Seni Pertunjukan
Opera Ainun Memberdayakan Warga Binaan Lapas

24 Aug 2018


Foto: RFF


Opera Ainun yang akan digelar 15-16 September 2018 mendatang di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), akan menyiapkan banyak kejutan. Salah satunya, kolaborasi dengan Second Change Foundation yang mendampingi para warga binaan permasyarakatan untuk menjadi mandiri.

Kolaborasi ini akan menggandeng para warga binaan untuk berpartisipasi sebagai ansambel dalam pementasan yang diproduksi oleh Lima Dimensi Production. Tak hanya itu, Opera Ainun akan menggunakan beberapa karya warga binaan sebagai cindera mata.

“Ibu Ainun merupakan sosok yang peduli dengan generasi muda bangsa. Semasa hidupnya beliau aktif di Yayasan Orbit dan turun langsung memeberi perhatian kepada anak-anak korban narkoba,” cetus Ami Indriyanto selaku Produser dan Promotor dari Lima Dimensi Production.

“Kiprah beliau menjadi inspirasi kita untuk memberikan kesempatan kepada warga binaan permasyarakatan. Spirit Opera Ainun ini adalah pemberdayaan dari seni budaya dan industri kreatif,” lanjutnya.

Hasil pendataan tahun 2015 menyebutkan ada 17 ribu lebih warga binaan di lembaga permasyarakatan di seluruh Indonesia. Dengan jumlah SDM sebesar itu, maka warga binaan memiliki potensi mandiri yang besar di berbagai sektor, terutama sektor industri kreatif.

“Saya sangat mendukung sekali dengan kegiatan kesenian seperti ini, karena kesenian dapat mengembangkan minat dan bakat para warga binaan, sekaligus menjadi terapi penyembuhan psikis,” ujar Sri Utami, Direktur Jenderal Permasyarakatan.

Selama ini, warga binaan memang sulit lepas dari stigma negatif yang melekat di benak masyarakat. Untuk Itu, yayasan Second Change Foundation berupaya mengembalikan kepercayaan diri dan kemandirian mereka dengan serangkaian pendampingan pelatihan dan kegiatan-kegiatan positif seperti salah satunya kegiatan kesenian.

Sebelum diikutsertakan di Opera Ainun, warga binaan sudah pernah menghentak panggung di bulan April lalu. Sebanyak 450 lebih warga binaan dari seluruh Indonesia menggelar pentas kolosal selama 3 hari berturut-turut dalam acara Indonesian Prison Art Festival di TIM. Acara ini bahkan pecahkan rekor MURI sebagai festival narapidana pertama di dunia dan sebagai acara seni dengan peserta narapidana terbanyak.
 


Foto: Dok. Taman Ismail Marzuki.com/ Six Stories Production/ Eriekn Juragan
 
Proses seleksi pemain untuk Opera Ainun dilakukan sangat ketat, hingga akhirnya terpilih 9 wanita dan 10 pria dari beberapa Lembaga Permasyarakatan; yaitu Lapas Perempuan Tangerang, Lapas Anak Wanita Tangerang, Lapas Kelas 1 Cipinang, Lapas Khusus Narkoba Cipinang, dan Lapas Perempuan Jakarta.

Salah satu syarat mutlak yang dicari adalah kemampuan menyanyi, karena seluruh adegan dalam pementasan akan dinyanyikan.

“Ternyata bakat mereka oke-oke semua dan bahkan peralatan studio musik di LP Cipinang sudah sangat lengkap,” tutur Purwa Caraka yang turut serta dalam proses audisi. “Saya percaya banget, mereka pasti akan berubah setelah kita sertakan, dan kita bisa sosialisasikan mereka juga untuk menghapus stigma,” imbuhnya.

Penasaran ingin menyaksikannya? Ada dua kali pertunjukkan setiap hari, yaitu jam 14:00-17:00 dan jam 20:00-23:00 WIB. Tiket sudah bisa dipesan lewat www.rajakarcis.com. (f)

Baca Juga:
Sentuhan Indonesia Dalam Musik Gubahan Purwa Caraka Untuk Opera Ainun

Kolaborasi Purwa Caraka dan Putrinya, Andrea Miranda Dalam Opera Ainun


Ari Tulang Sempat Kesulitan Mencari Pemeran untuk Opera Ainun


 


Topic

#operaainun, #senipertunjukan

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?