Oke... kita akhirnya keluar dari hubungan yang menurut kita nggak sehat dan tanpa solusi. Di satu sisi lega sementara di sisi lain kita mempertanyakan kemampuan diri untuk bertahan dengan status single. Kabar baiknya, nih, menurut sosiolog Eric Klinenber sekaligus pengarang buku Going Solo: The Extraordinary Rise and Surprising Appeal of Living Alone, 277 orang di dunia hidup sendirian. Kita tidak benar-benar sendirian, tapi setidaknya kita harus melalui tiga fase berikut ini:

1/ Pandangan mengasihani dan usaha menenangkan dari lingkungan terdekat
Yap, putus hubungan dan kembali menjadi single membuat orang-orang di sekeliling kita merasa kasihan pada ketidakberuntungan kita dalam menjalin hubungan. Mereka akan berusaha menghibur dengan kata-kata klise, "Tenang saja masih banyak pria lain" atau "Waktu akan menyembuhkan hati kamu". Arrghhhh...

2/ Kebebasan yang nggak sepenuhnya kita nikmati
Kita memang bakal senang bisa meluangkan lebih banyak waktu dengan sahabat-sahabat wanita, mulai dari nyalon bareng sampai bergosip via chat messenger hingga subuh. Namun, ada masanya kita akan teringat lagi pada mantan yang perhatian menanyakan keadaan kita saat tidak sedang bersamanya. Jika kita memang menjalani hari yang menyenangkan tentunya tidak ada pasangan untuk mendengarkan cerita seru kita, hiks!

3/ Meyakinkan diri sendiri 'saya baik-baik saja'
Ini butuh usaha keras dan waktu. Bulan-bulan pertama setelah putus akun media sosial kita akan dipenuhi foto-foto diri kita yang sedang bersenang-senang dengan sahabat dan keluarga untuk memperlihatkan kepada semua orang--termasuk mantan--kalau kita baik-baik saja. Kita juga akan berulang kali mencoba berkenalan dengan pria baru sebagai self-reminder bahwa kita masih menarik. Namun, pada akhirnya kita memang sebenarnya baik-baik saja. Selamat datang kehidupan single ;)

You're single and ready to mingle! (f)

Baca juga:
4 Cara Survive Pasca-Putus Hubungan
6 Alasan Jomblo Lebih Bahagia
7 Alasan Lebih Baik Jadi Wanita Single

---

Topic

#single

---