdayaan seseorang, guna melemahkan kedudukannya di lingkungan sosial.
    
Bullying biasanya dilakukan oleh orang-orang yang iri terhadap individu yang memiliki keunggulan tertentu. Tujuannya adalah agar individu itu tidak lagi unggul, tampak lemah, dan tidak berdaya. “Dan, mereka yang melakukan bullying merasa menjadi lebih hebat karena mampu membuat si korban lemah,” ungkap Monty lagi. Contohnya, anak pandai di sekolah sering menjadi korban bullying karena teman-temannya iri dengan prestasinya. Atau karyawan berprestasi sering di-bully teman-temannya yang iri akan prestasi dan penghargaan yang ia terima.
   
Karenanya, meski mirip, bully berbeda dengan ‘harassment’ atau pelecehan. Pelecehan lebih terarah pada mereka yang memang kedudukannya lemah untuk dijadikan korban perlakuan tak layak dari mereka yang lebih superior. “Jika pada bullying biasanya korban memiliki keunggulan yang dijadikan objek iri, pada pelecehan biasanya korban memang berada pada kondisi yang lebih inferior secara umum,” jelas Monty.
   
Ketika Anda di kantor atau anak Anda di sekolah biasa dipanggil dengan julukan atau ejekan tertentu, tanpa Anda sadari Anda telah di-bully, walau dalam skala kecil. Mungkin Anda merasa itu hanya gurauan, sudah terbiasa, atau bahkan malah merasa dianggap ada kedekatan secara emosional. Jika itu hanya gurauan, Anda harus yakin tidak menimbulkan perasaan tidak nyaman dan tertekan pada Anda.
    
Bully yang paling berat adalah perlakuan yang mengarah pada fisik maupun verbal yang akhirnya bisa menimbulkan bullycide. “Bullycide adalah cemooh agresif yang tidak mampu diatasi oleh korban sehingga menimbulkan kematian, baik akibat tindakan dari pelaku secara langsung maupun tindakan bunuh diri korban,” ungkap Monty prihatin.
   
Contoh memilukan terekam di Las Vegas, Amerika Serikat. Pada Maret 2015, Carla Jamerson (14) bunuh diri karena akun e-mail dan Facebook-nya diretas dan digunakan dengan isi yang memalukan dirinya. Yang lebih mengerikan lagi, Izabel Laxamana  (13) tiba-tiba melompat dari mobilnya dan meloncat dari jembatan ke jalan tol di bawahnya. Murid SMP di Tacoma, Washington, AS, itu merasa dipermalukan oleh ayahnya yang telah mengunggah video sang ayah sedang menghukum Izabel dengan memotong pendek rambutnya yang hitam panjang.
   
“Orang tua tanpa sadar kadang-kadang telah mem-bully anaknya,” ujar Diena Haryana, founder dan advisor Yayasan Sejiwa. “Karena itulah, kami berusaha terus-menerus mengadakan seminar-seminar parenting dan cara bergaul yang efektif di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga,” tambahnya. Yayasan Sejiwa adalah yayasan yang gencar memasyarakatkan gerakan anti-bullying. “Karena, anak yang mengalami tindakan bullying tak hanya merasakan akibatnya sekarang, tapi juga ketika sudah dewasa. Ia bisa menjadi pelaku bullying,” ungkap Diena.
   
Senada dengan Diena, Erlinda dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia mengatakan, “Dari berbagai kasus yang masuk ke KPAI, terdeteksi banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang bisa menjadi pelaku bullying.” Yaitu, kemampuan adaptasi yang buruk pada anak, kurangnya pengungkapan aktualisasi atau eksistensi diri, adanya jarak yang terlalu jauh antara kenyataan dan keinginan, adanya keinginan yang tidak terpuaskan, hubungan antarkeluarga yang kurang harmonis, dan biasanya pernah menjadi korban bullying sebelumnya. (f)



Topic

#mentalmerdeka

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?