Shopping List
Indahnya Pasar Indonesia

11 Apr 2014


Indahnya suasana pasar kita. Obrolan akrab dengan mbok-mbok pasar dan ‘special treatment’ berupa bahan istimewa yang telah disisihkan untuk Anda, seakan Anda satu-satunya pelanggan kesayangan.

Berbelanja di pasar tradisional memang sangat menyenangkan. Selain harga yang lebih murah, proses tawar-menawarnya juga seru!

Pasar turut menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong kuliner. Potret kehidupan yang jujur di dalamnya juga adalah sebuah seni, objek favorit mereka yang hobi fotografi.

Sekumpulan foto ini merekam seksinya suasana pasar di Indonesia. Beberapanya hasil jepretan pembaca femina. Dari Pasar Mayestik yang akrab di keseharian orang Jakarta, serunya berjualan di atas perahu, khas Pasar Terapung, hingga Pasar Jibama di Wamena.

Bagi yang telah lama tak terkena becek pasar, ‘lupa’ aroma ikan-ikan segar, serta rindu kehangatan sapa mbok-mbok di pasar, yuk, kita turun lagi ke pasar tradisional dan mengapresiasi sebuah budaya yang kini terimpit ekspansi retailer modern.

PASAR JIBAMA

Pasar induk di ketinggian yang menyuguhkan panorama Pegunungan Jayawijaya, Wamena. Lokasi yang terisolir, namun sesampainya kita di Kota Wamena, cukup 15 menitan dengan becak ke pasar.

Buah merah, kopi bereputasi global, ubi-ubi organik, udang selingkuh (yang sangat mahal), hingga babi yang berlari ke sana kemari memukau mata orang kota.

Sebuah pencapaian menangkap keindahan pasar yang masih alami ini. Ridwan Prasetyo, seorang bankir yang hobi fotografi, menjadikan bidikan langkanya ini sebagai foto-foto favorit.

“Tiada unsur kimia di dalam proses penanaman sayur-mayur di daerah ini. Keunikan lainnya, pasar di Wamena, dan mungkin di seluruh Papua, para pedagang menjual dagangannya dengan cara digelar di tanah/lantai, bukan di meja,” ujarnya.





PASAR MUARA KARANG


Pasar di kawasan padat masyarakat Tionghoa ini terletak tak jauh dari pelabuhan kapal ikan. Favorit bagi yang senang mencari hasil laut istimewa, seperti teripang, udang, hingga salmon.

Jangankan saat Imlek, di hari biasa saja, pasar ini sangat ramai. Penjaja makanan enak menjadi magnet di balik alasan ini. Sebut saja kopi di RM Kosasih, RM Sinar Pagi, kios Agogo, dan toko kue Dahlia yang menjual cake jadul.

“Ini pasar yang melukiskan kultur heterogen, berkat penjual dan pembeli dari ragam latar belakang. Ketika semua menemukan apa yang dicari, pasar ini menjadi pemersatu yang universal,” ungkap Jie W. Kusumo, tentang foto yang dibidiknya di tengah acara blusukan pasar komunitas Aku Cinta Masakan Indonesia ini.





PASAR BAWAH BUKITTINGGI


Tak hanya tempat berburu songket Minang, pasar ini adalah surga bahan masakan terbaik di kota Bukittinggi. Pusaka yang tetap ‘hidup’ berkat masyarakat yang tak bisa lepas dari masakan ibu.

Maharasa Indonesia menjadikan napak tilas ke berbagai pasar di pelosok sebagai landasan penyusunan menu fine dining rasa Indonesia. Salah satunya menampilkan bahan-bahan yang ditemukan di pasar ini.

Mei Batubara, awak Maharasa Indonesia, bertugas memotret penemuan bahan unik. “Gula merah yang sering digunakan dalam pembuatan kue dan aneka es khas Sumatra Barat dijual variatif di Pasar Bawah Bukittinggi. Mulai dari kualitas rendah yang dicampur dengan tebu sampai kualitas terbaik yang terbuat dari nira murni,” ucap istri dari chef Ragil Wibowo itu.





PASAR BATUSANGKAR


Ikan kering di Sumatra Barat berbeda dengan ikan kering/ikan asin pada umumnya, karena dibuat dari jenis ikan khas Sumbar, terutama ikan air tawar dari Danau Maninjau dan Danau Singkarak.

Termasuk juga balui (belut) kering dan dendeng seperti yang ditemui Daniel Kaurranny, sang pemilik foto saat berkunjung ke pasar di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, ini.

“Ikan kering dan belut ini sering kali disiram disiram sambalado mudo alias sambal cabai hijau dan dimakan bersama nasi seperti lauk pada umumnya,” ucapnya.
Ia juga mengagumi bagaimana peran pasar yang masih sangat besar bahkan di ibu kota Padang sekalipun. Tidak ada satu pun minimarket maupun hypermarket dari korporasi besar Jakarta di sini.

“Seluruh warga masih membanggakan pasar lokal untuk kebutuhan sehari-hari. Faktor yang membuat budaya kuliner Minang terus bertahan,” sambungnya.





PASAR MAYESTIK


Tiada pasar yang tidak ramai menjelang hari besar. Aktivitas berbelanja bahan dapur hingga isi meja tamu adalah agenda wajib, walau harganya akan naik selangit.

Untuk urusan ini, kalangan di Jakarta Selatan punya Pasar Mayestik yang superlengkap. Di sinilah tempat membeli daging segar dan perlengkapan antaran yang walau harganya tak seberapa murah, tetap jadi favorit karena lokasinya yang strategis. Foto ini merekam serunya suasana berbelanja kue kering di Pasar Mayestik menjelang Lebaran.

Kini Pasar Mayestik dilengkapi eskalator dan penyejuk udara. Wanita modern makin gemar menghabiskan waktunya di sini!





PASAR BAHARI TERNATE


Salah satu destinasi Indriyatno Banyumurti di Ternate berada di belakang Pasar Bahari ini, yakni deretan kedai yang menyediakan kuliner khas, seperti papeda dengan aneka lauknya.

“Yang menarik adalah banyak dari ibu pedagang ini yang wajahnya tampak putih. Ternyata, mereka menggunakan bedak tebal. Tak jarang bedak itu luntur, sehingga muka mereka tampak coreng-moreng. Tadinya saya pikir itu obat atau semacam sunblock tradisional,” cerita food blogger beken pemilik akun @banyumurti itu.

“Walau tak sempat berbelanja di pasar, saya menenteng pulang ragam kue dari sagu asli kota ini!” kenangnya.





PASAR TERAPUNG SUNGAI BARITO


Selain memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar, Pasar Apung di Banjarmasin Utara ini adalah target wisata di aliran sungai pembelah kota itu.
Terutama saat Festival Budaya Pasar Terapung acap tahunnya, puluhan jukung (bahasa Banjar untuk perahu) berisi bahan makanan, kue, hingga kopi tubruk menghiasi riak sungai bak ornamen alam.

Biasanya tak cuma Anda yang akan sibuk berbelanja. Kedekatan antar pedagang juga membuat satu dan lainnya asyik berbarter barang dagangan.
Jumlah jukung perlahan berkurang, digerus kepraktisan jual-beli menggunakan jalur darat. Adalah sebuah ‘panggilan’ bagi fotografer kuliner untuk mengabadikan keindahan tradisi ini sebelum punah.  





PASAR UBUD


Bagi Ridwan Prasetyo, penggemar street photography wajib ke sini ketika di Bali.
“Pedagang tidak pernah memaksa pengunjung. Karenanya, turis asing menikmati berbincang dan melakukan tawar-menawar dengan para pedagang,” ujarnya. Interaksi hangat yang tergambar di foto apiknya di bawah.

Pastry Chef Dapur Cokelat Adithya Pratama juga jatuh hati. “Mulailah dari bagian terluar pasar. Kita bisa menemukan berbagai jajanan. Ada bubur berkuah pedas, jaje kukus ketan hitam, olahan singkong, juga labu parang siram sirop gula jawa dan bertabur kelapa,” ujarnya.

Di pasar ini jugalah perjumpaan pertama Adithya dengan markisa terenak dari Bedugul. “Saya pun berkreasi dengan mencampurkannya ke dalam sorbet kecombrang. Segar!”





PASAR MODERN BSD


Pasar modern mengembalikan minat kalangan muda untuk turun ke pasar. Salah satu yang kesohor adalah Pasar Modern BSD, di Tangerang Selatan. Food blogger terpandang, Jeny Kwok, mengirimkan foto koleksinya ini.

“Kegemaran saya dalam ngubek-ngubek pasar pada awalnya bukan karena adanya kebutuhan untuk membeli bahan masakan, melainkan karena suka berburu jajanan yang tersedia di pasar,” bukanya.

Menurutnya, tiap pasar punya makanan khas sendiri. Misalnya jika di Pasar Kopro, Tanjung Duren, banyak terdapat makanan khas Bangka. Lain lagi Pasar Modern (Pasmo) BSD dengan serabi Solo, masakan Minang, sampai Manado.

Dari pasar pula dia belajar membedakan aneka bumbu masak. Terkadang di los yang menjual aneka bumbu halus, dia diajari cara masak masakan tertentu. Cita-citanya memang mengunjungi semua pasar yang ada di Indonesia! n




 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?