Reviews
Film Interchange: Memecahkan Misteri Pembunuhan Melalui Fotografi

6 Mar 2017


Foto: Inez, Dok. Apparat & Cinesurya Pictures
 
Adam (Iedil Putra) ingin berhenti bekerja sebagai fotografer forensik. Ia dihantui oleh kasus pembunuhan misterius yang aneh di Kuala Lumpur. Korban pembunuhan ditemukan dengan darah yang terisap habis. Jejak yang tertinggal hanyalah bulu-bulu burung Borneo yang telah punah. Adam pun menyibukkan diri dengan hobi baru: memotret para tetangga dari kamar apartemennya, salah satunya gadis misterius bernama Iva (Prisia Nasution).
 
Selang lima bulan, pembunuhan dengan modus operasi yang sama terulang lagi. Detektif kepolisian Metropolis bernama Man (Shaheizy Sam) menemukan plat kaca sebagai barang bukti. Menurut Adam, plat kaca bergambar itu adalah negatif foto dari awal tahun 1900-an. Adam setengah hati membantu Man dengan menginvestigasi sebuah toko barang antik.
 
Alangkah terkejutnya Adam ketika ia menemukan foto Iva di dalam buku kuno. Buku itu ditulis seorang penjelajah Kalimantan Tengah pada tahun 1915 yang menceritakan suku di Kalimantan. Suku itu percaya bahwa kamera dapat menangkap dan memenjarakan jiwa mereka. Mungkinkah Iva salah satu keturunan dari suku yang telah punah itu? Belum lagi, plat kaca itu menyimpan foto para korban pembunuhan yang mereka selidiki.
 
Sementara Adam mencari kebenaran dari Iva, Man mengincar Belian (Nicholas Saputra), laki-laki bertudung yang mengintervensi penyelidikannya. Belian yang buruk rupa memiliki jemari seperti cakar burung. Begitu Adam dan Man masuk ke dunia supernatural itu, semakin sulit bagi mereka untuk menemukan pelaku yang sebenarnya.

Baca juga:
Suka Drama Cinta Berlatar Perang? Tonton 5 Film Ini
Film Bukaan 8, Denyut Kehidupan Menjelang Sebuah Kelahiran
Film Split, Teror dari Tokoh Berkepribadian Ganda

Film supernatural crime ini mengangkat sisi fantasi, mistis, hingga budaya asli Kalimantan dalam setting kota yang modern. Anda akan merasakan tensi dalam tiap pergelutan Adam dan rasa penasaran terhadap karakter misterius Iva. Adegan perkelahian antara Man dan Belian di tengah hujan pun cukup menegangkan.
 
Interchange merupakan film hasil kerja sama rumah produksi asal Malaysia dan Indonesia, Apparat dan Cinesurya Pictures. Sang sutradara, Dain Iskandar Said, mengaku tergugah dengan sejarah dan mitos tradisional Asia. Bibit ide film itu terbilang unik, yakni ketika Dain menemukan foto dari tahun 1915 yang menggambarkan bagaimana wanita dari suku tertentu membersihkan diri dari efek jahat setelah difoto.
 
Melalui kerja sama Malaysia-Indonesia itu, Dain berharap akan semakin banyak peluang bagi negara-negara Asia untuk berkolaborasi. Menurutnya, potensi itu berasal dari shared culture dan shared history. Sebelum rilis di Indonesia pada awal Maret, Interchange telah tayang di sejumlah festival film internasional, seperti Toronto International Film Festival dan Locarno Film Festival. (f)
 


Topic

#ResensiFilm, #FilmIndonesia, #NicholasSaputra

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?