Sex & Relationship
Bercinta dengan Robot

4 Mar 2016


Dailymail.co.uk menyebutkan tentang robophilia, istilah yang mendefinisikan ketertarikan pada robot. Dijelaskan pula bahwa konsep tersebut tampaknya sangat aneh bagi kita pada saat ini, namun akan menjadi hal yang biasa pada masa depan seiring dengan penetrasi teknologi yang luar biasa hebat.

Sexbot atau sex robot bernama Roxxxy ini (bukan Roxy) tidak seperti boneka seks yang tercipta beberapa tahun sebelumnya, yang memang seperti boneka. Dengan teknologi mutakhir, robot seks sangat serupa dengan manusia. Ia bisa bicara, kulitnya hangat, bisa belajar, dan bisa mencapai orgasme! Kabarnya, ia juga bisa merasa happy, lelah, dan enggak mood, persis seperti kita, karena ada sensor canggih tertanam di dalam tubuhnya.

Dipasarkan dengan harga tinggi, mendekati angka 1.000 dolar AS (versi pertamanya mencapai 7.000 dolar), robot ini telah dipesan oleh 4.000 pria, bahkan sebelum dirilis (dan yang bertanya tentang Roxxxy mencapai 20.000 orang). Beberapa tujuannya adalah menyalurkan hasrat seks tanpa rasa takut menerima penolakan.

Menurut dr. Kathleen Richardson, ahli etika robot dari De Montfort University di Leicester, Inggris, teknologi tersebut tidak diperlukan dan tidak diinginkan. Robot tersebut bisa mengancam hubungan antarmanusia dan kurangnya kontak antarmanusia mengarah pada depresi dan rasa terisolasi.

Namun, chief executive perusahaan produsen, Doughlas Hines, percaya bahwa kebutuhan akan produk semacam itu memang ada. Tujuannya bukan untuk menggantikan posisi pasangan. “Robot ini merupakan solusi bagi orang yang berganti-ganti pasangan atau yang kehilangan pasangan,” katanya.

Kata pakar:
Robot seks telah dipasarkan di beberapa negara. Meski diciptakan sangat mirip dengan manusia,   robot tentu saja tidak dapat menggantikan manusia secara total. Karena, robot tidak mempunyai perasaan seperti manusia. Padahal, keterlibatan perasaan sangat menentukan kualitas hubungan seksual.

Tetapi, tetap saja robot seks diperlukan oleh orang-orang tertentu, saat pasangan seksual sedang tidak berada di sisinya. Salah satu yang mungkin menjadi pertimbangan adalah robot seks bebas dari penyakit menular seksual, sehingga penggunanya pun bebas dari risiko tertular. (f)

Konsultan: Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd, androlog dan seksolog.
 


 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?