Reviews
4 Film Terbaik di Good Pitch South East Asia 2017

10 Aug 2017


Foto: Dok. Good Pitch SEA

Inilah keempat film terbaik di Good Pitch2 South East Asia, yang disaring dari 80-an film dokumenter dari seluruh negara di Asia Tenggara.

Song For My Children (Indonesia)
Karya sineas Indonesia Shalahuddin Siregar dan produser Ingrid Irawati Atmosukarto ini mengisahkan paduan suara beranggotakan wanita lansia penyintas peristiwa pembantaian pada tahun 1965/1966. Saat itu, banyak orang langsung dinyatakan bersalah tanpa peradilan, dituduh tergabung dalam Partai Komunis Indonesia (PKI). Mereka dipenjara, disiksa, diperkosa, dan banyak yang dibunuh. Kisah kelam ini puluhan tahun terkubur. Para penyintas ini berupaya menghapus trauma mereka lewat bernyanyi yang mereka tulis liriknya saat mendekam di tahanan. Pada akhirnya mereka bisa ‘bersuara’ lewat lagu, setelah dibungkam paksa oleh pemerintah Orde Baru selama lebih dari 50 tahun.

iNTuition (Singapura)
Sutradara Shuling Yong dan produser Lisa Teh menyoroti sistem pendidikan di Singapura. Siswa di Singapura banyak yang tertekan dan stres, terutama bagi mereka yang gagal mencapai standar nilai tinggi dalam ujian akhir di akhir pendidikan sekolah dasar. Mereka yang memiliki nilai 10% terendah ditempatkan pada jalur Normal Technical, dan sedihnya dilabeli 'tidak bisa diajari'. Meixi, seorang guru, membawa konsep belajar baru tutoriá (tutorial relationships) dari Meksiko ke ruang kelas. Konsep belajar ini bisa membantu anak mendapatkan kepercayaan dirinya lagi dalam belajar.

Audio Perpetua (Filipina)
Kisah para tunanetra dalam mempelajari suara untuk membantu pengetikan, diangkat oleh sutradara Ivy Universe Baldoza dan produser Melanie Entuna dari Filipina. Film ini mengedukasi bagaimana kelas pelatihan dengan metode pengajaran ATRIEV (adaptive technology for rehabilitation integration and empowerment of the visually impaired) bisa menciptakan kesempatan bagi tunanetra untuk maju secara sosial dan ekonomi.

Sunday Beauty Queen (Filipina)
Di balik gemerlapnya Kota Hong Kong, ada sisi suram tentang kerasnya hidup yang harus dijalani pekerja domestik asal Filipina. Mulai dari majikan yang memperlakukan mereka seperti budak, menjalani tugas membahayakan jiwa, hingga kesepian karena terpisah dari keluarga. Sutradara Baby Ruth Villarama dan produser Chuck Gutierrez mengikuti kehidupan para pekerja domestik asal Filipina yang mengisi waktu libur mereka dengan menyelenggarakan kontes kecantikan. Film ini juga bertujuan dibentuknya kebijakan pemerintah baru yang bisa lebih melindungi mereka dari eksploitasi dan memperbaiki taraf kesejahteraan mereka. Sunday Beauty Queen adalah kisah pencarian pekerja domestik akan kebebasan dan pemberdayaan. (f)

Baca juga:
10 Film Dokumenter yang Menggemparkan Dunia
Jalan Berliku Film Dokumenter
Film for Change
Nova Eliza Garap Film Dokumenter untuk Pejuang Aceh


Topic

#filmdokumenter

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?