Sex & Relationship
7 Tanda Wanita Mengalami Menopause Dini

20 Feb 2017


Foto: Fotosearch

Istilah hot flushes (rasa panas pada tubuh) merupakan salah satu gejala menopause. Kok, membicarakan menopause yang dialami oleh perempuan berusia di atas 50 tahun? Jangan salah, berdasarkan survei di India, 3,1% perempuan berusia 30-34 tahun sudah ada yang mengalami menopause dini! Bersama dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K), yuk, kenali penyebabnya agar kita bisa menundanya.
 
Semakin cepat
Menopause merupakan keadaan henti haid yang terjadi minimal 12 bulan berturut-turut. Biasanya, menopause dialami oleh wanita yang berusia antara 48-50 tahun. Namun, ada pula yang sudah mengalaminya meski usianya belum sampai 40 tahun. Inilah yang dikenal sebagai menopause dini.

“Menopause adalah peristiwa alami yang tidak bisa ditolak. Suntik hormon, tuh, hanya menipu diri sendiri. Pasalnya, begitu selesai disuntik, haid pun akan kembali berhenti,” ujar dr. Caroline.

Mengapa semakin banyak kasus menopause dini? Ternyata, nih, gaya hidup nggak sehat ikut berperan di dalamnya. Kita yang hobi mengonsumsi junk food, sering terpapar radikal bebas dan polusi lingkungan, perokok berat, atau menjalani diet ketat sebaiknya segera berubah. Tahu sendiri, kan, kebiasaan nggak sehat memicu ketidakseimbangan hormon?

Selain itu, pasien yang menjalani kemoterapi atau radiasi juga berisiko mengalami menopause dini. Apalagi obat-obat yang digunakan bersifat ‘racun’ bagi sel-sel pada indung telur. Pasien yang memiliki keluhan kista, miom, dan tumor juga perlu waspada, apalagi bila mereka sampai harus menjalani pengangkatan indung telur.

Faktor genetik juga bisa menjadi pemicu, misalnya kelainan genetik atau kromosom tertentu yang memang bawaan sejak lahir. Namun, kasus semacam ini bisa dibilang sangat jarang terjadi.
 
Rugi, ah!      
Salah banget kalau berpikir bahwa kerugian menopause dini hanya sebatas sulit mendapatkan keturunan—meski masih bisa ditolong lewat program bayi tabung. Soalnya jika didiagnosis menopause dini, kita juga berisiko terkena osteoporosis, jantung korener, maupun kanker payudara, serta mengalami bad mood, kekeringan pada kulit dan vagina, hingga cepat pikun. Ketiadaan hormon estrogen jadi alasan utama yang membuat kita rentan terserang penyakit-penyakit tersebut. Dr. Caroline bilang agar perempuan lebih peduli terhadap periode menstruasi setiap bulannya.

“Kalau lebih dari tiga bulan tidak menstruasi, segera periksakan diri. Cara paling akurat adalah mengecek hormon melalui darah. Di beberapa kasus, usia bisa menipu. Usia masih muda, tapi hormon estrogen berkurang.”
 
Nah, bagi kita yang sudah aktif secara seksual, dr. Caroline juga menganjurkan untuk melakukan screening miom dan kista melalui USG Transvaginal.

“Ketika terlambat dideteksi, tumor rahim akan semakin membesar sehingga menyebabkan indung telur terpaksa diangkat. Ini akan semakin memperbesar risiko mengalami menopause dini.” jelas dr. Caroline.
 
Bisa dikenali
Di samping sudah tidak menstruasi dalam jangka waktu lama, menopause dini juga memiliki tujuh gejala berikut:

1/ Tubuh menghangat
Perhatikan, deh, ketika tubuh tiba-tiba terasa hangat atau panas, padahal sebelumnya suhu tubuh normal. Bisa jadi ini dikarenakan kita mengalami kekurangan estrogen.
 
2/ Berkeringat di malam hari
Merasa kegerahan ketika sedang tidur merupakan hal biasa, tapi ketika kita selalu berkeringat di malam hari, nih, ada kemungkinan mengalami kondisi hyperdrosis nokturnal yang merupakan salah satu tanda-tanda terjadinya menopause dini.
 
3/ Vagina kering
Ketika mulai menopause, produksi hormon estrogen akan berkurang sehingga menimbulkan kekeringan pada kulit dan vagina. Vagina kering akan menyebabkan rasa gatal dan tidak nyaman saat berhubungan seks. Bahkan, kita jadi lebih berisiko terjangkit infeksi.
 
4/ Mood naik-turun
Ketika PMS, mood akan cenderung berubah-ubah. Kondisi emosional ini semakin memuncak, tuh, menjelang menopause dini. Kita mungkin akan diliputi perasaan senang, tapi sedetik kemudian bisa langsung sedih.
 
5/ Sangat kelelahan
Selain perubahan emosional, kondisi fisik juga berpengaruh. Kita jadi lebih cepat lelah dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Nggak heran, deh, kualitas hubungan dengan pasangan, produktivitas kerja, dan kualitas hidup ikut menurun.
 
6/ Kerontokan rambut
Kekurangan hormon estrogen bisa menyebabkan penipisan rambut secara bertahap. Nggak hanya rambut, pubis juga ikut rontok secara bertahap.
 
7/ Tubuh semakin melar
Menjelang menopause, lemak di sekitar perut dan pinggang akan menumpuk gara-gara laju metabolisme semakin melambat. (f)


Baca juga:
Bercinta Saat Menstruasi? Yay or Nay? 
3 Alasan Pentingnya Honeymoon Kedua dengan Pasangan 
Pemakaian Kondom Vs Kualitas Orgasme Wanita 


Topic

#menstruasi

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?